|

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh,

Saya ingin mengungkapkan rasa syukur ke hadirat Allah SWT, dan mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, atas segala saran, sambutan dan komentar atas blog yang baru saya ciptakan ini. Saya menyimak dengan sungguh-sungguh semua masukan yang telah diberikan. Saya menganggap semua itu sangat berharga bagi saya, sebagai seorang pemula di dunia blog.

Saya telah bertemu secara langsung dengan rekan-rekan, Jay, Priyadi, Vavai dan beberapa yang lain. Kami berbincang-bincang lebih satu jam. sambil minum dan makan malam di Billiton Bistro, Plaza Senayan, Jakarta, hari Rabu malam tanggal 7 November yang lalu. Pertemuan itu saya rasakan sungguh sangat berharga. Saya bukan saja dapat berkenalan secara langsung dengan mereka yang telah relatif lama berkecimpung di dunia perblogan, tetapi juga dapat menimba ilmu dengan mereka. Dengan pertemuan itu, maka segala keraguan, spekulasi dan syak-wasangka yang semula ada atas diri saya, dapat diakhiri. Kalau menggunakan istilah agama, rekan-rekan itu bukan saja “ainul yaqin” (percaya karena menyaksikan dengan mata kepala), tetapi juga menjadi “haqqul yaqin” (sungguh-sungguh percaya di alam pikiran dan hati). Atas kebaikan dan saran mereka, serta rekan-rekan yang lain, akhirnya saya membuat blog saya sendiri, sebagai wahana bertukar pikiran.

Vavai bahkan telah berbaik hati membantu saya membuat blog yang baru, dengan disain dan penampilan, yang Insya Allah, akan lebih baik daripada blog saya yang ada sekarang ini. Dengan blog yang baru itu nantinya, rekan-rekan yang ingin menyampaikan komentar, akan lebih mudah melakukannya. Saya ingin membuka ruang yang selebar-lebarnya pada blog saya ini, sehingga mereka yang bukan “blogger” juga dapat mengakses dan menyampaikan komentar mereka. Saya ingin belajar, mendengar dan memperhatikan pandangan dari semua orang, tanpa mempersoalkan siapa orang itu. Mungkin pandangan kita berbeda, bahkan bertentangan satu sama lain. Tetapi tidak mengapa. Saya percaya bahwa hikmah dan kebijaksanaan, akan kita peroleh di tengah benturan pendapat yang berbeda-beda. Meskipun demikian, dalam rangka pembelajaran bagi kita semua, alangkah baiknya jika suatu pendapat yang kita kemukakan, didasari oleh argumentasi-argumentasi sebagai pendukungnya. Pandangan yang sinis — mohon maaf saya menggunakan istilah ini — tetapi tanpa argumen, walaupun tetap harus kita hormati, namun kurang bermakna bagi kita yang dahaga akan pengetahuan, hikmat dan kebijaksanaan.

Seperti telah saya ungkapkan dalam Kata Pengantar, saya hanyalah seorang hamba Allah yang dhaif. Pengetahuan saya sangatlah terbatas. Karena itu, saya berlindung kepada Allah SWT, agar saya dijauhkan dari sikap “ngotot” dan ingin benar sendiri. Saya selalu mengemukakan pendapat dengan dilandasi oleh suatu argumen. Kalau ternyata, dalam suatu pertukar-pikiran, saya menemukan pendapat orang lain yang didukung oleh argumen yang lebih kokoh dibandingkan dengan argumen yang saya miliki, maka saya dengan tulus dan ikhlas akan meninggalkan pendapat saya, dan mengikuti pendapat orang lain itu. Saya selalu memohon kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, semoga saya dijauhkan dari segala sikap takabur, riya dan sombong. Semoga pula Dia senantiasa menyirami batin dan pikiran saya, dengan sikap tawaddhu’ dan rendah hati.

Sebelum mengakhiri ungkapan terima kasih ini, saya ingin mengajak rekan-rekan semua untuk tetap menggunakan bahasa yang baik, sopan dan saling menghormati, walaupun mungkin kita berbeda dalam mengemukakan pendapat. Saya banyak menimba ilmu dalam berpolemik dengan beberapa tokoh, antara lain Mohammad Natsir, Mohamad Roem, Sjafruddin Prawiranegara, Buya Hamka dan Sutan Takdir Alisjahbana. Semua beliau itu, yang kini semuanya telah wafat, adalah guru saya dan membimbing saya secara langsung. Saya juga belajar kepada Syed Muhammad Naqieb al-Attas, seorang filsuf dan cendekiawan Malaysia. Saya pernah berpolemik dengan Nurcholish Madjid, Affan Ghaffar, Fachry Ali dan berkali-kali terlibat perdebatan lisan dengan beberapa tokoh di dalam maupun di luar negeri. Saya menelaah dengan tekun Polemik Kebudayaan tahun 1930-an antara Sutan Takdir Alisjahbana dengan Armijn Pane. Saya telaah juga polemeik Soekarno dengan Mohammad Natsir tentang agama dan negara menjelang kita merdeka. Saya baca juga perdebatan antara Sutan Sjahrir, Sjafruddin Prawiranegara dan sejumlah tokoh lain di era tahun 1950-an.

Perdebatan-perdebatan klasik dalam filsafat dan ilmu kalam juga saya telaah dengan seksama. Saya mempelajari dengan tekun balas pendapat antara Al-Ghazali dengan Ibnu Rusjd, antara Ibnu Taymiyyah dengan banyak pemikir, dan seterusnya. Bahkan, saya juga menelaah dengan tekun perdebatan yang cukup keras tentang “dasar negara” di Majelis Konstituante RI antara tokoh-tokoh Masyumi, PNI, PKI, PSI dan tokoh-tokoh lainnya. Semua polemik dan perdebatan itu, pada umumnya dilakukan dengan sportif, argumentatif, menggunakan bahasa yang baik, dan tidak pernah menyerang pribadi seseorang, yang tidak ada relevansinya dengan topik perdebatan.

Akhirnya, saya mohon maaf tentang penggunaan bahasa. Beberapa rekan mengkritik saya karena bahasa saya sangat dipengaruhi oleh Bahasa Melayu klasik. Saya mohon maaf atas semua itu. Namun anehnya, beberapa tahun yang lalu, saya dan Susilo Bambang Yudhoyono, pernah diberi penghargaan oleh Pusat Bahasa, sebagai penguna Bahasa Indonesia yang baik. Saya sendiri sebenarnya heran dengan penghargaan itu. Di atas semua itu, sejujurnya saya katakan, bahwa saya mengikuti nasehat Raja Ali Haji bin Raja Ahmad, seorang pujangga Melayu keturunan Bugis yang hidup di abad 19. Beliau pernah berkata bahwa bahasa itu menunjukkan bangsa. Bahasa yang baik, menunjukkan bangsa yang baik. Bahasa yang buruk, menunjukkan bangsa yang buruk pula.

Wallahu’alam bissawwab.

Cetak artikel Cetak artikel

Short URL: https://yusril.ihzamahendra.com/?p=20

Posted by on Nov 8 2007. Filed under Prolog. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

159 Comments for “UCAPAN TERIMA KASIH”

  1. Saya senang bapak buat Blog. Sedikitnya, para netter bisa lebih mengenal para politisi/pejabat/tokoh, sebagai manusia biasa.

    pak yusril, boleh sedikit sumbang saran?

    Agar memudahkan membaca tulisan bapak, lebih baik masing2 alinea diberi jarak. Tulisan yang panjang tanpa jarak alinea, agak memusingkan mata.

    Ada orang bilang, blogger itu narsis. Tapi apa salahnya mengemukakan buah pikiran kita dalam tulisan? Siapa tahu berguna bagi orang lain, ya ndak?

    Ada juga sih, kawan saya yang bilang, kalo pak yusril bikin blog, pasti seperti bikin skripsi….hehehe…
    Gapapa…skripsi kan terstruktur,…dan itu kan gaya seseorang.

    Selamat….

  2. Mantab pak!
    Apalagi bapak sudah bertemu dengan beberapa blogger yg memberi bapak masukan.
    Ditunggu tulisan-tulisannya.

  3. Halo Pak Yusril, senang sekali akhirnya Bapak punya blog. Saya juga kenal ‘blog’ dari Priyadi dan Enda secara tidak sengaja.

    Saya kebetulan baca komen-komen baca di-blognya Jay. Ternyata banyak info mengenai pikiran dan pendapat Bapak yang selama ini tidak diketahui oleh publik.

    Saya setuju dengan pendapat Bapak bahwa media massa [Indonesia] seringkali tidak fair dalam menjalankan tugas jurnalistiknya, masing-masing media ternyata memang memiliki ‘kepentingan-kepentingan’ tertentu.

    Saya menyadari hal ini setelah beberapa waktu lalu secara tidak sengaja melakukan pengecekan atas kebenaran informasi yang dimuat oleh media tentang sebuah kasus yang telah sering menjadi headline sejak tahun 2006.

    Benar saja setelah melakukan pengecekan langsung ditempat kejadian (selama kurang lebih 6 bulan) saya menemukan fakta bahwa apa yang terjadi sebenarnya berbeda jauh dengan apa yang telah disampaikan oleh media.

    Dalam kasus ini media telah benar-benar efektif membentuk opini masyarakat sesuai kehendak mereka. Sebelumnya, saya pun termasuk yang percaya dengan apa yang dikatakan oleh media.

    Sejak itulah saya tidak lagi percaya 100% pada media, sebanyak apapun media yang saya baca. :-)

    Untunglah ada blog dan Internet, sehingga selalu ada alternatif sisi pandang ‘pemberitaan’ yang lain.

    Saya berharap dan mendukung Bapak untuk terus menulis di Blog ini. Apalagi, seperti yang Bapak katakan, sudah beberapa kali jadi ‘korban’ pemberitaan media yang tidak fair.

    Terus terang, berita-berita mengenai Bapak oleh media telah membentuk image yang sangat kuat di masyarakat mengenai Bapak (saya termasuk, :)). Dan sudah pasti itu tidak sesuai dengan apa sebenarnya Bapak!

    Menurut saya, apa yang Bapak sampaikan di blognya Jay banyak mengubah pandangan mengenai Bapak (setidak-tidaknya pada para pembaca blog tersebut, saya diantaranya).

    Salam.

  4. Assalamualaikum Wr.Wb
    Salam kenal Pak, saya senang tiada terkira ketika Pak yusril “ngeblog”. Selama ini saya terkesan dengan cara Bapak berpolemik atau berdebat baik di Media televisi maupun di media cetak bahkan di buku-buku. Jarang sekali tokoh-tokoh sekaliber Bapak yang kalau berdebat menggunakan alur logika yang runtut dan dapat di cerna oleh masyarakat pada umumnya. Sekedar usulan, bagaimana kalau kapan-kapan Bapak menulis buku khusus tentang etika dan tatacara berdebat yang baik dan benar?!

  5. Senang mendengarnya bahwa tokoh politik sekaliber Pak Yusril bikin blog, sebelumnya ada Gus Dur dan Wimar (dan lain2 yang ga saya ketahui),kami tunggu buah pikiran Pak Yusril di dunia blogger.

  6. pak, boleh bagi2 cerita soal kasus AFIS? hari ini kayaknya pemilik perusahaannya divonis 4 tahun. Kalo bisa sih, jadi satu topik di blog. Maaf kalo masalahnya sensitif ya….

    Cuma, bolehkah saya tahu dari pihak bapak sendiri? selama ini publik hanya tahu lewat media. Tapi media sering mlintir berita untuk kepentingan oplah atau pihak tertentu.

  7. Sejak awal mengikuti posting comment Bapak di blog-nya Jay, saya yakin bahwa yang posting memang benar-benar Pak Yusril.

    Saya ikuti terus perkembangan di blog Priyadi dan Vavai yang cukup seru.

    Terima kasih ya Pak, telah bersedia berbagi melalui blog. Kami tunggu tulisan-tulisan Bapak berikutnya. Semoga menjadi pencerahan bagi kita semua.

  8. Pak Yusril itu jago silat. Silat lidah… Hehe, kalo udah di tv saya selalu terkagum-kagum dengan komentar-komentar beliau. “Assiiik…. Kere….en. Ih, gilla…. Ampun..” itu bisikan-bisikan saya pas mendengarkan komentar Pak Yusril.

    Semoga aja dengan ada blog nantinya bisa counter yang negatif-negatif dari media. Mumpung ngeblog gak dilarang. Bicara aja apa adanya.

    Blog juga kalau menurut saya bisa mendekatkan antara suatu figur dengan penggemarnya. Contohnya blognya http://www.radityadika.com, seoarang penulis yang sekarang begitu dekat dan akrab dengan penggemarnya. Blog itu seperti punya ikatan emosional, walaupun kita tidak bertatap langsung dengan orangnya. Kali aja nih kalo ada udang dibalikk batu bisa menghimpun masa buat pencalonan president berikutnya. Hehe…

    Ayo… lanjutkan….

    Cheers,

    Azmi

  9. Oya ak Yusril kalau mau ngeblognya enak sih, saya saranin pakai blogdesk (www.blogdesk.org). Bisa bikin blog dari semacam aplikasi. Jadi gak perlu masuk webnya. Singkat dan mempercepat waktu posting.

  10. Yusril Ihza Mahendra

    Rekan-rekan semua,

    Saya menulis “Ucapan Terima Kasih” di Jakarta, dan setelah itu saya berangkat ke Bandung. Rekan saya Hamdan Zoelva akan ujian proposal disertasi doktornya di UNPAD. Saya dan Professor Bagir Manan menjadi promotornya. Setiba saya di Bandung, saya membuka kembali blog saya. Ternyata ada 9 tanggapan yang berisi saran dan pendapat. Atas semua tanggapan itu, saya kembali mengucapkan terima kasih.

    Seperti telah saya katakan, blog saya ini masih sementara. Insya Allah, nanti saya akan memiliki blog yang lebih baik, atas bantuan Vavai dan rekan yang lain.

    Saya sungguh tergugah atas saran Resti agar menulis pandangan saya tentang kasus AFIS. Bahkan juga kasus “Uang Tomy Soeharto di Bank Paribas”. Dua kasus ini diberitakan dengan menggebu-gebu oleh media massa, menjelang resufle kabinet, sejak bulan Oktober tahun yang lalu. Kedua kasus ini memang ada aspek hukum dan juga aspek politiknya. Sementara ini, saya hanya ingin mengatakan bahwa aspek politiknya, jauh lebih besar dibandingkan dengan aspek hukumnya.

    Saya belum akan menuliskan kedua kasus di atas sekarang ini. Saya memerlukan waktu untuk membaca kembali dokumen-dokumen yang terkait dengannya, untuk menyegarkan ingatan saya.

    Saya mungkin tidak mampu memenuhi saran agar saya menulis buku tentang tatacara berpolemik. Setiap orang yang berminat, kiranya dapat membaca polemik-polemik bermutu yang pernah ada, seperti saya singgung dalam ‘Ucapan Terima Kasih” saya.

    Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih atas semua tanggapan yang telah diberikan.

  11. Pak Yusril, saya yakin Blog resmi yang bakal dibuat oleh Vavai dkk, bakal bagus. Mereka dedengkot blog di Indonesia.

    Dalam ucapan terimakasih, bapak sudah menghimbau untuk menggunakan bahasa yang santun tapi saya ingin ingatkan bahwa yang namanya blogger itu sangat plural, bisa saja mereka nyeletuk yang asbun.

    Kebanyakan tokoh enggan untuk blogging salah satunya adalah enggan meladeni celetukan celetukan yang asbun itu.

    Saya berharap bapak tidak kaget dan bisa lebih bersabar dalam meladeni komentator yang mungkin sinis.

    Saya sangat berbahagia ternyata Pak Yusril berani terjun kedunia Blog. Dan kalau dilihat teknik Pak Yusril menjawab respon terakhir yang sudah menggunakan banyak alenia saya Ainul Yakin bapak sudah memperhatikan saran Resti untuk menggunakan alenia supaya pembaca tidak pusing.

    Selamat datang didunia Blog ;-)

  12. Wah blogger bisa jadi pakar hukum tata negara semua nih ntar. sukses terus pak yusril..

  13. Pak Yusril, bahasa Anda runut dan sistematis. Saya suka dengan gaya penulisan Anda. Saya pikir, Anda memang layak mendapatkan penghargaan itu.

    Terus terang Pak, saya sangat “surprise” melihat Anda ngeblog. Meskipun agak telat, karena seharusnya Anda ngeblog sejak menjadi pejabat publik, saya hampir tak percaya dengan kemunculan blog Anda ini. Karena selama ini, saya memiliki kesan yang kurang pas ketika melihat tanggapan Anda menyikapi berbagai kritikan/pandangan pihak lain, baik langsung maupun tidak langsung.

    Setelah membaca tulisan Anda, meskipun baru pengantar dan ucapan terima kasih, sepertinya Anda tidak sepicik yang saya bayangkan. Anda ingin membuka diri dan mau berbagi dengan kami dalam berbagai hal, yang selama ini Anda miliki. Saya setuju dengan Anda, etika harus tetap kita kedepankan betapapun kita memiliki pemikiran/pandangan yang saling berseberangan.

    Pak Yusril, saya ingin banyak belajar dari Anda di blog ini. Maafkan saya, kalau dalam proses belajar ini banyak hal yang kurang berkenan di hati Anda.

    Salam
    Abdul Kadir
    http://www.id-petroleumwatch.org

  14. Selamat pak Yusril , walau beberapa komen menyatakan agak terlambat ngeblog, tapi justru udah di luar sistem kita tidak terbelenggu birokrasi atau protokoler shg lebih leluasa berpendapat tanpa bermaksud menghujat. anyway saya mau belajar dari kearifan anda melalui cara bertutur spt yg anda ungkapkan “bahasa menunjukkan bangsa”.
    oke salam dari negeri sakura yang udah kelewat sejuk menuju dingin.

  15. Assalamualaikum Wr.Wb.

    Pak Yusril yang baik, sebelumnya saya memperkenalkan diri saya. Nama saya Eriek. Saat menuliskan komentar di blog Pak Yusril, saya menjadi yakin blog ini benar-benar ditulis oleh Bapak.

    Padahal, sebelumnya saya sudah pernah mengunjungi blog Pak Yusril sejak tiga hari yang lalu. waktu itu masih belum yakin blog ini ditulis orang lain tapi menggunakan nama Pak Yusril. Maklum, di dunia internet sekarang sulit sekali membedakan yang benar dan salah.

    Terlebih lagi setiap orang sekarang bisa mempunyai media sendiri, macam blog-blog gratis di internet yang dengan mudah bisa menyampaikan pemikirannya dalam bentuk tulisan maupun gambar.

    Cukup banyak pula para blogger para menteri, macam Pak Juwono, Pak Anton, dan Pak Yusuf Ansy’ari (baru itu yang pernah saya jumpai blog-nya,red). Terakhir ini baru menemui blog Pak Yusril. Selamat ya Pak punya blog baru.

    Mudah-mudahan Pak Yusril bisa eksis di dunia blog dan memberikan pencerahan ilmu-ilmu hukum dan berbagi pengalaman selama di pemerintahan sebelumnya.

    Wassalamualaikum Wr.Wb

    Salam hangat,

    Eriek
    http://eriekha.blogspot.com

  16. Bimbingan langsung dari negarawan bangsa seperti Roem, Natsir, STA, pada jaman bapak, mungkin hanya bisa dialami oleh segelitir anak bangsa yang beruntung. Tapi itu dulu, sekarang dengan adanya blog ini setiap anak bangsa yang punya akses internet bisa ikut belajar dari pak Yusril.

    (Sejujurnya saya masih penasaran bimbingan langsung apa saja yang sempat bapak peroleh dari para negarawan diatas… semoga pak Yusril ada waktu untuk membagi :) ).

  17. saya selalu mengikuti blog bapak ini walau masih hanya dua postingan tapi saya bahkan juga mengikuti setiap komentar yang ada. saya senang ada politisi yang membuat wahana blog semacam ini untuk bisa mengeluarkan segala ide-idenya sehingga bisa memberikan ilmu pengetahuan tersendiri bagi yang membaca blog bapak. saya senang dengan kehadiran blog bapak ini sehingga akan makin memantapkan existensi dari blogosphere di indonesia sendiri. seperti yang sering saya liat, yaitu blog2 diluar negeri seperti US dan UK yang para politisi dan petinggi2 perusahaan disana gemar untuk blogging. Semoga kedepannya blog bapak ini boleh semakin memberikan manfaat khususnya bagi blogosphere Indonesia.

    Best regards,
    Ika

  18. pak yusril, saya tunggu tulisan-tulisan bapak selanjutnya di blog ini. semoga blog ini bisa jadi salah satu sumber curahan pengetahuan.

  19. oh iya, pak yusril, apa komentar bapak mengenai perdebatan ini: http://theunspunblog.com/2007/10/02/rasa-not-so-sayang/#comment-28085 ?

  20. Assalamualaikum Wr. Wb.
    Yg Terhormat,
    Bapak Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra,SH,M.Sc.
    Sebelum saya memulai comment ini, izinkan saya untuk perkenalan diri secara singkat pada Bapak. Saya sudah lama mengenal dan mengikuti pemikiran2 Bapak, bahkan dapat dikatakan mengidolakan Bapak dan secara sosiologis melakukan identifikasi sikap, perilaku, pemikiran bahkan ideologi yg Bapak anut dalam “internalize personality” saya pribadi, sekalipun saya sadar sebagaimana Bapak ungkapkan bahwa sebagai manusia alangkah baiknya “be yourself”. Hal ini mungkin juga dilatarbelakangi oleh indoktrinasi dari Alm. Kakek saya yang juga pengikut tokoh-tokoh Masyumi seperti Yg Terhormat Alm. Bpk. Moh. Natsir, (Alm) Bpk. Syafrudin Prawiranegara, (Alm) Bpk. Muhammad Sulaiman, dan seterusnya. Saya tidak taa’sub terhadap Masyumi, tetapi saya kagum dari kecendekiawanan dan sikap demokrat yang ditunjukkan oleh beliau-beliau semua, termasuk Bapak sendiri. Sekarang saya bekerja sebagai Pejabat Imigrasi di Kantor Imigrasi di Batam. Saya Putra dari M. Khusnul Yakin Payapo yang seperti Bapak tahu sedang menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan. Saya berharap mudah2an keberadaan blog ini dapat dijadikan salah satu media utk mengklarifikasi segala macam isu, propaganda ataupun berbagai manuver oleh berbagai pihak yg sesungguhnya ingin melakukan “character assasination” tidak hanya kepada karir politik Bapak, namun juga pribadi Bapak. Insya Allah kita diselimuti oleh kesabaran dan keikhlasan menghadapi ujian-ujian ini. Tentang film Laksamana Cheng Ho yang Bapak perankan, saya mengucapkan selamat karena saya percaya Bapak dapat membuktikan bahwa kemampuan yg Bapak miliki tidak hanya seputar dunia aktivis, akademis, dan politik belaka namun talenta Bapak dapat juga Bapak salurkan melalui dunia seni, dan berbagai macam bidang lainnya. Selamat Pak, mudah2an melalui sarana ini, kita dapat membina silaturahmi, membahas masalah-masalah kemasyarakatan yg sedang kontroversial dan saya dapat banyak belajar dan menimba ilmu dari Bapak tentang berbagai hal.
    Terima kasih dan salam hormat saya.
    Wassalamualaikum Wr. Wb.

  21. Akhirnya bisa merasa dekat sama Pak Yusril.

    untuk sumbang saran, seperti yang dikatakan resti, untuk mudah di bacanya, baiknya di masing-masing alinea di beri jarak :D

    Hidup Pak Yusril!

    blog barunya segera di tunggu.

  22. Assakamu’alayk, Pak Yusril

    Senang sekali seya menyimak tulisasan-tulisan yang Pak Yusril posting, apalagi melihat kenyataan bahwa hampir seratus persen comments para bloggers bersifat positif; baik comments yang muncul di blog Bapak maupun di blog Yulian, Priyadi, dan Vavai.
    Mudah-mudahan dunia blog bisa menghidupkan kebenaran yang selama ini tersembunyi. Dan itu perlu kerja keras. Antaralain kesediaan Pak Yusril untuk mengungkap ihwal yang sesungguhnya tentang berbagai isu kontroversial. Baik yang menyangkut pribadi Bapak maupun realitas politik semasa Pak YIM menjadi mensesneg. Secara pribadi saya berharap Pak YIM bisa melakukan serangan balik terhadap mass-media. Masih punya peluru nggak nih, Pak Yusril?
    O iya beberapa tulisan saya yang berkaitan dengan Pak Yusril bisa diintip di blog saya, http://xatryajedi.wordpress.com-saya blogger tanggung yang jarang meng-up date blog saya. Tapi melihat blog Pak YIM, jadi timbul semangat baru. Besok mau up date ah.

  23. Kalau Pak YIM menggunakan bahasa melayu tidaklah mengherankan karena beliau memang putra melayu (belitung).

    Pada kesempatan ini saya ingin menanyakan kepada pak YIM. Tepatnya entah tahun kapan tapi saya pernah mendengar kalau bapak dianugerahi gelar datuk oleh kerapatan adat bukit siabu kabupaten kampar, Riau. Bagaimana kronologisnya?kenapa sampai pak YIM dianugerahi gelar tersebut?atau mungkin pak YIM memang memiliki ikatan historis dengan daerah bukit sibut tersebut?

  24. Yusril Ihza Mahendra

    Assalamu’alaikum,

    Untuk Lukman Payapo, memang ada kalanya kita melakukan kesalahan. Namun adakalanya pula kita tidak melakukannya, namun kesalahan ditimpakan kepada kita. Kata kunci menghadapi semua itu adalah sabar dan tawakkal. Seperti dikatakan al-Qur’an, kadang-kadang kalian benci pada sesuatu, padahal ia baik bagi kalian. Kadang-kadang kalian suka pada sesuatu, padahal ia buruk bagi kalian. Pengalaman saya selama ini dalam menghadapi masalah seperti apa yang Anda ceritakan ialah sabar dan tawakal tadi. Pada akhirnya waktu jualah yang akan menjelaskan segalanya. Seringkali manusia menyadari sebuah kebenaran, ketika sudah terlambat. Namun saya yakin, suatu waktu kebenaran akan terkuak.

    Untuk Abdul Kadir dan Youl, saya ucapkan terima kasih pula. Ya, saya selalu bersikap terbuka dan ingin belajar dengan siapa saja. Hikmat dan kebijaksanaan dapat kita temukan di mana saja dan dari siapa saja. Bahkan dari orang-orang kecil yang jauh dari pendidikan formal. Benar juga, saya tidak memiliki blog ketika saya masih duduk di pemerintahan. Alangkah banyaknya distrosi dalam pemberitaan, karena begitu banyak kepentingan yang bermain. Pers adalah bisnis. Sukar mengatakan pers zaman sekarang penuh idealisme seperti zaman dulu, apalagi mau mengklaim diri sebagai “penyambung lidah rakyat”. Kadang mereka tidak perduli akibat yang menimpa seseorang akibat pemberitaan. Sebagian dari mereka, mungkin saja “membela yang bayar” seperti plesetan yang pernah dibuat oleh sahabat saya Almarhum Mathori Abdul Jalil. Melalui blog, Insya Allah, saya akan mengemukakan pendapat saya, hasil analisis saya, dan menerangkan apa yang sesungguhnya terjadi. Setidaknya, tulisan saya itu akan membuat pemberitaan menjadi berimbang. Seringkali pers mengutip omongan orang lain tentang saya, tetapi saya sendiri tidak pernah dikonfirmasi atau dimintai pendapatnya. Pemberitaan kemudian menjadi sepihak, tendensius dan tidak jarang menyudutkan. “Character assasination” atau pembunuhan karakter, seperti disebut Lukman Payapo, memang dapat terkaji melalui pemberitaan yang tidak berimbang itu, sengaja atau tidak sengaja.

    Untuk Iswadi hr, saya ucapkan terima kasih. Saya lahir di Belitung dan menetap di sana hingga tamat SMA. Saya menggunakan Bahasa Melayu, dan kadang-kadang Bahasa Cina dialek Hakka (Khek)yang dipakai di Belitung. Waktu kecil saya menulis Bahasa Melayu menggunakan huruf Arab “gundul”. Kadang-kadang, sampai sekarang saya masih melakukannya.

    Seperti saya jelaskan di Blog Vavai, konon kabarnya nenek dari ibu saya berasal dari Payakumbuh, Kabupaten 50 Koto. Keluarga mereka migrasi ke Bangkinang (Kabupaten Kampar, sekarang di Provinsi Riau), pada akhir abad 19. Ayah saya orang Melayu. Jadi menurut adat Minangkabau, saya dapat “dianggap” sebagai orang Minangkabau, kalau mengikuti sistem matrilineal. Orang Melayu di Belitung menganut sistem bilateral. Anak dianggap anak ayah dan anak ibu sekaligus. Sebab itulah kaum keluarga mengangkat saya menjadi datuk, dengan gelar Datuk Maharajo Palindung. Upacaranya dilakukan di Siabu, sebuah kota kecil dekat Bangkinang. Setelah itu dilakukan upacara “malebar laweh, marantang panjang” di Istana Pagaruyung, di Sumatera Barat.

    Gelar datuk tsb menurut adat Minangkabau adalah “datuk pusako”, artinya diangkat oleh kaum keluarga berdasarkan pertalian darah dan keturunan. Jadi bukan pemberian. Seperti dimaklumi, Sri Sultan Hamengkuwono X pernah diberi gelar datuk dengan gelar Datuk Maharajo Nan Sakti. Gelar itu murni pemberian dan bukan datuk pusako, seperti saya jelaskan tadi.

    Saya sendiri awalnya tidak begitu serius dengan pengangkatan Datuk tersebut. Kakak saya malah mengolok-olok. Dia bilang jangan-jangan nanti kamu dikasi gelar Datuk Maringgih, seperti kisah Siti Nurbaya. Namun, demi menghormati kaum keluarga dan leluhur, apa boleh buat saya menerimanya. Sejak itu, saya harus belajar “papatah patitiah”, agar tidak ditertawakan anak-kemanakan, he he.

  25. maaf bang, kalau saya perhatikan semua comment yang ada, hanya saya yang memakai ” panggilan ” abang, soalnya saya merasa familiar dengan panggilan itu..apakah abang berkenan ?

  26. Wha, selamat nge blog Pak

    sekedar saran: Kasih jarak antar alinea Pak, untuk mempermudah membaca.

    THX!

  27. Yusril Ihza Mahendra

    Untuk Luthfi Abiulil, tidak ada salahnya memanggil saya Abang. Banyak juga yang memanggil demikian. Gus Dur juga kadang-kadang memanggil saya Abang, he he.. Walau beliau usianya jelas lebih tua dari saya.

    Saran rd limosin dan rekan yang lain telah saya penuhi. Insya Allah di blog yang baru nanti, teknik penulisan saya akan lebih baik lagi. Terima kasih atas sarannya.

  28. OK, Bang Yusril sudah mau turun gunung. Dengan buka blog berarti bikin kanal komunikasi yang langsung, egaliter, dan terbuka dengan masyarakat luas. Pasti Abang bakal dapat info baru dan segar dari orang-orang yang berbagai stratas sosial. Lumayan, untuk refreshing sebelum naik bahtera lagi menyambung pelayaran di dunia politik.

    Setelah beberapa lama Abang sibuk dalam politik praktis, kami perlu dengar lebih banyak lagi ide-ide yang sarat keintelektualan dari Abang.

    Juga satu lagi saran, lebih banyaklah Abang menulis tentang ke-melayu-an. Karena dari Arab sampai ke Cina, etnis lain sudah pada bangkit. Persia tetap lantang suaranya di dunia internasional. India sudah jadi negara IT nomor tiga. Cina bangkit dengan ekonomi manufacturing-nya. Tinggal Melayu yang belum jelas posisinya. Memang sudah nampak gelagat di Malaysia, tapi nampaknya masih rapuh pondasinya.

    Salam hormat kami sekeluarga.
    Wahfiudin
    (Kalo Abang lupa saya, ingat saja ARISK di Setiabudi dulu)
    Wahfiudin

    wahfiudin.blogspot.com

  29. Yusril Ihza Mahendra

    Sdr. Wahfiuddin,
    Assalamu’alaikum,

    Terima kasih banyak atas komentarnya. Sudah lama saya tidak bertemu dengan Anda. Karena itu, saya merasa senang Anda merespons apa yang saya tulis dan memberikan saran.

    Insya Allah, suatu ketika nanti saya akan menulis tentang Melayu-Islam dalam kaitannya dengan kemajuan dan tantangan zaman.

  30. Bang Yusril, ada sesuatu yang mengganjal dan saya sampai kapanpun harus klarifikasi dengan abang…begini bang, nama saya Luthfi Maulana dan saya kebetulan jadi pengurus pbb di kota tangerang dan mengenai nama abiulil itu karena saya memanggil anak saya yang berusia 3,5 tahun dengan panggilan Ulil sedangkan nama lengkapnya Yusril Fajar Maulana, karena saya memakai nama depan Bang Yusril untuk nama anak saya kira-kira abang keberatan apa tidak dan saya mohon comment abang tentang nama anak saya tersebut, sebab saya sudah niat sebelum menikah jika Alloh SWT mengkaruniai anak laki-laki maka saya tidak ragu untuk memberi nama depannya dengan nama abang,
    terima kasih bang..

  31. Hukum Tata Negara Indonesia

    Assalamu’alaikum wr wb.
    Surprise….., begitulah kira2 ungkapan yang keluar dari dalam diri saya ketika mengetahui Bapak Yusril Ihza Mahendra, Tokoh Politik dan Pakar Hukum Tata Negara Indonesia yang selama ini menjadi Idola saya ikutan ngeblog di blogspot. Selanjutnya, Saya ingin memberikan ucapan selamat atas peluncuran blog pak yusril dan saya berharap dengan adanya media blog ini, kami generasi muda Indonesia sebagai penerus bangsa dan negara dapat berdialog dan bertukar pikiran serta dapat menimba ilmu dan pengalaman dari bapak.
    Pak yusril boleh minta alamat email pribadi bapak?oya pak silahkan mampir ke blog saya di www. hukumtatanegaraindonesia.blogspot.com salam Firdaus Arifin. (email : Firdausarifin@yahoo.com)

  32. Abang,

    Ini Tami. Selamat kembali ke komunitas. Maksudku yang gak dibingungkan oleh hal-hal politis. He he. Kita di YISC Al-Azhar masih sering kontak.

    Mudah-mudahan Abang bisa tetap sukses di bidang barunya: ngeblog dan main film.
    Cheng Ho memang hebat, telah menemukan dunia sebelum para penjelajah barat menemukan apa yang mereka sebut sebagai dunia baru. Baru nyadar aku sesudah membaca bukunya Garvin, bahwa penjelajah barat membawa peta-peta yang sudah dihasilkan dari perjalanan armada di bawah pimpinan Cheng Ho.
    Kapan-kapan ada waktu kita reunian lagi ya Bang.

    Oya, Tami juga punya blog: http://www.sudewi.blog.com
    Silakan buka dan komentari.

    Thanks dan salam buat anak-anak, terutama Kenia (Ade). Lama aku gak melihat dia.

    Wass, Tami
    YISC Al Azhar

  33. hebat… hebat… senang membaca gaya tulisan anda om yusril… :)

  34. Kalau saya tidak masalah dengan melayu klasik, nambah pengetahuan. Kalau perlu bahasa yang bapak bisa dimasukin saja asalkan ada artinya.

    Mungkin pada ga suka sama melayu klasik, lagi pada ga demen sama Malaysia :D

  35. Apa kabar bos? Kelihatannya makin seger saja setelah kagak jadi Pak Menteri. He..he..he… Gimana nih persiapan capres 2009? Maju dong? Negeri ini butuh pemimpin energik dan ‘nakal’ (centil) seperti sampean lho.
    Sudah saatnya tokoh-tokoh muda tampil. Berani enggak? Kalau berani, mari kita ‘mainkan’ bos… Sukses selalu ya.. Ada titipan salam nih dari sahabat lama sampean Uki M Kurdi. (www.bechipersda.blogspot.com)

  36. Muhammad Kustiawan

    Assalamualaikum wr wb

    Salam Kenal Untuk Bang Yusril, senang sekali bisa melihat Blog Bang yusril, yang juga pernah menjadi murid langsung pujangga politisi besar Islam Indonesia Muhammad Nasir, Hamka, syafrudin, dll. Kebetulan saya sdg meneliti pemikiran para pujangga besar politisi Islam tsb di Universitas di jepang dgn spesialisai Ilmu Politik..bila berkenan boleh sharing pengetahuan Bang yusril terutama mengenai kejadian sebenarnya “pertarungan” ttg dasar negara di Majelis Konstituante th 195o-an.
    terima kasih banyak atas perhatian bang Yusril

    wasalam
    MK

  37. Selamat ya..Bang.

    Senang sekali melihat tulisan anda di BlogSpot ini. Kalau sempat main-main juga ke website kami http://www.begalor.com ( Content belum selesai semua ) kalau sempat, bergabung juga di Milis Belitung – paling tidak suara-suara “aneh” anak-anak Belitung perantauan ada yang membacanya hehehe.

    Sekali selamat bergabung di BlogSpot.

    Salam

    ozzie

  38. Assalamualaikum Bang Yusril,

    Senang mendengar kabar bahwa Abang berencana untuk menjadi “Blogger” Indonesia berikutnya. Sebagai adik kandung di HMI Komisariat FHUI, juga junior penuntut ilmu hukum dan politik di negara India (Pakistan), saya menyambut baik dan mendukung penuh rencana tersebut.

    Jika sudah terwujud sepenuhnya, mungkin Abang akan menjadi Guru Besar HTN UI pertama yang masuk dalam daftar komunitas Blogger Indonesia.

    Selanjutnya, kami mohon izin untuk melakukan diskusi online mengenai issue-issue hukum, politik dan kepemerintahan.

    Salam juga untuk Yuri di Jakarta.

    Wassalam,
    New Delhi

    – Blogger Hukum Indonesia –

  39. ~Assalamualaikum~
    Saya hanya mau comment :
    Seandainya seluruh tokoh sumber berita di Indonesia memiliki blog, tentunya dapat mengurangi ketidakseimbangan pemberitaan Pers (tanpa bermaksud menyudutkan pekerja Pers), yang selama ini dirasa hanya bertujuan mendongkrak Oplah dengan “mengheboh-hebohkan” berita yg seharusnya tidak (terlalu) heboh.

    Mari jadikan Blog sebagai media informasi yang jujur dan berimbang.
    Kalau perlu komunitas Blogger membuat Majalah gratis yg bahannya disadur dari artikel-artikel blog yang ada, lalu dibagi-bagikan kepada masyarakat yg belum mendapat kesempatan nge-Blog. Hal itu juga dapat jadi perangsang masyarakat untuk ngeblog.

    ~WasSalam~

  40. Tuan Yusril,

    Selamat ngeblog.

    Informasi saja, kumpulan blog tokoh lain silakan simak:

    http://tokohindonesia.blogspot.com/

    Untuk kumpulan blog orang-orang yang “mengutip omongan orang lain tentang saya, tetapi saya sendiri tidak pernah dikonfirmasi atau dimintai pendapatnya”
    silakan simak:

    http://www.jurukabar.com

    Hormat saya,
    yul

  41. witriwahyu/chemie-uns

    Pak yusril, kok masih polos blognya..hihhi–;))

  42. witriwahyu/chemie-uns

    Pak yusril, kok masih polos blognya..hihhi–;))

  43. Yusril Ihza Mahendra

    Assalamu’alaikum,

    Terima kasih atas semua tanggapan. Kepada Abiulil, saya tentu tidak keberatan nama saya digunakan sebagai nama anak Anda. Nama Yusril, tentu bukan milik saya sendiri. Sebelum saya, sudah banyak orang menggunakan nama itu.

    Untuk Firdaus Arifin dan Pan Mohammad Faiz, Insya Allah, dialog kita mengenai politik dan hukum tatanegara, dapat kita lakukan melalui blog ini. Saya ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman, sambil belajar juga dari semua orang yang berminat dengan kedua bidang pengetahuan itu. Resminya sesungguhnya gelar PhD yang saya peroleh adalah di bidang Ilmu Politik, seperti telah saya jelaskan dalam Kata Pengantar. Sebab itu, Prof. Harun Alrasid pernah mengolok-olok saya sebagai “professor salah angkat” karena saya diangkat sebagai professor hukum tatanegara. Waktu itu saya hanya tertawa dan mengatakan, toh saya belajar hukum S1 dan S2, jadi tidak salah angkat juga. Prof. Djokosutono juga hanya punya gelar S1 Hukum diangkat menjadi professor HTN, malah beliau sangat dihormti Prof. Harun. Dorodjatun Kuntjorojakti juga resminya Doktor Ilmu Politik, tetapi toh diangkat sebagai gurubesar Ekonomi.

    Untuk Swari Utami, saya ucapkan terima kasih banyak. Sudah lama tidak bertemu. Saya senang untuk datang ke YISC lagi. Beberapa kali, saya datang ke Silat, ketika sholat zuhur di Al-Azhar di hari minggu, dan bertemu teman-teman di sana.

    Untuk Bechi, saya ucapkan terima kasih juga. Kirim salam juga untuk Boss Uki M Kurdi, koncone sampeyan itu. Tolong bilang pada Boss Uki, saya ini kok dikuyo-kuyo terus sama Koran Surya asuhan beliau itu.

    Terakhir, untuk Mohammad Kustiawan, saya sangat senang untuk mendiskusikan masalah itu. Ada beberapa artikel akademis yang pernah saya tulis tentang pemikiran politik Mohammad Natsir, Sjafruddin Prawiranegara, Isa Anshary dan Buya Hamka. Rasanya saya masih mempunyai notulen sidang Konstituante secara lengkap yang saya warisi dari Prof. Osman Raliby. Beberapa ahli, telah membuat telaah tentang debat dasar negara di majelis itu. Saya juga pernah menelaahnya dan mendiskusikannya dengan Pak Natsir, Pak Osman Raliby dan Pak Zainal Abidin Ahmad.

    Demikian tanggapan balik saya, semoga ada manfaatnya bagi kita semua.

  44. wah selamat ya pak, akhirnya buat blog and become blogger.
    ini yang diceritaan mas vavai di millist, persis sama yang bapak ceritaan perihal pertemua di biliton bistro.

    semoga bannyak manfaat yang bisa kita petik dari blog bapak

  45. Selamat datang di dunia blogger, Pak.

  46. Karena sudah ada yang memanggil abang, saya mau merubah panggilan jadi “abang” juga. Hehehe…kemarin masih sungkan soalnya. lagi pula bang yusril cuma setahun lebih tua dari suami saya, jadi ga beda2 amat kalo manggil abang.

    Bang, melihat panjangnya jawaban yang abang tulis atas respon kawan-kawan, sepertinya sih,sudah waktunya abang membuat postingan tersendiri. Karena respon abang sudah bisa menjadi bahan tulisan terbaru.

    Atau abang mau tunggu format blog terbaru dari vavai? Saya dan suami menunggu updating blognya abang lo! Karena belum update, jadi kita baca2 respon yang makin lama makin banyak.

    Sekarang saya sedang berusaha membuat blog, hanya tulisan saya berkisar seputar kuliner.

    Saya mengenal komunitas2 di dunia maya sejak menggunakan krl jabotabek sebagai tranportasi ke tempat kerja. Sekarang saya dan kawan-kawan mengasuh situs http://www.krlmania.com yang dikelola secara independen oleh para komuter yang menggunakan krl jabotabek. Karena pelayanan yang buruk dan tidak adanya wadah untuk menyalurkan aspirasi para penumpang yang daya tawarnya lemah terhadap transportasi publik, akhirnya kami membentuk komunitas di krl-mania@yahoogroups.com dan menghasilkan situs diatas.

    Silakan abang berkunjung ke situs kami, barangkali nanti abang bisa memberikan masukan kepada para pengambil kebijakan tranportasi publik di negara ini. Walau bukan lagi mentri, tapi siapa tahu abang bisa memberikan masukan secara informal.

  47. Hipyan Nopri (Mr)

    Assalamualaikum.
    Selamat bergabung di dunia blog, pak Yusril. Dengan bergabungnya pak Yusril, saya berharap dunia perblogan Indonesia akan semakin ramai dengan para bloger yang menawarkan berbagai hal, mulai dari hal-hal yang ringan dan santai sampai hal-hal yang serius dan berat.
    Sebagai orang yang berlatar belakang bahasa dan pendidikan, saya sangat mendukung prinsip dan kebiasaan pak Yusril menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
    Melalui komentar ini saya ingin menyampaikan keprihatinan yang sangat mendalam atas fakta pemakaian bahasa Indondesia dewasa ini. Nampaknya, salah satu butir Sumpah Pemuda – berbahasa yang satu, bahasa Indonesia – sudah mulai luntur dalam kehidupan bangsa kita belakangan ini.
    Coba kita lihat media massa elektronika, statisun televisi nasional, terutama Metro TV, semakin alergi menggunakan bahasa Indonesia. Banyak sekali acara yang isinya berbahasa Indonesia namun diberi judul berbahasa Inggris – Headline News, Top Nine News, Today’s Dialogue, dll.
    Coba kita lihat proyek-proyek yang dirintis Sutiyoso – busway, waterway, monorail.
    Coba kita lihat nama-nama pemukiman elit yang juga cenderung lebih suka menggunakan bahasa Inggris.
    Coba kita lihat pula film-film Indonesia baik sinetron maupun layar lebar, bahase Jakarte nampaknye sudeh jadi bahase nasional menggunakan bahasa Indonesia.
    Apa yang terjadi dengan sebagian rakyat Indonesia ini? Mengapa mereka alergi dengan bahasa nasionalnya sendiri? Apakah mungkin bahasa Indonesia lambat-lain akan digantikan oleh bahasa Inggris sebagai bahasa nasional kita? Ataukah ini hanyalah wujud dari sindroma rendah diri yang sedang mewabah di kalangan sebagian rakyat kita?
    Apa pun alasannya, mari kita terus berjuang untuk terus memasyarakatkan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan konteksnya.

    Salam

    Hipyan (Mr)

  48. selamat menulis bang Yusril.

  49. eibwodselamat datang om yusril..

  50. selamat datang di dunia bloggerian! ;) lumayan saya jadi bisa mengenal bapak lebih dekat lagi melalui tulisan2 bapak. sering2 di up date ya pak. kalau bisa ditambah foto2 agar lebih menarik. salam hangat dari depok :)

Leave a Reply