SEKEDAR INFO
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh,
Di Indonesia Matters ada perdebatan saya dengan seorang yang menggunakan inisial “Dragonwall” dan yang lain. Setelah beberapa kali jawab-menjawab, saya berniat untuk membuka perdebatan menanggapi berbagai tulisan tentang saya, yang dibuat oleh penulisnya, yang bernama Patung. Beliau ini seringkali menyerang seseorang dalam kaitannya dengan Islam dalam nada provokatif dan sinis. Saya ingin mengajaknya berdiskusi secara akademis di blog saya. Sebagai latar belakang, silahkan Anda buka Indonesia Matters.
Terima kasih,
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Short URL: https://yusril.ihzamahendra.com/?p=23
Assalamualaikum wr wb
saya sebetulnya agak sangsi bila dragonwall atau patung mau muncul dengan identitas sebenarnya. Internet memang hutan belantara, informasi benar dan salah, bahkan fitnah bisa bertebaran disini.
Selain itu, sangat tak beradab saya rasa, jika dalam debat terbuka seperti ini hal2 yang sangat privat (dalam hal ini pernikahan bang yusril), diangkat menjadi topik yang justru dipakai untuk menyerang seseorang. Setiap orang punya masalah masing2 dan tidak untuk konsumsi publik. Sebagai orang luar kita hanya bisa ‘melihat kulit’, tapi tak pernah tahu masalah sebenarnya.
Saran saya pada bang yusril, tetaplah tenang dalam menjawab setiap serangan kepada diri abang. Karena ketenangan akan membuat pikiran kita tetap terbuka dan menjawab serangan2 tsb dengan elegan. Biarkan publik menilai sendiri dari tulisan2 yang ada. Bukankan tulisan akan menggambarkan karakter dan kedalaman pemikiran penulisnya?
wassalam
Pak Yusril,
Saya juga ikut menyarankan untuk tidak melayani tanggapan atau pendapat yang berbau negative dari berbagai macam topik apalagi kalau tendesius dan jauh dari sifat ilmiah dan rasional karena sekali pak yusril terpancing akhirnya akan merugikan pak yusril sendiri. ingat pak yusril adalah asset bangsa jangan dirusak karena terpancing dengan emosi dari orang yang tdk bertanggung jawab. tetaplah tenang.
bravo pak yusril
Resti Vurwarin dan Solo Mamma,
Assalamu’alaikum,
Terima kasih banyak atas masukan yang Anda berdua berikan. Saya merasa berkewajiban untuk menjelaskan segala sesuatu yang saya anggap perlu, agar saya tidak terus-terusan disudutkan oleh publikasi yang tidak fair. Saya berharap, saya tetap elegan dalam meladeni mereka. Saya berdoa dan beristighfar, semoga saya tidak larut dalam emosi dalam menjelaskan dan menjawab apa yang mereka katakan.
Sekali lagi terima kasih atas saran dan nasehat yang disampaikan kepada saya.
Wassalam.
Pak Yusril,
Saya hanya ingin share pengalaman pribadi berdebat dengan kelompok yang ingin berdiskusi tapi tidak mau menampilkan identitas aslinya.
Menurut hemat saya kita hanya buang buang tenaga dan waktu meladeni orang orang seperti itu. Mereka adalah orang orang pengecut. Sok perhatian dengan negara atau sebuah nilai tapi sebenarnya tidak. Mereka punya tujuan lain dan hanya berani ketika bersembunyi dibalik identitas yang obscure.
Kalau memang mau berdiskusi maka mereka harus menghormati dengan menggunakan identitas yang valid dan bahasa yang santun. Inilah yang saya pernah peringatkan di posting Anda di Ucapan Terima.
Ada ribuan orang yang mungkin bisa menyerang kita secara pribadi secara bersama sama karena teknologi Internet memungkin hal itu. Tapi sedikit dari mereka yang berani diskusi secara intelektual. Kebanyakan mereka hanya berani karena obscurity.
Tentunya kita tidak akan bisa meladeni ribuan orang itu. Tapi tidak usah khawatir karena sekarang orang orang sudah mulai mengerti bahwa kredibilitas dibangun dengan integritas yang tidak dimiliki oleh komentator yang anonymous itu.
Ada beberapa tips yang ingin saya share:
Syaratkan komentator yang ingin komentar di Blog kita untuk menggunakan identitas valid, terutama jika dia menyerang atau mau berdiskusi. Kalau cuma numpang lewat monggo.
Bahkan ada Blogger senior yang menganjurkan untuk tidak menanggapi sama sekali komentar negatif. Saya hanya sependapat jika komentar negatif tersebut adanya di Blog orang lain tapi kalau komentar tersebut ada di Blog kita maka pendapat saya adalah wajib kita respon dengan kondisi yang fair tentunya (sama sama menggunakan identitas yang valid)
Jika ingin menanggapi sesuatu di Blog lain maka lebih baik fokus pada pemilik artikel. Tidaklah terlalu penting menanggapi komentar orang lain yang bukan pemilik artikel. Tapi saya mengerti jika yang menjadi obyek artikel adalah pribadi Anda.
Untuk itu ada baiknya Anda belajar menggunakan trackback. Trackback adalah sebuah artikel kita yang kutipannya muncul di Blog orang lain sebagai komentar.
Tapi guru terbaik adalah pengalaman, mungkin Anda mesti melalui semua ini dulu untuk bisa menjadi blogger yang efisien. Tindakan Anda untuk menyeret mereka berdiskusi di Blog Anda ini sudah tepat, cuma syaratkan satu lagi supaya mereka mau menggunakan identitas yang valid.
Kalau tidak maka kita bisa babak belur di hujani komentar yang negatif dari orang yang tidak kelihatan. Dunia Blog memang lebih demokratis dibanding media mainstream tapi sama sekali tidak lebih ramah.
Selamat datang di Internet pak!
Tapi kalau menurut bapak ada hal-hal yang harus ditanggapi, ditanggapi seperlunya saja. Kita tidak bisa membuat semua orang setuju dengan apa yang kita lakukan, karena setiap orang punya jalan pikiran masing-masing.
Jadi, tanggapi aja seperlunya pak, dan ga usah dimasukkan ke dalam hati.
Betul Pak. Beginilah internet. Mereka akan merasa “menang” kalau kita terpancing.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Senang juga akhirnya ada “tokoh” yang menggunakan internet sebagai media komunikasi. Semoga juga hal ini dijadikan contoh oleh “tokoh-tokoh” yang lain baik yang masih menjabat atau yang sudah tidak menjabat agar berani untuk mempersempit jurang komunikasi yang ada di media-media konvensional.
Buat Bpk. Yusril saya ucapkan selamat datang di dunia internet. mengenai tulisan bapak di Indonesia Matters saya beri saran anggap aja sebagai pemanasan. tentu bapak tahu kan kalo siapapun dan dimanapun dapat menyerang siapapun juga di dunia internet ini. mereka dapat menggunakan nama siapa saja untuk menyerang-memfitnah-menuduh-dan lain sebagainya tanpa takut identitas aslinya terbongkar. meskipun dengan beberapa teknik tertentu identitas mereka bisa dibongkar.jadi pak yusril “nyante2” saja menanggapi berita di sekitar diri bapak. apalagi bapak memiliki backup yang cukup kuat dengan dunia IT.
dan saya akui salut kepada pak yusril yang “berani” berdebat langsung dengan nama asli dengan dragonwall.. mungkin ada beberapa efek psikologis ketika banyak orang mengetahui bapak bisa dihubungi lewat internet maka akan semakin banyak musuh-musuh bapak yang menggunakan media ini untuk menyerang bapak.
saya akan menunggu tulisan-tulisan bapak yang lain.
Seperti yang bisa bapak baca dari rekan-rekan sesama blogger, pada akhirnya orang dapat menilai mana tulisan yang tendensius tanpa fakta dan mana yang bisa dipertanggung jawabkan. Tetaplah semangat untuk menulis dan merespon komentar secara elegan pak.
Setiap orang bisa memilih apakah ia ingin membiarkan hidupnya diselimuti rasa curiga dan selalu bersikap sinis ataukah memilih untuk belajar memahami pendapat orang lain.
Tulisan-tulisan yg mengkritisi bapak juga bisa dijadikan media untuk bahan posting. Ini akan bagus sebagai bahan pembelajaran dan media untuk berdiskusi. Hal ini juga menjadi point penting blog sebagai rujukan memahami dan menilai kualitas intelektual seseorang.
Assalamu alaikum ww
Pak Yusril,
Pada saat saya menyampaikan saran tentang serangan secara pribadi pada diri pak Yusril dari orang-orang yang saya anggap tidak bertangung jawab saya belum membuka Indonesia Matters dan membaca tuntas serangan yang sangat menyudutkan Pak Yusril secara pribadi dan keluarga dari Dragonwall. Tapi ketika membaca pembelaan bapak, saya melihat Bapak sudah terpancing dengan juga menggunakan kalimat yang kurang pantas diucapkan oleh seorang Yusril kalimat itu adalah :” Saya menyarankan agar anda memotong kemaluan anda sendiri, karena hanya berani bicara dengan nama samaran “Dragonwall”. Lebih baik anda tampil secara jantan. Anda juga harus memotong leher anda sendiri, karena percuma punya kepala tetapi tidak punya otak.”
Saya tidak tidak ingin masuk lebih jauh dengan komentar itu, karena hal itu adalah hak sepenuhnya Pak Yusril.
Pak Yusril,
Yang ingin saya tanggapi sekaligus bertanya bahwa kebijakan memberlakukan Visa on Arrival (VoA) yang kebetulan diberlakukan ketika Pak Yusril sebagai Menkum Ham. Bahwa memang disadari setiap kebijakan yang akan diambil melahirkan sisi positif dan sisa negatif dan setelah ditimbang-timbang manfaat dan mudhartanya barulah diambil keputusan. Maaf saya tidak membaca latar belakang pengambilan keputusan VoA tersebut. Namun bila menilik urain Pak Yusril saya sebagai orang awam dalam bidang ini berksempulan bahwa kebijakan VoA diambil untuk meningkatkan atau menarik sebanyak-banyaknya Tourist dari manca negara yang pada gilirannya akan menambah pemasukan devisa dari sector parawisata. Bukankah demikian Pak Yusril. Ini artinya pintu Negara kita terbuka sangat lebar bagi siapa saja yang ingin masuk ke negara kita, entah dengan tujuan apa mereka berkujung kesini. Disinilah letak masalahnya. Bahwa tidak ada lagi filter yang memproteksi negara kita dari orang-orang yang datang dengan tujuan melakukan infiltrasi dan operasi inteligen yang sangat merugikan Negara. Berapa besar sich nilai financial yang kita peroleh dari kebijakan itu dibandang dengan leluasanya para intel asing yang beroperasi di Indonesia. Baru-baru ini Kastaf AD mengisaratkan bahwa banyak agen asing mengincar para remaja untuk dijadikan agen (Antara 10/11/07). Itu salah satu. Ditengarai juga bahwa tumbuh suburnya terrorist sebelum ini juga karena operasi intel asing. Melihat fakta itu apakah tidak sebaiknya kebijakan VoA dievaluasi kembali. Tentu saja bukan tanggung jawab Pak Yusril meninjaunya kembali, namun setidaknya bisa memberi saran senbagai orang yang pernaha terlibat langsung.
Saya tiap bulan ke luar negeri (saat ini sedang dalam perjalanan laut menuju Singapore seterusnya ke Jakarta) dan Insya Allah pada bulan Januri 2008 akan ke China meskipun tidak banyak negeri yang saya kunjungi namun pengalaman menunjukan bahwa betapa sulitnya memperoleh visa dari kedutaan besar tiap Negara. Untuk memperolehnya harus melalui persyaratan administrasi yang panjang dan berbelit antara lain harus ada Letter of Invitation, Surat Sposnor, Surat Keterangan Kesehatan dari Dokter dan lain-lain. Tentu persyaratan adminstrasi itu dimaksudkan agar orang tidak dengan mudah masuk ke Negara mereka agar inviltrasi dan operasi inteligent di negaranya bisa diminimalisasi meskipun tidak bisa dihindari.
Demikian tanggapan saya Pak Yusril semoga Bapk berkenan memberikan tanggapan.
Atas perhatiannya saya ucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu alaikum WW.
Solo Mamma
Rekan-rekan,
Terima kasih atas semua saran dan tanggapan. Baiklah saya akan memberikan tanggapan yang benar-benar saya rasa perlu untuk saya luruskan. Saya tidak ingin terseret dalam perang retorika, yang berpotensi akan menggeser masalah yang menjadi substansi ke arah lain. Saya mengerti bahwa tidak semua orang dapat diyakinkan, meskipun kita telah memberikan penjelasan. Pada akhirnya, kita harus menghormati perbedaan, apapun motif yang ada di balik semua itu.
Saya tentu tidak terlalu berharap agar setiap orang akan berani tampil dengan diri yang sesungguhnya. Ini adalah dunia maya. Kadang-kadang, bagi mereka, kebenaran bukanlah hal yang utama dan penting, yang penting adalah apa yang mereka targetkan akan tercapai.
Kepada Solo Mamma khususnya, saya ucapkan terima kasih. Begitu pula rekan-rekan yang lain.
Pak Yusril,
Satu comment saya masih dibelum dimoderasi. …
Catatan : Sudah diapproved. Terima kasih atas notifikasinya…
bang yusril, ..
buat saya type orang seperti dragonwall itu sangat banyak baik dalam kehidupan riil maupun maya, dan buat saya juga hal ini tidaklah mengagetkan karena pada tahun 1999 ketika abang berkiprah dalam parpol ( pbb ) banyak sekali pihak-pihak yang menyerang dengan mengkaitkan profesi abang sebagai penulis teks presiden Soeharto dan menganggap partai yang diketuai oleh bang yusril sebagai partainya cendana dan masih banyak lagi…dan untuk hal ini pula saya sangat yakin jika semua itu akan berlalu begitu saja…dan untuk klarifikasinya terhadap persolan itu memang perlu…
Pak Yusril ..
Ciri-ciri orang jujur itu mau terbuka dan mengatakan apa adanya .. anda telah membuktikan itu .. untuk kasus dragonwall itu barangkali harus di-sikapi sebagai orang yang fasiq .. sebagaiman tersebut dalam qs. al-hujuraat 6.
saya setuju dgn p.Jamil Gazali, paling paling tidak jauh dari para yahuda wa nashoro
buat bung YIM maju terus pantang mundur
orang jawa bilang becik ketitik ala ketara, ntar ketahuan siapa emas siapa loyang
sekali lagi bung jangan takut,….ALLAHU AKBAR……………
Assalamualalikum Wr.Wb
Pak Yusril, Sebagaimana kita ketahui bahwa dunia ini memang unique, apalagi di dunia maya, jadi saya pikir biarkan saja mereka yang mempunyai pendapat berbeda,tidak perlu ditanggapi berlebihan, Masyarakat banyak membutuhkan pemikiran Bapak,lebih baik energinya dituangkan dalam bentuk tulisan sehingga dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Saya berharap Bapak menulis tentang Lapas yang saat ini sedang menghadapi tantangan dan perhatian masyarakat (over capacty, drug problem and others).
Kalapas Kalabahi, Nusa Tenggara Timur.
pak yusril,semoga anda dapat maju kembali pada pilpres tahhun depan,saya selalu siap memilih anda…kelak kalau jadi pejabat lagi,tolong jangan lupa urusi penambang timah liar yang ada di bangka dan belitung karena kondisinya sangat memprihatinkan,alamnya sudah rusak.dan orang yang kucintai ada di sana…..aku cinta bangka
dulu ddiriku pernah mendukung, untu jadi presiden PESIDEN RI…………………..
dulu ddiriku pernah mendukung, untu jadi presiden PESIDEN RI…………………..
dulu ddiriku pernah mendukung, untu jadi presiden PESIDEN RI…………………..
Pak Yusril,
Orang yang menyembunyikan identitas di forum dan komentar blog adalah orang-orang pengecut. Saya pikir bapak tidak perlu meladeni argumentasi mereka. Saya yakin mereka juga tidak akan menunjukkan blog pribadi mereka sendiri. Apalagi identitas resmi yang bisa dihubungi, mereka pasti akan menutup itu semua.
Saran saya, Pak Yusril lebih baik berkonsentrasi untuk berdiskusi di blog sendiri saja. Ini akan lebih berguna dan tidak membuang tenaga daripada meladeni Troll seperti DragonWall itu.
Selamat ngeblog, Pak.
Salam
Pujiono
JalanSutera.com
Saya jurnalis yang bekerja di Palu, Sulawesi Tengah. Sebagai koresponden majalah Forum Keadilan, Detik.com hingga Trans TV. Di suatu waktu di paruh 1998, saya pernah mewawancarai Anda di rumah Habib Syech Saggaf Aljufrie, ulama kharismatis, cucu pendiri Alchairaat SIS Aldjufrie, seorang ulama dari Hadramaut, Yaman. Saya senang Anda turut meramaikan dunia blogging Indonesia mengikuti yang lainnya. Maju terus, saya pembaca setia blog Anda. Saya juga berharap, Anda dapat berkunjung ke blog saya di htto://catatanposo.blogspot.com dan http://jgbua.wordpress.com
Saya sudah baca forum di indonesia matters dan saya tidak lihat patung atau dragonwall serang Pak Yusril secara pribadi. Dimana mereka nyangkut isteri dia? Dimana mereka salah? Apakah Pak Yusril tidak bisa bela diri dengan argumentasi benar kalau argumentasi mereka salah, atau terima kalau mereka benar. Kan tidak ada orang tanpa salah, dan kalau orang ada dalam posisi benar dan percaya dengan perbuatannya selama ini benar kan parody dan kritiknya akan mati sendiri.
Ass pak yusril,
Bagus juga punya website sendiri, semoga makin banyak pejabat di negara tercinta ini yang mengikuti jejak ini. Sayang, masih dalam bahasa Indonesia, apabila dalam bahasa Inggris tentu lebih banyak yang bisa kasih pendapat disini.
wass
hi … pak eh Bang, kok belum ada yang komen pertamax, ya iyalah, secara bapak jarang posting, coba sering posting kayak om BR, loh kok BR?yah kalo mau sama sih. terus kenapa harus banyak posting, yah biar banyak yang diuraikan bukan sekedar berpanjang2 koemn kayak gini, kan capek juga liatnya, dan yang pasti membosankan, kan nggak seru juga punya blog membosankan. iya sih kalo orang terkenal pasti tetep dikunjungi, tapi kan kalo membosankan lama2 orang males juga sih, soalnya kalo menurut saya sih orang2 diinternet tuh gampang bosan dan seneng hal baru. nah aspek kebaruan ada diposting tersebut. eh, bay the way alias betewe, kalo baca komen ini bang yusril bete n bosan nggak, yah mudah-mudahan nggak bosen sih, kan ini kritik membangun, makelum pak, eh bang. saya termasuk bloger pecinta komen dan paling seneng dengan posting terbaru, kalo bisa pertamax … makasih yah bang, sudah baca curhat saya, kalo tidak berkenan nggak usah di approve, tapi tetep dibaca kan pak?kalo mengijinkan boleh juga kok di approve, saya seneng malah. makasih
Pak Yusril, sekedar update, sudah banyak tanggapan2 baru atas posting bapak di Indonesia Matters, silakan dijawab, terima kasih.
Sekitar lebih kurang 3 hari yang lalu, saya membaca secara utuh perdebatan Pak Yusril dengan saudara/i yg menggunakan identitas dragonwall, dan akhirnya saya tergelitik untuk turut memberikan cooment/opini pada blog Indonesia matters, khususnya berkaitan dengan masalah visa atas kuasa Dirjen Imigrasi di KBRI/KJRI di luar negeri dan Visa on Arrival (VoA) seperti yg dipersoalkan dragon wall tersebut.
berdasarkan ilmu yg telah saya pelajari dan pengalaman empiris yg saya alami, sekiranya saya telah mengemukakan secara panjang lebar tentang kebijakan VoA dikaitkan dengan aspek hukum, sosio historis, kedaulatan negara, asumsi kuantitatif data warga negara asing yg menggunakan fasilitas ini yg masuk ke wilayah Indonesia, kedudukan PNBP Imigrasi korelasinya dalam sistem keuangan negara (APBN), serta implikasinya dengan aspek keimigrasian yg lain seperti sebelumnya telah secara spesifik dijelaskan oleh Pak Yusril.
Namun sayangnya, Indonesia matters tidak secara jujur ingin memuat/posting comment yg telah saya create di blog itu. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan-tekanan melalui berita yg unbalance tidak hanya terjadi di dunia nyata, begitu halnya di dunia maya. Percaturan polemik yg tidak didukung oleh fakta hukum dan data empiris serta proses reduksi ide-ide riil yg penuh propaganda, seharusnya membuat kita makin sadar akan bahaya laten yg monolitik. Kelompok-kelompok seperti inilah yg harus diwaspadai dalam pembangunan demokratisasi pemikiran dan perang urat syaraf di negeri kita sekarang ini. Suatu hal yg menjadi keprihatinan kita bersama.
mau menanggapi atau tidak itu terserah pak yusril. tapi sebetulnya saya penasaran juga melihat bagaimana pak yusril akan bereaksi di ranah blog. soalnya, rule of the game nya jauh berbeda dari kehidupan sehari-hari.
Ass wr wb.
Selamat bung…atas adanya blog dari anda.
Semoga bermanfaat untuk kita semua(berkualitas)…..& yng jelas
Yth.Pak Yusril,
Memang tak enak rasanya kalau kita disudutkan tanpa kita diberi kesempatan untuk memberikan argumen.Sama seperti Pak Yusril ketika dicopot dari jabatan menteri,saya termasuk yang penasaran.Kita kan harus fair,ini berkaitan dengan kredebilitas dan profesionalisme seseorang Pak yusril harus diberi kesempatan untuk berargumentasi.Saya yakin Pak Yusril orang yang berjiwa besar.Jabatankan hanya titipan Allah dan akan dipertanggungjawabkan di dunia dan akhirat.ya kan pak ?”Akhirnya semua kita akan pergi”
Setiap hal yang menyudutkan hal-hal yang bersifat pribadi dan memang bukan untuk konsumsi publik,Jangan Pak Yusril tanggapi ambil hakmahnya saja pak.
urang Belitong
Bang Yusril, welcome to the blogging world. Lepas dari segala polemik, saya angkat topi Bang Yusril berani muncul di Indonesia Matters. Memang tidak semuanya di IM musti ditanggapi dengan serius.
Note saja, kalau sudah berani tampil di cyberworld, harus berani dilempar2 tomat busuk, Bang. Pepujian, seperti halnya banyak di halaman blog Anda ini, juga sama bahayanya dengan kritikan2 tajam mengenai Anda yang mungkin ada di blog2 lain. Lagi namanya juga orang terkenal, semakin tinggi awak berada semakin kencang angin berhembus, toch?
Just be yourself, that’s the best.
Parvita (bukan nama samaran).
Wah, baru kali ini aq masuk ke blognya pejabat tinggi. Ternyata bukan hanya rakyat jelata yang demen ngeblog, sampe pejabatnya juga. Semoga betah pak.
Begitulah dunia internet yang sangat beragam, jadi memang orang-orang bisa membuat komentar tanpa diketahui identitas aslinya. Dan seperti dunia nyata, dunia maya juga memiliki masyarakat dengan berbagai karakter. Tentunya pak Yusril bisa menanggapi dengan bijaksana, serta tidak menyurutkan niat pak Yusril untuk mengarungi dunia blog khususnya dan dunia internet pada umumnya.
Pak Yusril.
Saya mempost sebuah reply/kritik off topic di indonesia matters, namun sepertinya masih menunggu moderasi.
saya akan paste disini, daripada hilang begitu saja.
Bonar Says: +0 Your comment is awaiting moderation.
November 19th, 2007 at 6:39 pm
@PRETTY:
“me think, 2nd best after ‘rasa not so sayang’ at Unspun blog ”
I couldnt agree more
@YIM: this is from PR perspective.
to be honest, i never liked you before.
Only after you made your blog, and reading your conversations everywhere in blogosphere, i started to understand you and your thoughts, and more or less, admire you, just a little bit though, not much… yet :)
“tak kenal maka tak sayang” they said
HOWEVER, I also quite agree with many many accusations presented on this blog.
and your “fighter style” really irks me… and i was a person who is starting to like your thoughts.
I understand the complexities of minister’s job, it makes sense if you didnt get all the details on your previous job.
I understand your need to defend your past decisions, and your impulse to threat some people with laws. Law maybe easy solution for you, but believe me, you dont do -yourself- justice by that approach.
as a longtimer in indonesian politics, by now you shoud realize that indonesians prefer “BEACON of Justice and Truthfulness”, instead of a Fighter.
Show us we are wrong about you, present your proofs and opinions(maybe in your blogs).
Consider the accusations as mass opinions, not a personal opinions, dont challenge your enemies in their faces one by one, let them come to you.
maybe you should ask unspun to be your PR consultant? :)
pak yusril, komentar yang anda dapat setelah turun dari jabatan dan yang ada di internet saya rasa masih teramat halus dibanding dengan yang dialami pak habibie. beliau ini dihujat dan dicucimaki di forum terhormat di senayan. saya yang menyaksikan di layar teve waktu itu sampai merinding. sebegitu besarnyakah kebecian kepada kepemimpinan suharto hingga habibie diperlakukan demikian; ataukah karena keislamannya?
kalau asumsi kedua yang diambil, konsekuensi logisnya adalah pak yusril belum ber-“juang” sebesar dan seberat pak habibie. pula, -saya yakin pak yusril tentu lebih tau– jalan ke sana itu mendaki lagi sukar: beberapa teman pak yusril tentu pernah merasakan dinginnya lantai penjara; sebagian dari mereka ada yang gugur, sebagian lagi masih menunggu-nunggu. dan mereka tidak mengubah janji mereka.
sesungguhnya cucimaki dan hujatan itu adalah satu pertanda baik; jadi teruslah berkarya dan tegakkan dien yang di sanubarimu itu hingga mewujud.
Cokk at http://www.depsos.go.id
Pak Yusril, semoga anda tetap bersemangat nge-blog walaupun menghadapi komentar2 pedas seperti di IM. Mohon lebih sering update, Pak, karena tulisan Pak Yusril bagus. Tiap hari saya buka nih, tapi jarang banget ada update..Mohon lebih rutin, karena anda penulis yang handal dan berwawasan luas.
terimaksih infonya :D
saLam kenal oM ;)
sudahlah..
jangan kaya kebakaran jenggot, jangan pula terlalu mempermasalahkan harus asli atau samaran…
emang begini ini kan dunia maya ini.
semua serba mungkin dan tidak haram toh..?
biarkan saja, karena masing2 hadir dengan fikiran, pendapat dan caranya sendiri.
yang penting kan isinya,
kalau perlu tanggapi. kalo tidak, ya biarkan saja.
tanggapi saja pendapat, saran atau permintaan yang penting dan memang bapak anggap penting untuk ditanggapi.
yang lain-lain, biarkan saja berlalu.
pasal itu dianggap menyerang, kalo jurusnya tidak bermutu, kan ga kan mempan, bapak kan ahli bela diri, hehehe.
hal gini kan biasa.
saran saya, mendingan bapak fokus dengan tujuan semula hadir di blog ini. dan tdk usah pusingkan untuk mengatur cara blogger lain mengekpresikan dirinya. buang energi.
ok, mister.
saya lihat, tulisan yang memang banyak diminta ( termasuk oleh saya ) tentang berbagi pengalaman selama dulu jadi menteri sekian periode kok belum muncul? ato emang itu termasuk katagori ” tidak penting ” hehe.
di comment kata pengantar saya tanya perasaan bapak punya istri orang sebrang juga kok. kalo itu wilayah yang tidak boleh kita ketahui, ya saya ga masalah, ga usah dijawab deh…
bagi saya selain sebagai manusia biasa, YIM adalah juga manusia luar biasa, jadi wajar toh kalo saya penasaran dengan hal2 yang pribadi. ( kalo boleh :) )
mangga ah, kang…
teraskeun we,
tong unggut kalindungan tong gedag ka anginan…
salam.
Bagaimana tahunya kalau yang membalas komentar2 ini Bang Yusril sendiri ya, bukan asistennya atau orang suruhannya? Jangan2 seperti hotline untuk telpon SBY dulu. :)
Just wondering.
Hebat, bang yusril.
masih mau nanggapin permasalahan yang ga penting seperti di IM, itulah dunia maya…bebas menghujat,korek-korek borok yang belum tentu benar…
tapi sekarang saat nya abang menulis artikel… saya sangat menunggu posting terbaru…
jangan takut sama pengecut…
Haram manyarah, waja sampai kaputing tu pang…
maju trus pa yusril…
:)
Assalamu’alaiku WR WB.
Bang jika agama kita dihinakan itu menjadi suatu kewajiban untuk memperjuangkannya, namun mesti diingat harus luruskan niat jangan sampai ada setitikpun dihati Bang Yusril untuk membela kepentingan pribadi. Ingat kisah ketika seorang sahabat Rosulullah SAW ketika didalam suatu peperangan akan membunuh seorang musuhnya namun musuhnya itu meludahinya, maka sahabat itu urung untuk membunuhnya karena takut membunuhnya itu dikarenakan kebencian karena musuhnya itu meludahinya bukan karena berjuang untuk menegakan Al Islam.
Selamat berjuang Bang Yusril
Wassalamu’alaikum WR. WB.
Assalamu’alaikum wr. wb,
Saya hanya ingin menyumbangkan beberapa masukan :
[ 1 ] Posting di ranah publik (seperti Internet) ini memang bisa berbahaya.
Pada saat ini, ada 2 posting di blog saya yang terpaksa saya disable, karena dijadikan senjata untuk memfitnah saya kepada aparat.
Jadi, saya pribadi bisa paham mengapa mereka memilih anonim di Indonesia Matters.
Di lain pihak, banyak komentar/posting mereka yang tidak bermutu; dan cara terbaik untuk menghadapinya adalah dengan membalasnya tanpa emosi.
Salah satu contohnya bisa dibaca disini.
[ 2 ] Dragonwall berkomentar disini bahwa Indonesia menjadi tidak demokratis jika menerapkan hukum Islam, dan ini adalah diskriminasi.
Logika ini sangat keliru.
Sebagai contoh, kalau saya berada di Vatikan, tentu otomatis hukum disitu yang berlaku atas diri saya.
Ketika saya bekerja di Inggris selama 5 tahun, otomatis saya juga dikenakan hukum Inggris, walaupun ada yang tidak saya sukai dan/atau malah jelas merugikan saya.
Demikian halnya jika Anda berada di Indonesia, maka hukum di Indonesia yang akan berlaku. Apakah berupa hukum warisan Belanda, Islam, dst.
Pepatah orang Minang, dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung.
Jika Anda tidak suka dengan hukum yang berlaku, ya berlakukan demokratis, seperti yang anda sendiri teriakkan. Ubah melalu jalan & cara yang seharusnya.
Otherwise, put up & shut up. As I did in UK for years.
[ 3 ] Sepertinya di Indonesia Matters (dan beberapa forum lainnya) ada kecenderungan merancukan kebebasan berbicara dengan anarki. Bebasnya tanpa tanggung jawab, sehingga cenderung ke slander, libel, character assassination, dst.
Yang seperti ini saya kira tidak perlu kita dukung.
Anyway, mungkin itu dulu dari saya.
Trims,
Harry
Sabar pak, sy jg pernah merasakan diserang dgn anonymous. Mpe rame. Tadinya tak tanggapi, tp tak biarin jd brenti sendiri. Ribut2 gak produktif. Mending posting blog yg bisa ikut mencerdaskan anak bangsa.
Saya tunggu postingan selanjutnya pak. Biar sy tambah cerdas :D
Menurut saya langkah Pak Yusril ini tepat. Daripada debat dibiarkan tidak terkendali di blog pihak ketiga, tentu lebih baik kalau difasilitasi di tempat sendiri. Kalau di blog orang lain kesannya kurang kerjaan.
Saya juga berharap sekasar apapun nanti tulisan penyerang itu, Pak Yusril tetap menunjukkan kualitas pribadi yang tinggi, dengan tetap tenang dan bersikap terbuka. Ga usah dimoderasi atau delete, Pak. Seperti semboyan saya biasanya: toh pada akhirnya pembaca kebanyakanlah yang akan menilai attitude mana yang lebih baik, Pak Yusril, Patung, atau Dragonwall?
Saya rasa perdebatan adalah suatu hal yang sangat wajar, hal tesebut akan membawa manusia kepada pemahaman yang lebih dalam mengenai dunia dan lingkungannya tapi yang terlebih penting perdebatan akan membuat manusia lebih mengenal dirinya sendiri. Karena saya yakin setiap kali seseorang bertindak dalam bentuk apapun. dalam tataran hati yang paling dalam ia mengetahui tindakannya tersebut salah atau tidak. Namun keberanian untuk mengakui kesalahan terhadap diri sendiri adalah suatu hal yang harus diraih dengan perjalanan yang panjang. Sering kali kita merasakan kesenangan disaat lawan perdebatan kita mengalami “dead end” walau sebenarnya pada saat itu kita mempertahankan suatu yang jelas salah. Tapi jangan salah ‘kesenangan’ bukanlah kebahagian karena kebahagian yang hakiki bagi saya hanya dapat diraih disaat kita berani untuk mengakui kesalahan diri sendiri
salam kenal pak Yusril….
Ass.
Bang Yusril. Mungkin Abang sudah lupa ke saya. Dulu waktu di UIN Ciputat, beberapa kali ke rumah Abang bersama Fahmi dan Bang Jurhum.
Saya menantikan kiprah politik Abang lebih jauh…
Atau minimal membuat memoar on line di sini. Kami tunggu.
Wass
Tantan
Salam kenal Bang Yusril..
Saya salut cara bang Yusril menjawab komentar2 para blogger2 di dunia maya, seperti komentar bang yusril di website nya Wibisono Sastrodiwiryo
dengan tema SENJATA BARU bang Yusril…..
dan saya salut juga dengan Mas Wibi yang begitu dewasa dan ksatria menerima dengan lapang dada penjelasan bang yusril sendiri tanpa ada niat ingin egoisme dan saling menghargai satu sama lain…
diskusi seperti ini yang kita harap kan.. sehingga kita dapat menjadi komentator2 yang dewasa, arif dan bijaksana….setelah kita tau duduk permasalahan yang sebenrnya…. tidak seperti komentar Dragonwol yang penuh kesinisan dan tidak bertanggung jawab….
sekiat dari saya di tangerang,
Wassalam !
Putra BAbel
Hm, setahu saya thread ini dan mungkin blog ini dibuat untuk mengajak orang – orang berdiskusi mengenai topik diskusi yang kemarin ‘hangat’ di Indonesian Matters tentang kebijakan Voa (please cmiiw) Nah, diskusinya mana ???
Pretty
(bukan nama samaran … dan berhubung tidak punya latar belakang pengetahuan yang adequate, belum mau memulai diskusinya, tapi ingin menikmati dulu :)
Pretty seperti nya tidak akan ada diskusi disini hangat ataupun menarik. Disini untuk diskusi “gak apa pak yusril, sabar, jangan di anggap dll” mana dia ada jawab pertanyaan yang real? sekarang mala hilang gak berani kali?
Iya Lily, jangan berharap terlalu banyaklah, jangan2 yang jawab juga bukan dia pribadi. Atau cuman kebawa ‘hot’ aja gara2 diskusi di IM terus buat blog sendiri buat saingan, abis itu ngilang. Entah sibuk, entah belum tahu cara maintain an interesting blog, asal ndak ‘ange-ange ci’ ayam’.
Cape juga sih baca comment yang itu2 melulu, padahal nunggu posting yang agak menarik, sukur2 controversial. Misalnya yang ringan2 ajalah, pendapatnya dia mengenai Reog Ponorogo yang diclaim sama orang Malaysia itu. Kan waktu Reog Ponorogo didaftarkan Bupati Ponorogo sebagai budaya Ponorogo, kan diperlihatkan ke dia juga sebagai Mentri Hukum dan HAM tahun 2004. Jangan2 dia ga tahu lagi tentang ini, hehehe.
~peace
@parvita
ahhh.. you got your facts wrong…
YIM bikin blog bukan gara2 mo saingan sama IM. Correlative, not causative.
Sebelumnya i followed conversationsnya YIM di jay’s dan priyadi’s, lalu YIM bikin blog di blogspot atas saran2 dari blogs2 tsb. IM controversy itu cuman baru2 ini aja, sebelumnya YIM aktif di different hemisphere of blogs.
but yeah… you’re right… cape jg baca2 comments yg gitu2 aja.
@Pretty
you are everywhere, arent you :)
Assalamu’alaikum,
@llily, @parvita, @bonar. Di tulisan saya yang terakhir, saya telah menegaskan bahwa semua posting maupun reply saya tulis sendiri. Ketika saya mahasiswa, saya dapat membedakan tulisan Sukarno dengan tulisan Mohammad Natsir, atau tulisan Deliar Noer dengan tulisan Taufik Abdullah, sekalipun tulisan itu diberikan orang kepada saya tanpa disebut siapa penulisnya. Kalau anda rajin-rajin membaca, suatu saat Anda akan dapat membedakan ekspressi pikiran, perasaan, gaya bahasa dan pilihan kosa kata yang digunakan seorang penulis. Selama saya menjadi menjadi Mensesneg ada sekitar 306 pidato Presiden SBY yang saya tulis. Suatu ketika ada pidato yang saya kirimkan ke Presiden dan Presiden mengembalikan pidato itu ke Sekneg denan disposisi “Ini bukan dibuat Pak Yusril”. Pidato itu memang ditulis orang lain, karena dia “ngotot” agar pidato yang dia buat itulah yang dibaca Presiden. Maka dalam satu jam saya harus menyiapkan pidato pengganti yang saya tulis sendiri.
Kalau saya boleh menasehati, janganlah terlalu banyak berprasangka. Lebih baik menahan diri dulu, simak baik-baik, baru kemudian menyampaikan suatu pendapat.
Seperti telah saya tegaskan juga dalam tulisan saya yang terakhir, saya tidak melakukan moderasi atas setiap komentar. Anda dapat membuktikannya sendiri. Begitu komentar anda kirim, maka seketika itu juga akan tampil di blog ini. Apa yang saya lakukan di blog ini beda dengan Indonesia Matters atau Indcoup. Di kedua blog ini, setiap komentar harus menunggu moderasi dulu. Ditampilkan atau tidak, tergantung pertimbangan mereka sendiri. Itu adalah hak mereka. Saya juga tidak akan mendelete sebuah tulisan, kecuali atas permintaan pengirimnya. Thomas Arie Setiawan telah menjelaskan hal ini dalam salah satu blog. Silahkan Anda membacanya.
Blog saya ini mengundang siapa saja yang berminat untuk bertukar-pikiran secara jernih dan argumentatif, atas dasar saling menghormati. Saya mengundang Anda untuk mengemukakan pandangan dan tanggapan, dan Insya Allah, saya akan menanggapinya pula.
Saya telah menegaskan bahwa saya tidak akan terlena dengan pujian dan sanjungan. Selama ini saya tidak marah jika dikritik. Dulu, kadang-kadang saya marah dan jengkel dengan rumors, kecaman, serangan dan caci maki yang saya anggap tidak mempunyai pijakan yang kokoh. Apalagi fitnah yang sengaja ingin menjatuhkan. Sekarang saya sudah belajar banyak. Saya berusaha maksimal untuk mengerti dan menahan diri.
Silahkan Anda membaca posting saya yang terakhir.
Terima kasih.