|

PULANG KE KAMPUNG HALAMAN

Bismillah ar-Rahman ar-Rahim,

Salah satu hal yang paling menyenangkan dalam hidup ialah ketika saya pulang ke kampung halaman. Saya selalu rindu kota Manggar dan Pulau Belitung, tempat saya lahir dan dibesarkan. Hari Jum’at 18 Januari 2008 yang lalu saya dan istri serta kakak dan keponakan, pulang ke Belitung. Ada tiga penerbangan dengan pesawat Boeing ke Belitung setiap harinya. Kami sengaja memilih berangkat pagi hari pukul 6.40 dan tiba di Belitung 45 menit kemudian. Belitung memang dekat, tak jauh dari Jakarta. Mungkin karena harus menyeberang laut, pulau itu terasa jauh dari Jakarta.

IMG_0011

Dari lapangan udara di Kampung Buluh Tumbang, saya harus mengendarai mobil melintasi hutan dan perkampungan sejauh hampir 70 km untuk sampai ke rumah ibu saya di Kampung Lalang, Manggar. Begitu mendarat di Belitung, nafas saya terasa lega. Udara bersih dengan rimbunnya pepohonan, nyaris tanpa polusi, membuat paru-paru saya seakan terbuka, ditengah pengapnya udara Jakarta, tempat saya kini menetap. Belitung masih seperti dulu. Jalan aspal mulus dan lengang, serta pepohonan hutan di sepanjang jalan adalah pemandangan yang umum. Sepanjang jalan dari Buluh Tumbang ke Manggar, saya menyukai pemandangan alam, bukit, sungai, danau dan hutan.

IMG_0010

Ibu saya yang kini telah berusia 79 tahun sukacita dengan kedatangan kami. Saya pulang ingin menjenguk beliau dan berbincang-bincang tentang banyak hal, terutama berbagai peristiwa yang terjadi di masa lalu. Empat malam saya di Belitung. Waktu sesingkat itu membuat saya seakan kembali ke masa kecil. Menyapu halaman rumah, membersihkan taman, pergi memancing, memasak dan bermain musik di malam hari. Hidup terasa santai dan menyenangkan. Teman-teman lama datang berkumpul, dan kami bercerita tentang keadaan masing-masing. Hidup terasa singkat sekali. Telah lebih separuh usia saya dihabiskan di luar Belitung. Namun, saya selalu saja ingin pulang. Ingin sekali menikmati hidup yang tenang dengan rimbunnya pepohonan, udara laut dan danau yang segar serta penduduk yang ramah dan serba informal.

IMG_0002Salah satu kesukaan saya ialah berjalan di semak-semak dan jalan setapak, serta berjalan menyusuri pantai ketika air surut. Saya melakukannya lagi ketika saya pulang ke Belitung. Saya melihat Kampung Sekep, dan menyaksikan halaman rumah saya ketika kecil, yang kini oleh ibu saya dibuat sebuah mesjid. Saya berjalan dari Kampun Sekep melihat Kampung Bakau yang kini sudah menjadi laut. Jalan setapaknya masih sama. Pohon-pohonnya juga masih sama. Saya menyusuri jalan setapak di samping Kulong Wak Nutok untuk sampai ke arah Pangkalan Sadam. Hari telah sore ketika saya melintas daerah itu, yang mengingatkan saya ketika kecil, saya pulang membawa ikan.
Sayapun pergi ke Gantung, kota kecil sekitar 20 km dari Manggar. Saya mengendarai sepeda motor Harley ke kota itu. Enak sekali naik motor di jalan yang sepi. Saya melihat Sungai Lenggang dengan dam antik yang dibuat Belanda di awal abad 20. Dam itu masih berfungsi sampai sekarang, mencegah kota Gantung dari banjir ketika air sungai penuh di musim hujan. Sungai Lenggang terlihat cantik dan bersih. Ada saudara saya, Muharam namanya, sedang menangkap ikan Baung di sungai itu, dan saya memotretnya. Saya mengajak Muharam pergi ke makam keluarga ibu saya yang disebut Keramat Lais, di pinggir Sungai Lenggang. Saya tak tahu di mana letak makam itu. Ketika saya kecil, ibu saya mengatakan, untuk pergi ke tempat itu harus naik perahu.

IMG_0003Tapi sekarang, rupanya ada jalan darat ke Pemakaman Keramat Lais. Saya menyaksikan ada puluhan makam di sana. Salah satunya adalah makam leluhur saya, yakni ayah dari kakek saya Musa alias Musip. Beliau lahir di Iran, dan tak disangka akan wafat dan dimakamkan di pinggir Sungai Lenggang di awal abad ke 20. Pemakaman itu terletak di pinggir sungai dengan rindangnya pepohonan dan kicauan suara burung. Suasanya hening dan sepi, tetapi jauh dari kesan menakutkan. Lama saya tertegun di makam ayah kakek saya itu. Saya, kakak saya, istri saya dan Muharam membaca doa di pemakaman keluarga itu. Hari kian senja dan kamipun pulang ke Manggar.

IMG_0007Foto-foto yang saya tampilkan di sini, saya ambil sewaktu saya pulang ke Belitung kali ini. Mudah-mudahan anda dapat menikmati photo sudut-sudut kota Manggar yang hijau, danau, sungai, laut, pasar dan hutan bakau di Belitung Timur. Rumah ibu saya yang terbuat dari kayu dengan arsitek Melayu saya tampilkan pula di sini. Rumah itupun teduh dengan rindangnya pepohonan, taman dan bunga-bunga yang menjadi kesukaan ibu saya. Tiap hari kami makan di rumah ibu saya. Masakah Belitung enak sekali. Sayur-sayuran diambil di hutan, seperti keladi, paku dan daun iding-iding. Ikan mancing sendiri dan dipanggang menggunakan sabut kelapa, atau digulai dengan nenas. Rasanya beda. Mau coba masakan Belitung di Jakarta? Silahkan datang ke Billiton Bistro, Plaza Senayan Lantai II. ****

IMG_0005

IMG_0004

IMG

IMG_0001

IMG_0012

IMG_0013

IMG_0015

IMG_0016

IMG_0018

IMG_0019

IMG_0021IMG_0023

IMG_0022IMG_0024

IMG_0025IMG_0027

IMG_0029IMG_0030

Cetak artikel Cetak artikel

Short URL: https://yusril.ihzamahendra.com/?p=119

Posted by on Jan 26 2008. Filed under Personal. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

122 Comments for “PULANG KE KAMPUNG HALAMAN”

  1. Nyam-nyam… ikan bakar… nyam-nyam-nyam…

  2. Wuah, menarik sekali pak. Ternyata Belitung memang indah. Saya pernah punya teman 1 kantor yang kemudian pulang kampung dan bekerja di KPU Belitung.

    Mungkin kapan-kapan saya bisa kesana juga :-D

  3. Wah, dari foto-fotonya saja saya sudah ‘panas’ ingin berkunjung melihat keindahannya secara langsung… :(

    Tahun ini nampaknya saya belum bisa kembali ke kampung halaman saya di Kalimantan sana.

  4. Yth: Bang YIM…

    Boleh juga pemandangannya… Jadi “ngiler” lihat ikan bakarnya… Promosi nih?
    Mungkin, kalau pulang Kampoeng nanti pengen juga mampir ke Belitung…

    Sudah ada penginapan yang permanen? Seperti Bunggalow, Resort, Atau yang “sejenis” itu? Hotel misalnya? Saya sih orang “Kampoeng”, tapi memang Istri dan anak saya “Londo”. Dan Alkhamdulillah, mereka Muslim…he…he…

    Wassalaaammm…

  5. Excuse me, “mampir”, dalam Bahasa Indonesia =(singgah)?… Maaf, “mampir” (kelepasan bahasa daerah)… he…he…

  6. Assalamualaikum wr.wb
    Jadi renyek nak balik juak bang liat foto-foto ikam, ade gangan darat ketingoken ne, dan warung kopi yang setiap balik serase belum afdol kalo lum ngupi. Nek Siha dan keluarge besar belitong sehat kan bang?

  7. Assalamu;alaikum wr wb.

    Bang, kampung adalah laman paling indah dimata kita. Kampung halaman adalah oase tersejuk yang dirindu para pengelana disahara tandus. Kampung, betapa pun jauh, tetap dekat dihati kita.

    Bang, teruskan cerita abang seputar kenang-kenangan masa kecil dulu!

  8. Memang tidak ada tempat seindah kampung halaman. Meski hidup di rantau orang, kampung halaman selalu jadi rumah untuk pulang.
    Ceritanya menyejukkan, Pak.. :-)

  9. wah, ada poto istrinya juga pak :D

  10. Assalamualaikum bang Yusril,
    saya senang sekali melihat kampung halaman Bang Yusril yang indah sekali, sangat natural, hidup kita seperti kembali ke 0 tahun. Saya jadi rindu kampung halaman, sayangnya di jakarta, hiks. Oke deh, selamat berkarya Bang Yusril semoga sukses serta keberkahan hidup selalu menyertai anda sekeluarga. Amin.

    Salam,

    Boss Ario

  11. saya juga pernah ke Belitung, disana lingkungannya masih sangat asri, saya senang tingga di sana. makanannya juga enak-enak. kapan ke Belitung lagi ya?????

  12. wah…..foto-fota yang bapak tampilkan membuat saya semakin rindu untuk kembali ke Belitung. sepertinya belitung harus dikembangkan untuk menjadi daerah tujuan wisata..

  13. foto-foto yang indah, nampaknya pak YIM tidak asing dengan yang namanya kamera hehe, nice shoot

  14. Assalamualaikum,

    Wah asyik bang ikam bisa balik ke Belitong ikan panggangnye itu muat kite ngiler desinek-bandung. Ape agik de kampong kamek bang Tanjong Binga ikan lumayan banyak jadi amun balik ke Belitong rasenya gaok nak makan ikan panggang dan gangan kuning he..he..he-kalo ikam ke Tanjong Binga ntar aku ajak mancing deh hehe. Tanjong Tinggi dan Tanjong kelayang juga tempat yang bagus biasenya untuk wisata ape agik mandik aik laut di sana lumayan asyik sambil mancing bejaoran dan mukat tentunya, laut yang berse tanpe takut tercemar cuma harus ati2 kun “ampai” ciape ke.

    wassalam
    Andika

  15. Hi, Pak yusril
    Senang sekali akhirnya topik yg saya tunggu -tunggu muncul juga, setelah terpotong dengan topik-topik panas lainnya.
    Setelah membaca dan melihat foto-foto yg ditampilkan tsb, saya jadi tertarik mengunjungi Belitung. Selama ini walaupun tinggal bertetangga dengan Belitung, saya belum pernah ke sana. Memang panorama dan kehidupan masyarakat di daerah BaBel sangat berbeda sekali dengan daerah lainnya. Pantai dan seafoodnya , kayaknya the best.
    Pak Yusril, memang pilihan yg tepat ketika Pak Yusril pilih pulang kampung untuk refreshing. Setelah kita kerja keras dengan segala aspek mental psikologis yg kita alami, berbeda sekali jika dibandingkan dengan berpariwisata ke tempat yg lain , walaupun sebagus apapun tempat tsb. Ikatan batin dan kenangan masa lalu kita, memberikan suatu dampak kepuasan batin tersendiri dan kita selalu ingat rakyat kecil. Pak Yusril , saya jadi ngiler nih, lihat ikan bakarnya. Ikan bakar adalah salah satu menu favorit saya , orangtua saya sering sekali bakar ikan untuk lauk pauk kami. Sejak merantau , hampir tidak pernah lagi makan ikan bakar. Mudah-mudahan lain kali, jika saya pulang kampung saya mau main ke Belitung juga. Fotonya luar biasa, secara tidak langsung Pak Yusril sudah ikut membantu promosi wisata daerah Belitung. Terima kasih.Mudah-mudahan jebee tidak muncul lho di topik ini, entar ditanya pula sama beliau bahwa apa enak ikan bakar itu? ( hee..hee sorry ya jebee ) Ikan bakar pasti enak di lidah orang Belitung. Mau coba boleh, ke resto Biliton seperti yg disebut Pak Yusril itu. Salam perjuangan untuk Pak Yusril , semoga dapat mewujudkan cita cita untuk memimpin Indonesia ke depan agar lebih sejahtera.

    He he he, datang saja ke Belitung. Segalanya murah meriah… (YIM)

  16. Begitu mendengar kata “Belitung” Pertama kali yang saya ingat adalah disitu tempat lahir seorang negarawan yang religius. Bpk. Kiyai H. Prof. DR. Yusril Ihza Mahendra. Sekarang saya lagi gandrung dengan buku “Laskar Pelangi”, maka yang kedua saya ingat dari “Belitung” adalah Andrea Hirata. Si Penulis buku Tetralogi Laskar Pelangi yang semua bukunya Best Seler sekarang ini. Melihat alamnya di foto tsb juga Indah. saya sangat tertarik. Mudah-mudahan Allah memberi kesempatan saya bisa kesana untuk bertafakur dan bertadabbur…..
    btw, yang berambut panjang itu istrinya ya pak kyai? salam kenal. semoga jadi istri yang sholihah. amin………

    He he he, jangan lupa Boss PKI, DN Aidit juga orang Belitung. Di zaman Orba Pak Domo sering bilang ada dua ekstrimis dari Belitung, satu DN Aidit (eklstrim kiri) dan satu lagi Yusril (ekstrim kanan). Tapi itu masa lalu, mantan Pangkobkamtib Sudomo sudah minta maaf sama saya. Saya juga sudah memaafkan beliau. (YIM)

  17. Foto terakhir yang di bawah itu foto istri bapak ya? cantik sekali…

    Sssssssttttttt… Itu foto Rika Tolentino Kato, istri saya, mohon jangan ada yang usil… Sorry becanda aja… (YIM)

  18. hehehee jadi pingin pulang kampong ni pak yusril. ternyata antum anak sumatra jugak ya pak..

  19. terimakasih bang…

    akhirnya saya dapat juga melihat foto-foto dalam blog abang ini, apalagi fotonya mengenai kampung, sehingga terasa saya pun ingin pulang kampung, he he he…….

  20. Pulang kampung emang bagaikan wisata kuliner, dan injeksi untuk aktifitas selanjutnya. Jadi pengen pulang kampung lagi nih

  21. aduh pak, saya jadi ngebet pengen pulang… sudah tiga tahun ngak moto moto hutan dan Pice lagi, jepretan kita di Pice nyaris persis pak. Setelah dibandingkan, hasilnya jauh beda sih. wajar saja, saat itu belum jamannya digital.

  22. hallo pak Yusril,

    ternyata Belitung itu indah sekali ya..belum tercemar polusi, banyak pohon…tapi masih panas ga ya??mengingat daerah pantai…duh ikan bakarnya…sayang teman saya mengoleh-olehi saya hanya sebungkus terasi yg ruarrrrr biasa sedapnya..(ikannya engga dibawain,hehe..)

    Memang benar, terasi Belitung enak sekali. Hanya jangan kaget harganya Rp 100.000 (seratus ribu rupiah) perkilo. Teman saya nggak percaya, dia bilang masak harga terasi lebih mahal harga daging sapi. Tetapi memang benar. Soalnya, terasi itu dibuat dari bahan udang pancet ukuran besar yang masih segar. Udang itu dimasukkan dalam karung goni, kemudian ditanam di pasir tepi pantai sampai terjadi fermentasi. Udang itu kemudian ditumbuk dan dijemur. Nah, bayangkan, harga sekilo udang pancet di Belitung Rp.40.000 sampai Rp. 50.000 perkilo. Jadi wajar saja kalau terasinya Rp. 100.000 sekilo. Tapi di manapun di dunia ini, anda talkkan menemukan terasi sedahsyat terasi yang dimakan orang Belitung. Kalau bikin sambel, pake cabe merah dan belimbing wuluh atau buah gandaria atau mangga muda atau jeruk kunci, atau nenas, dan sebagai sambel ikan bakar, rasanya luar biasa…(YIM)

  23. Yth: Bang YIM

    Membaca tanggapan anda, saya tambah ngiler jadinya… Apa di “Billiton Resto”, ada sambal “Tempoyak” (durian)? Mungkin saya akan membawa terasi Belitung ke Swiss… Oleh-oleh untuk Mertua…he…he…

    Wassalaaaam…

    Boss, orang Belitung tak kenal Tempoyak. Mereka makan durian begitu saja, atau dibikin sebagai penyedap kuah kue serabi atau bubur kacang hijau dan sejenisnya. Tempoyak itu makanan masyarakat di daratan Sumbagsel, yakni Palembang, Jambi, Bengkulu dan Lampung. Di Billiton Bistro kagak ada Boss! (YIM)

  24. Bang tiap tahun balik ke Belitong, tapi uda lama banget nggak mampir ke Pice, ternyata masih kokoh juga yah dan udah di cat, jadi pangling liat photonya..setahu saya dulu sempat nggak terurus..Wassalam

  25. Salam kenal Pak Yusril, saya Aryo. Boleh saya panggil abang? Melihat foto-foto dan menyimak tulisan di situs ini, teringat saya pada cerita Belitung yang dikisahkan adik bungsu abang, Yustiman alias Iman ‘mesyum’ (haa.. ini tanya dia saja kenapa dijuluki begitu, hihi..) – awas lho Bang, nanti istrinya bisa ditukar sama dia, hahaha.. — Maaf, becanda :D

    Apa yang diceritakan adik abang ternyata benar adanya, bahkan sekarang terpapar jelas disini. Dulu tak ada tu foto-foto, hanya laporan pandangan mata yang bikin penasaran. Apalagi kak Nanung juga sering promosi, hehe.. Elok nian Belitung tuw. Sayang, saya belum bisa menyempatkan berkunjung kesana. Nunggu diajak Iman, hehe :-)

    Wasalam
    Aryo

  26. Bang YIM Yth,

    Membaca tulisannya rasanya jadi kangen ke Belitung…
    Ingat seafoodnya yang sedap…terutama menu favorit saya cumi hitam & kepiting rebus sambal nanas…
    Ingat tempat wisatanya yang indah & bersih..
    Juga ingat saudara2, teman2 masa kecil….
    Khususnya… dayang2nya…hehe

    He he… Dayang-dayangnya sekarang sudah jadi Mak Long… (YIM)

  27. Ass.Bang Yusril
    Ngeliat photo-photo pantai lalang, pice-gantong, pasar manggar, dan warung kupi…..kamek di bandung jadi e na balik juak.Bang..selamat rumah baru e la jadi.

    trims
    acuviarta

    Terima kasih. Ayolah kita sama-sama pulang ke Belitung. Sedikit koreksi, foto yang saya muat dalam posting ini adalah foto Pantai Burung Mandi. Memang ada foto bekas Kampung Bakau dari arah Kampung Sekep, yang dulu sering saya lalui ketika saya menuju ke Pantai Pengempangan melewati Pangkalan Sadam. (YIM)

  28. Tampaknya pulau yang indah, tapi panas gak ya Pak Yusril?, karena saya liat rumah kayunya ada beberapa blower AC nya

    Tak seberapa panas kalau dibanding Pulau Bali. Curah hujan di Belitung cukup tinggi, sehingga udara tidak terlalu panas. (YIM)

  29. wah, foto nya menyenangkan sekali…

  30. Ingat Belitong, di samping mengingatkan pada Bang Yusril [dan adik Abang, anggota DPR]
    Aku juga ingat kemenangan Partai Bulan Bintang di kepulaian Bangka Belitung
    Aku juga teringat Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.
    Novel yang bercerita banyak tentang Belitong.

    Apa Abang satu daerah sama Andrea Hirata.
    Bikin juga novel dong!

    Ya. Andrea Hirata adalah kaum kerabat kami. Saya belum yakin kalau saya mampu bikin novel. Kenang-Kenangan Di masa Kecil yang saya tulis, lebih meneyrupai hikayat dalam kesusasteraan Melayu. (YIM)

  31. Senang membaca tulisan bapak saat pulang kampung.Bangga rasanya melihat orang besar yang masih rindu kampung.Meski saya tidak sebesar bapak, kampung halaman sangatlah berarti bagi saya untuk lebih memahami makna perjalanan kehidupan ini.Karena dari situlah kita akan tahu asal kita.
    Semoga bapak bisa menikmati hari tua dengan segala ketenangan yang ada.

    Ingin juga. Kalau sudah tua tinggal di Belitung lagi seperti dulu ketika masih kecil. (YIM)

  32. Kalu melihat foto-foto Belitung di posting di sini saya jadi inget kampung halaman saya yang masih satu provinsi dengan kita daerah Bangka Selatan/Toboali (Babel) alangkah indahnya !
    Tapi sayang sekarang alam nya banyak yang rusak gara2 penambangan timah rakyat (Tambang Inkonvensional/ TI)

    Pak YIM, apakah di belitung kampung pak YiM tinggal ada juga TI ?
    karena saya belum pernah ke Belitung, katanya dari Toboali sekitar 3-4 jam naik kapal Boat ke belitung dan 1 jam ke pulau Lepar Pongok/Tanjung Labu !

    Bagaimana tanggapan Pak YIM mengenai TI ini di berlakukan ? karna di satu sisi TI ini menyangkut hajat hidup rakyat bangka dalam mencari nafkah, sementara pemerintah Babel sekarang sedang gencar-gencarnya mempromosikan pariwisatanya (Babel Archi 2010) ?

    Pernahkah Pak YIM memberi masukan kapada Pejabat/aparatur Babel masalah TI ini ?

    Soal TI sudah pernah saya jawab di posting Kenang-Kenangan di Masa Kecil (YIM)

  33. Ass. Pak YIM & Pak Acuviarta,

    Sorri pak YIM, pinjam page-nya kebetulan kawan kite ade muncul disinek Pak Acuviarta. Sebile hop ade rencane balik aku baru dari sanak baru-baru ini karena ade sanak famili yg meninggal, sempat singgah dirumah pak YIM sambil ngeliat ibu pak YIM yg sdg sakit kaki, pangling juak ngliat rumah lamak nok la berubah, mudah2an pak YIM agik nyimpan foto terakhir dari rumahnya sebelum direnovasi, sayang pak YIM untuk kenang-kenangan. O ye pak Cuvi ngomong2 ente la lamak endak balik, bile ade mase balik lah benar ape yg diceritekan pak YIM, untuk istirahat tempat kite pilihan bagus, pak Acu kan org sibuk tahu persis gimane sibuknye. ok pak acu & pak YIM selamat & sukses.

    Salam-RC

  34. Assalamuaikum , yth Bang YIM.

    Kiape kabarnye …..?? Semoga sehat wal af’iat.
    Kalau melihat foto-foto yang ditampilkan, terasa adem dan sejuk,ngeliat pantai pengempangan ( Nyiur Melambai ),
    taman didepan terminal Manggar , jalan2 Manggar, Mesjid kp Arab Manggar , Pice Gantong , Pasar ikan Manggar dll.
    Terasa adem dan otak serasa jadi jernih menyegarkan dan mengingatkan masa lalu hidup dikampung halaman.
    Memang benar pepatah orang sejauh-jauh burung terbang, akhirnya kembali kesarangnya juga.Sejauh kita
    ngerantau ditempat orang untuk mencari sepiring nasi, tetap kita rindu dengan kampung halaman tanah kelahiran
    kita.Aku juga sekarang ini minimal setahun sekali mudik sa’at lebaran sambil menemui orang tua di kampong.
    Aku sering juga nangkring duduk di pantai Pengempangan ngeliat laut , nelayan dan orang2 jalan2.Dengan cara
    bang YIM menampilkan pesona Belitung ini,secara tidak langsung ikut mempromosikan wisata Belitung,karena
    selama aku mengikuti artikel2 bang YIM, yang merespon bukan hanya orang2 Belitung saja, tapi non orang Belitung
    pun ikut memberi tanggapannya. Salut buat bang YIM , semoga pemerintah setempat ( PEMDA ) dinas pariwisata
    ikut membantu untuk kemajuan Belitung di bidang Pariwisata , sehingga akan banyak WISNU dan WISMAN datang
    ke Belitung untuk wisata.Pak Pariwisata tolong di budidayakan souvenir2 khas Belitung,ma’af yaa hanya saran.
    Ngomong2 bang YIM ,nampaknya urang bini ikam betah di Belitung …..?? La pandai ke, base Belitong….???

    Wassalam,
    urang manggar.

    Terima kasih banyak. Istri saya memang suka sekali pergi ke Belitung. Dia orang “metropolitan” karena tinggal dan besar di Makati dan Tokyo. Dia sudah bosan dengan kota, dan bercita-cita untuk tinggal di kota kecil. Siapa tahu, suatu saat nanti saya akan menetap lagi di Belitung. Istri saya baru bisa bahasa Indonesia kira-kira 30%. Sedikit koreksi, foto mesjid itu bukan di Kampung Arab, tetapi di Kampung Sekep, di lahan bekas rumah tinggal keluarga kami di masa yang lalu. (YIM)

  35. Assalamuaikum , yth Bang YIM.

    Kiape kabarnye …..?? Semoga sehat wal af’iat.
    Kalau melihat foto-foto yang ditampilkan, terasa adem dan sejuk,ngeliat pantai pengempangan ( Nyiur Melambai ),
    taman didepan terminal Manggar , jalan2 Manggar, Mesjid kp Arab Manggar , Pice Gantong , Pasar ikan Manggar dll.
    Terasa adem dan otak serasa jadi jernih menyegarkan dan mengingatkan masa lalu hidup dikampung halaman.
    Memang benar pepatah orang sejauh-jauh burung terbang, akhirnya kembali kesarangnya juga.Sejauh kita
    ngerantau ditempat orang untuk mencari sepiring nasi, tetap kita rindu dengan kampung halaman tanah kelahiran
    kita.Aku juga sekarang ini minimal setahun sekali mudik sa’at lebaran sambil menemui orang tua di kampong.
    Aku sering juga nangkring duduk di pantai Pengempangan ngeliat laut , nelayan dan orang2 jalan2.Dengan cara
    bang YIM menampilkan pesona Belitung ini,secara tidak langsung ikut mempromosikan wisata Belitung,karena
    selama aku mengikuti artikel2 bang YIM, yang merespon bukan hanya orang2 Belitung saja, tapi non orang Belitung
    pun ikut memberi tanggapannya. Salut buat bang YIM , semoga pemerintah setempat ( PEMDA ) dinas pariwisata
    ikut membantu untuk kemajuan Belitung di bidang Pariwisata , sehingga akan banyak WISNU dan WISMAN datang
    ke Belitung untuk wisata.Pak Pariwisata tolong di budidayakan souvenir2 khas Belitung,ma’af yaa hanya saran.
    Ngomong2 bang YIM ,nampaknya urang bini ikam betah di Belitung …..?? La pandai ke, base Belitong….???

    Wassalam,
    urang manggar.

  36. Pak Yusril, kecintaan bapak dengan Belitung, sama dengan kecintaan saya dengan Pulau Bangka. Mohon Izin untuk dilink blog nya yah..wasalam

    Minggu kemarin saya ke Bangka. Insya Allah saya akan posting tentang Bangka, khususnya Muntok dan Tanjung Berikat. (YIM)

  37. Wah, indah dan permai nian kampungnya pak Yuzril :)
    Kebetulan istri saya juga masa kecilnya di Manggar, sebelum pindah ke Palembang.
    Ikan bakarnya yummy, sepertinya daerah situ gudangnya kuliner seafood :)

    Salam dari Padang pak..

  38. Bang, boleh tanya?, latar belakang laut disalah satu foto abang yg lagi pake topi itu laut apa namanya?…o ya kalau sudut gambarnya diambil dari depan abang mirip pak harto yg jg punya hobi kelaut!, wui..apalagi pas difoto abang pegang ikan yg masih terkait ama kail, cakep bro!

    Laut di latar belakang itu namanya Teluk Pering di Kecamatan Kelapa Kampit, Belitung Timur. Foto itu diambil pada sebuah dermaga minyak kelapa sawit. Waah… saya belum kayak Pak Harto, he he…

  39. Pak Yusril; Happy Birthday , saya ucapkan lewat blog ini. Semoga tetap sehat dan bahagia selalu. Kalau saya amati, foto istrinya Pak Yusril, Rika, wajahnya yg mirip dengan Pak Yusril, bukan seperti komentar Gembul di atas. Saya percaya Rika adalah jodohnya Pak Yusril, karena wajah mereka berdua mirip. Salam perjuangan buat Pak Yusril.

    Terima kasih. Ya memang banyak orang yang bilang begitu. Sampai ada orang Myanmar percaya bahwa kami kakak-beradik. Padahal kami cuma bercanda saja. Terima kasih atas ucapan selamat ulang tahunnya. (YIM)

  40. Salam kenal Bang Yusril, ku orang Sungailiat (Bangka). Baru ngeliat ini blog. Bagus juga ya. Sukses selalu.

  41. Bang YIM Yth,

    Selamat Ulang Tahun yg ke 52..
    Semoga sehat, sukses & bahagia selalu….

    BTW….Ada salam dari Mak Long nya…Hehehe.
    Becanda Bang…

    Terima kasih Boss!

  42. BUNG YUSRIL IHZA MAHENDRA

    LIMA PULUH DUA TAHUN YANG LALU
    DI RANAH PULAU BELITUNG
    DIKAU BERTERIAK MEMECAH KEHENINGAN HARI
    DIIRINGI DERAK OMBAK MEMECAH KARANG LAUTAN BELITUNG
    DISELINGI KICAU BURUNG DISEMAK RIMBUN HUTAN GUNUNG
    DITENGAH JURANG SENJANG KEHIDUPAN NAN MENGGANTUNG
    DIKAU TERDAMPAR KEMUKA BUMI
    DISAMBUT PEKIK SENYUM AYAH BUNDA DAN KELUARGA
    NTUK MENIMANG SI BUYUNG PEJUANG ASA

    KERAS, TERJAL, CADAS DAN BERLIKU KEHIDUPAN YANG KAU LALUI
    MENGAYUH HARI DEMI HARI
    MERAJUT WAKTU MERENDA ILMU
    BERGAYUT PELUH TUK MEMBANGUN NEGERI
    BERSERAK NAFAS BERKOAR BATHIN
    TUK MENATAP MASA DEPAN ANAK NEGERI YANG KAU IDAMI

    PANJANG JALAN YANG HARUS KAU TEMPUH
    PATRIKAN HATI TANCAPKAN JIWA
    GENGGAM DAN TEBARKAN RONA WANGI MUTU MANIKAM KHATULISTIWA
    NTUK SEJAJAR DENGAN NEGERI SEANTERO DUNIA
    NTUK MENEBAR SENYUM REKAH RAKYAT BERMANDI SEJAHTERA
    KENTALKAN DARAH PEKATKAN SEMANGAT
    TUK MENEGAKKAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR

    SEMOGA ALLAH SWT SELALU MENYERTAI NIAT DAN KEHIDUPANMU BESERTA KELUARGA
    SEMOGA PANJANG UMUR, SEHAT WALAFIAT, BERLIMPAH RAHMAT, KARUNIA DAN HIDAYAH

    JOYEAUX ANNIVERSAIRE
    5 Februari 1956 — 5 Februari 2008

    Teriring salam
    jebee
    Indonesia

    Terima kasih banyak (YIM)

  43. Assallamualaikum…pak Yusril

    Selamat Ulang Tahun buat bapak….
    Mudah-mudahan lebih sukses lagi di tahun-tahun mendatang….

  44. @Dearest: Mr. Yusril Ihza Mahendra…

    I really have no idea that you have “Brithday”… today…

    There is nothing to write to you, for the moment… only this, “Happy Brithday”…
    i probably knew that this is not our culture, as special “Muslim” culture…
    I think, this is to “Western”… anyway, to be honest… Wish you always health… and in good condition… happy, and keep ambitious!!!

    from me here in Switzerland…

  45. Untuk semua rekan yang mengucapkan selamat ulang tahun, saya ucapkan terima kasih. Paling tidak, semua itu mengingatkan saya bahwa usia saya makin tua. Sekali lagi terima kasih.

  46. Pak Yusril Yth.

    Maaf pertanyaannya agak menyimpang karena saya penasaran. Kalau boleh tahu, istri Bapak mengajar/menjadi dosen dimana? Saya kagum sekali karena walaupun usianya masih sangat muda tapi sudah menjadi Doktor dan aktif di bidang ilmu pengetahuan. Beruntung sekali.

    Wassalam,

    Istri saya belum menjadi doktor. Latar belakang pendidikannya psikologi, tetapi sekarang mendalami kesusasteraan Inggris. Dulu dia mengajar di Philipina, tetapi sekarang tidak lagi. (YIM)

  47. Terima kasih atas klarifikasinya, Pak. Maaf karena rupanya saya salah. Saya mengutip media yang pernah menyebutkan bahwa istri Bapak punya gelar Ph. D dari sebuah universitas kenamaan Filipina.

    Yudi

  48. Bang!, mungkin bu aini t.vierra ada benarnya jg kali, dari sumber sebuah buku yg menyebutkan pasangan serasi itu memang dpt ditentukan dari paras??, Ini iseng bang, foto abang, istri & mantan istri, saya taroh diatas meja kerja hampir 20 menit saya perhatikan hasilnya mata saya berair,he..he..mungkin petunjuk dari ibu aini kurang lengkap jadi sudut pandangnya saya cari sendiri.hi..hi.., asik juga bro!!, kalau ilmu perwajahan bisa dipakai untuk prediksi. Tapi apakah ilmu ini dibenarkan oleh istri abang?, maksud ku istri abang kan seorang Pisikolog??. Sorri bu Aini, kita bolehkan cari tahu hal ini langsung dari ahlinya yg lainkan?….hi..hii. Nah sekarang kita kembali lagi ke hasil akhir dari sudut mata saya, ternyata istri abang sekarang memang asli cantik! dan memang pas buat orang se-ganteng abang! dan endak akan bikin orang kesal melihatnya. Laen ceritanya kalau abang jelek,ubanan,perutnya gendut mirip cukong bro!!, nah itu baru kontroversi namanya, pasti banyak yg kesal karena stock jatah buat mereka yg muda2 sdh habis!!he..he..ok dilanjut bu Aini siapa tahu keahlian anda bisa dipakai buat nyari pasangan yg cocok buat bang YIM di PEMILU mendatang, jgn lupa cari yg ganteng,gagah dan punya mata plus hidung yg khas seperti bang Yusril!!!,he..hee ( sorri bang mata & hidung saya temukan dari hasil tilik Foto!!, ngomong2 itu warisan ya?…).

  49. Ternyata belitung itu indah. Saya salut ama Bang Yusril. Di tengah kesibukan yang luar biasa (meski udah nggak jadi menteri), Abang masih sempat nyambangi orang tua. Salam untuk keluarga ya Bang…..

  50. Wah ternyata benar dugaan saya bahwa pak Yusril penggemar makan ikan, apa masih sering beli ikan ke pasar mayestik pak ? , sekitar 5 tahun lalu saya hampir setiap hari sabtu beli ikan ke pasar mayestik dan saya lihat bapak seorang diri dgn pakaian pakaian sangat santai beli ikan juga. Apa masih ada ya pasar mayestik sekarang ?

    Masih juga. Hampir setiap minggu saya pergi ke sana. Beli ikan, sayur dan bumbu-bumbu. (YIM)

Leave a Reply