KEBIJAKAN ORDE BARU, MASYUMI DAN ISLAM
Orang-orang eks Masyumi dan para pengikutnya sangat khawatir dengan sekularisasi Pancasila dan menguatnya Aliran Kepercayaan ini. Di mata mereka, dibalik semua ini ada grand-design untuk mengelaminir Islam dengan berkolaborasi dengan kekuatan-kekuatan luar, dan kepentingan agama tertentu yang memanfaatkan Soeharto dan Orde Baru. Kelompok ini bukan saja memegang posisi-posisi strategis militer, tetapi juga menguasai pos-pos penting di bidang perekonomian dalam berbagai kabinet Orde Baru. Di kalangan eks Masyumi ada anggapan bahwa militer telah dijauhkan dari Islam. Maraden Panggabean, Soedomo dan Benny Moerdani yang semuanya non Muslim, memainkan peranan penting dan menentukan. Di masa itu ada kesan, bahwa perwira militer yang taat menjalankan agama Islam, sulit untuk mendapatkan promosi. Susilo Bambang Yudhoyono ketika masih perwira menengah juga mengalami nasib yang sama. Dia dianggap sebagai perwira yang taat menjalankan agama Islam, sehingga beberapa kali promosinya dihambat Benny Moredani. Demikian pula Radius Prawiro, Sumarlin, Adrianus Mooy, dan Sudrajat Djiwandono yang semuanya non-Muslim, cukup lama menduduki posisi kunci pos-pos ekonomi kabinet Orde Baru. Arsitek utama ekonomi Orde Baru, Widjojo Nitisastro dan Ali Wardhana, meskipun Muslim, dikenal sangat jauh dari Islam.
Orang-orang eks Masyumi berpikir bahwa jika Aliran Kepercayaan diformalkan, dan seluruh orang Jawa Abangan dikelompokkan sebagai penganut Aliran Kepercayaan dan bukan Muslim, maka Islam di Indonesia bukan saja akan menjadi minoritas dalam politik dan ekonomi, tetapi juga minoritas dalam jumlah. Indonesia tak dapat lagi menyatakan dirinya sebagai negara mayoritas Muslim terbesar di dunia. Kekhwatiran ini terasa di mana-mana. Kegiatan dakwah makin gencar dilaksanakan, terutama di kampus-kampus dan kantor-kantor pemerintah untuk mengimbangi kecenderungan anti Islam dalam kebijakan Orde Baru. Istilah Ekstrim Kanan (Islam iedologis) dan Ekstrim Kiri (Komunis) menjadi istilah umum yang selalu dikatakan sebagai bahaya laten yang akan memecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Dakwah yang luar biasa gencarnya itu akhirnya mendorong pula suatu perubahan. Secara politik Islam dikalahkan, namun kesadaran keislaman terasa makin menguat di mana-mana. Kesempatan pendidikan yang luas yang diberikan oleh Orde Baru telah membuka peluang anak-anak Muslim, dan lebih khusus lagi, anak-anak orang Masyumi untuk menempuh pendidikan. Tanpa disadari jumlah mereka sangat besar. Mereka mulai mengisi jajaran birokrasi, militer dan kekuatan politik yang secara resminya sebenarnya was-was dengan Islam Ideologis dan gerakan politik Islam. Anak-anak orang Masyumi seperti Feisal Tanjung dan Syarwan Hamid mulai menanjak karier militernya. Akbar Tanjung dan Abdul Gafur menjadi tokoh muda Golkar dan Ridwan Saidi menjadi muda tokoh PPP. Di kampus-kampus muncul kaum intelektual yang berasal dari anak-anak orang Masyumi. Keadaan ini mulai menggeser peranan intelektual yang dulunya selalu diklaim dan didominasi oleh orang-orang PSI.
Meskipun telah lahir kekuatan baru Islam yang berwajah non politik, namun tekanan terhadfap Islam terus berlangsung, terutama ketika Dr. Daoed Joesoef — salah seorang tokoh CSIS — diangkat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dia sangat tersohor dengan konsep NKK/BKK dan mengeliminir unsur Islam dalam pendidikan nasional kita. Saya masih ingat suatu ketika, Professor Slamet Imam Santoso dan Professor Selo Sumardjan mengatakan kepada saya kekecewaannya dengan terhadap sikap Pemerintah Orde Baru yang mereka nilai menekan Islam. “Lha, walau saya ini cuma Islam abangan, yang nggak pernah solat, tetapi kalau Islam itu dimacem-macemin, saya juga tidak rela”, kata Professor Selo suatu ketika. Sebagai orang Islam, kata Prof. Selo, “saya merasa tersinggung dengan kebijakan ini”. Saya sangat heran dengan ucapan Prof. Selo, karena selama kami menjadi mahasiswa kami tak pernah merasa beliau dekat dan mempunyai perhatian terhadap Islam.
Prof. Slamet Imam Santoso juga begitu jengkel dengan kebijakan anti Islam Menteri Pendidikan Daoed Joesoef. Beliau bersama-sama Prof. Rasjidi dan Prof. Osman Raliby mengambil inistaif menatar dosen-dosen Agama Islam di UI agar mampu mengajarkan Islam dalam bahasa yang dimengerti oleh mahasiswa dari berbagai fakultas. Gejala serupa nampaknya terjadi di mana-mana. Saya sendiri, yang berlatar belakang pendidikan hukum dan filsafat ikut direkrut untuk mengajarkan Agama Islam dengan pendekatan yang lebih intelektual. Prof. Slamet bersedia memberikan ceramah Agama Islam menjelang solat tarawih di Mesjid Arief Rachman Hakiem UI, walau beliau sendiri tidak ikut tarawih. Sambil bercanda Prof Slamet mengatakan kepada saya “Jelek-jelek Slamet ini dulunya pendukung Masyumi”. Beliau bercerita, suatu ketika diajak oleh Dr. Sudarsono – ayah Juwono Sudarsono – untuk mendukung PSI dengan alasan partai itu didukung kaum intelektual. Pak Slamet bilang, saya menolak, saya lebih senang mendukung Masyumi. Masyumi juga intelektual, tapi merakyat.
Puncak dari sikap anti Islam ideologis dan poltis dari Orde Baru adalah tatkala terjadinya Peristiwa Tanjung Priok yang menyebabkan sejumlah aktivis Islam dibawah pimpinan Amir Biki dibunuh tentara. Pasca peristiwa itu, sejumlah aktivis Islam termasuk AM Fatwa dan Abdul Kadir Jaelani ditangkapi. Abdullah Hehamahuwa dan saya sempat dikejar-kejar tanpa kami tahu apa sebabnya. Sebelum itu berbagai operasi intelejens dibawah komando Benny Moerdani telah merekayasa berbagai gerakan ekstrim seperti Komando Jihad dan pembajakan pesawat terbang Woyla. Suasana sangat mencekam. Saya sendiri ketika itu bekerja di lembaga riset LIPPM yang dipimpin Anwar Harjono. Mohammad Nastsir setiap hari datang berkantor ke lembaga ini. Sjafruddin Prawiranegara, Mohamad Roem dan Boerhanoeddin Harahap juga sering datang. Pergaulan saya dengan mereka sangat dekat, sehingga sayapun sering dituduh sebagai ekstrim kanan. Setelah mereka ikut menandatangani Petisi 50, banyak pula tokoh-tokoh lain seperti Ali Sadikin dan Hoegeng sering datang. Sejak tahun 1978, kami tegas menentang asas tunggal Pancasila dan P4. Mohammad Natsir memerintahkan saya menyusun argumentasi menolak asas tunggal dan P4. Tulisan saya itu dijadikan bahan berbagai organiasi Islam, termasuk Kongres HMI di Medan yang akhirnya menolak asas tunggal. Sampai P4 dihentikan di masa Presiden Habibie, saya tak pernah mau ikut penataran P4. Ini sama sekali tidak berarti kami menolak Pancasila sebagai falsafah negara. Kami menolak tafsiran sepihak Orde Baru terhadap Pancasila.
Tak ada yang menyangsikan bahwa sikap anti Islam ideologis dan politis di bawah Orde Baru ini tanpa arahan, atau paling tidak di bawah pengetahuan Presiden Soeharto. Soeharto sendiri berasal dari kalangan Jawa Abangan, walau di masa kecil pernah belajar di sekolah Muhammadiyah dan aktif belajar mengaji serta tidur di mesjid di kampungnya. Namun pemahaman Soeharto terhadap agama tergolong minim, begitu juga ketaatannya dalam menjalankan ibadah agama. Sampai akhir dekade tahun 1980-an, rakyat tak pernah tahu apakah beliau mengerjakan solat Jum’at apa tidak. Tak pernah beliau nampak pergi menunaian solat Jum’at di Masjid Baiturrahim di Istana Negara atau mesjid lainnya. Walau begitu, Soeharto selalu mengucapkan salam baik di awal maupun di akhir pidatonya, meskipun di dalam teks pidatonya, ucapan salam itu tidak ada. Soeharto dan Ibu Tien hanya nampak menghadiri acara Nuzul Qur’an di Istana negara, dan peringatan Isra Mi’raj dan Nuzul Qur’an di Mesjid Istiqlal. Dalam ucapan lisannya sehari-hari Soeharto lebih banyak mengutip mutiara-mutiara falsafah Jawa – terutama Ronggowarsito – daripada merujuk kepada khazanah ajaran Islam.
Cetak artikelShort URL: https://yusril.ihzamahendra.com/?p=132
Assalamu’alaikum Wr Wb
Tulisan anda sangat membantu kami sebagai generasi muda yang butuh akan informasi yang otentik, karena selama ini kita belajar dari sejarah yang telah dan banyak di rekayasa untuk satu kepentingan yang menguntungkan satu kelompok pada masa orde baru.”KEBIJAKAN ORDE BARU, MASYUMI DAN ISLAM” seakan membuka mata hati kita tentang Indonesia pra ORBA, ORBA dan pasca ORBA walaupun hanya sedikit yang disampaikan. Jika boleh saya menyampaikan saran dalam tulisan abang, yaitu masih kurangnya informasi yang perlu dijelaskan tentang peranan dan sumbangsih partai MASYUMI kepada negara pada saat itu serta tokoh-tokohnya baik kehidupan pribadi maupun pemikirannya, sehingga ada suri tauladan yang bisa kami petik.
Mengapa saya meminta itu, karena opini yang dibangun dalam ”cerita” sejarah yang selalu kita dengar bahwa hanya PKI dan tokoh-tokohnya saja yang diekspose sebagai korban rezim pemerintahan masa lalu, sehingga banyak anak-anak muda kita yang terpengaruh dan merasa perlu menjadi bagian dari keterzholiman dan bangga menjadi bagian dari gerakan-gerakannya pada saat ini.
Tongkat estafet perjuangan MASYUMI tentu dewasa ini pasti ada dan saya yakin bukan hanya YIM, kalo boleh kami tahu apakah mereka sekarang berjuang melalui jalur partai politik, kalo ya partai apa, apakah PBB or partai Islam lainnya, karena saya mendengar sedikit bahwa PKS juga mengklaim bahwa mereka juga pewaris MASYUMI.
Sekarang anda berada di Partai Bulan Bintang (PBB), kalo boleh saya tanya apa sumbangsih PBB diera reformasi ini (sejak tahun 1999 s/d sekarang) terhadap bangsa dan negara ? dan menduduki jabatan apa anda sekarang ? karena kami sangat awam tentang PBB, yang kami dengar bahwa PBB sebagai penerus cita-cita dan perjuangan MASYUMI tetapi s/d sekarang kami belum pernah dengar sepak terjangnya dan nyaris tidak bersuara (kaya iklan aja!). terima kasih kalo anda dapat memberikan informasi yang saya tanyakan….
Wassaluma’alaikum Wr Wb.
wah..jos gandos nih….. kayaknya duduk seminggu sama Pak YIM cukup untuk bisa tau sejarah indonesia deh…
Tapi pak..klo saya boleh tanya… sekarang kok kayaknya lagi musimnya disintegrasi ya… Irian udah mulai ngajak perang.. Mmmmm….saya kok jadi kawatir kalo bangsa ini jadi pecah beneran. ..
Dalam kaitannya dengan Masyumi masih banyak yang harus diungkap berdasarkan fakta sejarah seperti antara lain:
Keterlibatan Pak Natsir CS.Dalam PRRI’
Pak Natsir terkenal sebagai tokoh yang berpegang pada prinsip dan diutarakan dalam ucapan / tulisan yang sopan, Keterlibatan beliau dalam PRRI menurut suatu tulisan yang saya baca – mohon maaf saya lupa sumbernya – adalah karena beliau pada pertemuan di sungai dareh terjebak dengan golongan militer untuk memproklamirkan PRRI padahal acara pertemuan bukan dimaksudkan untuk itu. Pak Natsir yang santun dan belum pernah berkecimpung dalam bidang letentaraan/lasykar mengapa sampai ikut dalam dalam PRRI . Perginya beliau ke Sumatera memang di Jakarta pada waktu itu sudah tidak nyaman lagi bagi Pak Natsir karena diprovokasi oleh PKI.,Sebab musabab ikut sertanya Pak Natsir Cs dalam PRRI dan peranan beliau perlu diungkap secara jelas .
Partai penerus aspirasi Masyumi.
Masyumi adalah partai yang dibubarkan oleh Pengurusnya karena karena adanya Kepres dari Soekarno apabila Masyumi tidak dibubarkan akan menjadi Partai terlarang, Pak Roem pernah mengajukan gugatan kepada pengadilan negeri Jakarta yang sampai saat ini tidak pernah disidangkan . Selain itu pada periode reformasi ada partai yang bernama Partai Islam Masyumi dan ada pula Partai Bulan Bintang sebagai partai penerus aspirasi Masyumi.Selain itu generasi Pak Natsir dapat dikatakan telah meninggalkan kita,generasi Pak Anwar Haryono mungkin ada satu dua dan generasi Pak Husien Oemar mungkin masih banyak tersebar . Tokoh-2 Dewan Dakwah periode Pak Anwar Haryono tokoh=2nya tersebar dalam beberapa partai. Yang perlu ditegaskan disini sebenarnya siapa yang berhak untuk menyebut dirinya pewaris yang syah dari perjuangan Masyumi, apakah mereka yang berjuang sesuai dengan prinsip perjuangan Masyumi dahulu ataukah mereka yang berjuang melalui partai penerus Masyumi.
PBB sebagai partai penerus aspirasi Masyumi.
Prinsip perjuangan Masyumi dahulu sudah jelas teguh berpegang pada agama dan undang-2 yang berlaku, menuju masyarakat BALDATUN TAYYIBATUN WARABUN GHAFUR. Dalam perjuangannya melalui jalur demokrasi dan karenanya anti kediktatoran dan anti komunis. Partai penerus perjuangan Masyumi dahulu mungkin melalui tokoh-2 dari partai lain juga terasa, Karenanya sebagai otokritik terhadap PBB yang Bapak Yusril sebagai Rais Aamnya perlu penegasan visi perjuangannya selain tetap pada prinsip perjuangan Masyumi dahulu yaitu taat kepada agama dan undang -2 yang berlaku thema perjuangan politiknya harus disesuaikan dengan kondisi sekarang antara lain rule of the law, demokratis dan usaha kesejahteraan rakyat kecil termasuk membela kaum dhuafa yang terdiri dari buruh=tani dan nelayan serta jangan dilupakan pengusaha keciL. Label sebagai penerus perjuangan Masyumi tidak marketable karena masyarakat pada umumnya buta akan sejarah perjuangan Masuimi.
YIM DAN KEMUNGKINAN KANDIDAT CAPRES,
Pemilu 2 tahun lagi, dan banyak penulis diblog ini yang yang mendukung Pak Yusril maju sebagai Capres. Menurut saya lebih efektif Pak Yusril membesarkan partai dahulu.
Pak Yusril mempunyai potensi yang cukup besar untuk membesarkan Parta terutama untuk menggaet golongan generasi muda dan intelektual..Perjuangan melalui Partai atau melalui jabatan executive sama saja. Saya setuju wacana Pak Yusril sebagai Capres sebagai sarana untuk membesarkan Partai.
Akhirnya saya mohon Pak Yusril tetap menuangkan pemikirannya melalui blog ini, sangat sangat berguna.Amin.
Selamat malam pak…
Pak, untuk masalah logo-logo…entah itu partai atau logo-logo yang dibuat untuk keperluan politik, apakah memang diserahkan oleh design firm untuk membuatnya atau ditangani sendiri oleh anggota-anggota pemilik bakal logo tersebut ? Maaf….pertanyaan saya sedikit menyimpang dari konteks blog bapak, karena sejujurnya, saya lebih senang membacanya dari pada ikut terjun jadi politikus. Bukan apa-apa, semata-mata karena minat yang berbeda saja.
Terima kasih
http://www.one-lineone.blogspot.com
Logo partai tentu mencerminkan filosofi dari partai itu. Bahwa finalisasi desain diserahkan kepada mereka yang ahli mungkin saja. Namun setelah itu, apabila telah disetujui tentu disahkan oleh partai ybs. Logo (lambang) partai juga harus disertakan ketika partai itu mendaftarkan diri di Departemen Hukum dan HAM, karena lambang partai tak boleh sama, tidak boleh menyerupai lambang negara dsb.
@dumas
iya, bang yusril. sendi-sendi pelajaran politiknya memang menarik (iya memang anda ahlinya). tapi kadang-kadang bosen juga ya..
Sebelumnya saya haturkan terima kasih Prof telah mulai muncul dalam panggung perjuangan setelah beberapa tahun semenjak Reformasi Prof lebih banyak di belakang meja.
Yang jelas bahwa dengan Blog Prof yang ada, saya harap akan membantu kami generasi muda untuk memahami bagaimana sih kerangka bernegara dan menjalankan negara ini dengan baik, Berpolitik yang baik dan bermoral.
Terus terang Prof ketiaka saya mendengar prof di gepak dari tampuk MENSESNEG oleh si SBY yang Peragu dan plin plan itu, saya kemudian berasumsi negatif bahwa, Habis nih SBY kalu dia harus terpengaruh dengan orang2 di sekelilingnya sepereti si Jenderal Bego SUHDI, si Rambut Puti tak bervitamin (ADNAN BUYUNG) maupun para kelompok sosialis lainnya.
Mungkin saya gak mau mengomentari tulisan Prof diatas karena saya tau bahwa Prof juga adalah Pelaku sejarah sebagai Anak Masyumi yang benar2 memahami jantung, darah, urat maupun seluruh organ-organ masyumi lain. Akan tetapi kalau boleh saya sarankan kepada Prof bahwa Bisa gaka kalau Issu KHILFAH dalam membenahi negara ini dikomendangkan ?……..terus terang bahwa saya sangat pesimis kalau Para jendral maupun para tokoh Politik Nasional lain selalu mendengungkan Nasionalisme dan Religius tapi pada implementasi gak ada bahkan semua itu hanya dibibir. yang berikut bahwa Skali2 Presiden/mantan Presiden di Republik ini kita penjarain dong Prof kalau ada kesalahan mereka yg melanggar Konstitusi maupun Hukum2 lain yg berkaitan dengan Pidana.
@Hallo, sdr. Idil Akbar Urang Manggar…
Bagus juga komentarmu, atas bung. Purnama. Tapi kan, “buah simalakama”, kan tidak berlaku pada “anak yang Yatim Piatu”. Yang sudah “tidak berbapak dan beribu”…he…he…
@Yth: YIM…
Maaf, numpang lewat lagi nih…
Saya menunggu kisah KKMK…
Salaaaam…
Assalam mu Alaikum wa RahmatulLlah hi wa Barokatuh,
Saudara Yusril I. Mahendra
Ketika itu PKI sedang jaya. Ketika mereka sedang jaya, mereka juga membantai orang-orang Masyumi di Madiun tahun 1948, dan menculik dan menghilangkan paksa orang-orang Masyumi di Jawa Barat dan tempat-tempat lain. Hendaknya sejarah jangan melupakan semua peristiwa ini. Di era Reformasi sekarang, banyak aktivis HAM hanya berbicara tentang orang-orang PKI pasca G 30 S yang menjadi korban pembantaian Orde Baru, tetapi mereka melupakan orang-orang Masyumi yang menjadi korban pembantaian dan penghilangan paksa PKI, ketika mereka masih jaya-jayanya.
Kalau dapat, boleh tidak saudara melampirkan beberapa bahan rujukan sama ada dalam bentuk buku, survey, lapuran resmi dan tidak resmi atau artikel yang memberitakan dan menceritakan pembantaian, pembunuhan, penyeksaan yang di lakukan oleh PKI semasa jayanya. Amnesty International, Human Rights Organization, dan hatta Noam Chomsky sekali pun dalam membicara tentang pelanggaran HAM di Indonesia selalunya mengulangi pembunuhan beramai ramai oleh Orde Baru keatas ahli, aktivis dan simpatisan PKI. Noam Chomsky tidak pernah merujuk akan peristiwa yang saudara telah terangkan. Sekiranya saya mempunyai bahan bahan ini, saya akan menghantar kepada pehak pehak tertentu untuk samada meminta mereka melihat semula peristiwa ini atau melakukan koreksi yang sepatutnya mesti dilakukan atau melakukan penulisan semula/rewriting satu episod sejarah yang tidak boleh di lupakan sebegitu sahaja. Saya akan juga meminta Noam Chomsky menimbang semula memasuki fakta sejarah pembantaian PKI atas umat islam dan anggota MASYUMI.
Saya ingin tahu samaada telah ada penceritaan semula atau penulisan semula secara resmi tentang peristiwa ini di dalam negerai Indonesia. Sekiranya ada di harapkan saudara mampu merujukkan kepada saya sumber sumbernya.
Terima kasih daun keladi.
membaca tulisan Abang yang begitu runut, tampaknya baru kali ini saya mendapat referensi soal Masyumi dan kiprah politiknya dalam berbangsa dan bernegara pada eranya waktu itu. Setelah saya amati dari tulisan Abang, rezim Sukarno dan Soeharto ternyata banyak ‘kesamaan’. Apa kesamaannya? Sama-sama kurang mengakomodasikan kepentingan Islam. Namun, dari dua mantan presiden itu, Sukarno kayaknya lumayan lebih ‘kejam’ dibandingkan Soeharto. Itu karena Sukarno telah menerbitkan Keppres Nomor 200/1960 pada tanggal 15 Agustus 1960 terkait pembubaran Masyumi. Sedangkan Soeharto, meski di awal-awal pemerintahannya kurang manis terhadap akomodasi kepentingan politik Islam, namun di akhir-akhir pemerintahannya, dia ‘sedikit’ memberi nafas terhadap kepentingan Islam. Referensi soal Masyumi dan sejarah pergerakan Islam di Indonesia, sebaiknya Abang lebih intens untuk mengupas lebih banyak lagi. Makasih sumbangan pemikirannya. Saya berdoa semoga Abang menjadi negarawan di masa yang akan datang. Terus bersemangat dan akhirnya Bravo Yusril….
Tulisan soal Masyumi bagus and runut. Jangan segan-segan lagi ungkap sejarah perjalanan bangsa dan kiprah pergerakan Islam lainnya ya Bang.
YIM : Perihal yang sama saya amati terjadi juga di Philipina. Orang Philipina umumnya lebih mengenal Magellan daripada Lapu-Lapu, Sultan Kudarat atau Raja-Sulaiman. Magellan adalah penakluk Spanyol dan penyebar Agama Katolik di Philipina. Lapu-Lapu adalah pemimpin Muslim dari Visaya………….(deleted)
Orang Philipina selalu bingung memahami sejarah, karena Spanyol selalu mengatakan Lapu-Lapu, Sultan Kudarat dan Raja Sulaiman adalah penjahat………(deleted)
FS:
Bang Yusril,
Sekitar 2 minggu lalu saya pergi ke Cebu, sebuah pulau dengan 45 menit penerbangan dari Manila. Mendarat di Mactan International Airport yang terletak di Lapu-Lapu City. Nama Lapu-Lapu jelas diambil dari nama tokoh yang abang ceritakan di atas. Saya juga pergi ke Lapu-Lapu Monument di daerah Punta Engano dimana monument tersebut letak berada dalam area yang sama dengan Magellan Monument. Dari sebuah prasasti di monumen itu diketahui bahwa Magellan dibunuh oleh Lapu-Lapu.
Saya penasaran untuk mengetahui apa pendapat orang-orang di sana mengenai Lapu-Lapu dengan mengadakan survei kecil-kecil. Dari beberapa orang yang saya tanyai semua berpendapat Lapu-Lapu adalah seorang hero. Lalu saat saya tanya pendapat mereka tentang Magellan, jawabannya terpecah. Ada yang menganggapnya sebagai tokoh biasa, tapi ada yang menganggapnya sebagai musuh (enemy). Tapi semua sependapat kalau Magellan adalah yang menyebarkan Katholik di Cebu. Teman saya yang orang Cebu bilang, jika tidak ada Magellan, mungkin banyak orang di Cebu seperti saya (seorang muslim)
Penjelasan saya ini berbeda dengan pendapat abang, karena Lapu-Lapu cukup dikenal di Cebu dan dianggap sebagai pahlawan.
Namun saya sependapat kalau ada kebingungan dalam memahami sejarah di Philipina. Mereka “berhutang”pada Magellan karena berkat Magellan mereka beragama Katholik namun di sisi lain tidak dapat menampik akan kepahlawan Lapu-Lapu. Di depan casino di Water Front Hotel, patung Lapu-Lapu bahkan dipajang lengkap dengan kata-kata heroiknya akan perjuangan.
Terima kasih atas komentarnya. Anda benar kalau melihat perspektif orang Visaya (Cebu terletak di Visaya) tentang Lapu-Lapu. Dia dianggap sebagai pahlawan dan cukup dikenal di daerah itu. Namanya juga diabadikan menjadi nama kota “Lapu-Lapu City” yang terletak di Pulau Cebu. Saya agak keliru sedikit, karena saya mengamati perspektif orang Luzon — yang secara etnik beda dengan orang Visaya, bahasanya juga beda — tentang Lapu-Lapu. Di Luzon (Manila khususnya) Lapu-Lapu kurang populer sebagaimana di Visaya. Orang Manila juga relatif banyak yang tidak mengetahui tentang Raja (Raha) Sulaiman. Nama Sultan Kudarat relatif dikenal karena di Mindanao ada kota yang namanya Sultan Kudarat, sebagaimana kota di Cebu yang diambil dari nama Lapu-Lapu.
Terima kasih atas koreksi dan tanggapan anda. (YIM)
Saya masih ingat, dulu sekali, sebelum Pak Yusril menceburkan diri ke politik praktis, mungkin sekitar tahun 1989-1994, ayah saya selalu membeli majalah Media Dakwah yang di sana saya banyak baca tulisan dari orang-orang yang merupakan orang Masyumi, seperti Mohamad Natsir, Dr Anwar Haryono dan Pak Yusril sendiri. Bapak saya (almarhum) juga seorang Masyumi yang setiap kali pemilu mulai tahun 1971 sampai 1998 selalu masuk penjara minimal seminggu selama pemilu berlangsung. Itu adalah bukti betapa jeleknya perlakuan orde baru kepada orang masyumi. Saya dulu sangat berharap, Pak Yusril berani untuk mendirikan kembali masyumi itu bukan partai bulan bintang atau bintang bulan. Karena dari pergaulan Pak Yusril dengan M. Natsir atau Anwar Haryono, sepertinya mereka menitipkan Masyumi kepada bapak. Tapi sepertinya hal itu sudah tak mungkin. Apalagi saat ini, momentum itu sudah jauh sekali berlalu.
Tanggapan saya:
Mengenai nama partai itu, kami membahasnya panjang sekali, antara lain di rumah Alm Pak Anwar Harjono. Waktu itu kami sepakat untuk tidak menggunakan nama Masyumi lagi. Biarlah Masyumi menjadi bagian dari sejarah panjang perjalanan bangsa kita. Nama yang kami putuskan adalah “Bulan Bintang”, yakni nama lain dari Masyumi. Setelah Masyumi dibubarkan pada tahun 196o, seluruh keluarga besar Masyumi selalu menyebut dirinya dengan istilah “Keluarga Besar Bulan Bintang” atau “Keluarga Besar Bintang Bulan”. Secara ideologis Partai Bulan Bintang tetap meneruskan ideologi Masyumi, dengan tentunya memperhatikan perkembangan zaman. Islam diyakini sebagai agama universal dan “rahmatan lil ‘Alamin”. Prinsip-prinsip ajaran sosial dan politik Islam yang universal itu perlu ditransformasikan ke dalam rumusan ideologis untuk dijadilkan landasan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan umat Islam dan bangsa Indonesia di negeri ini.
Beberapa kawan yang lain, akhirnya mendirikan Masyumi sebagai nama dari sebuah partai baru yang dipimpin oleh Pak Abdullah Hehamahua. Masyumi Baru juga berdiri di bawah pimpinan Pak Ridwan Saidi. Itulah fakta sejarah yang terjadi.
Terima kasih atas harapan dan tanggapan yang disampaikan (YIM).
Tulisannya bagus. Dan terus terus Bang. Mumpung banyak waktu. Kan udah nggak jadi menter, he he he
Insya Allah. Kalau ada waktu dan kesempatan, saya akan menulis, baik di blog ini maupun di media yang lain. (YIM)
Tulisannya bagus and runut. Terus bersemangat Bang. Mumpung banyak waktu luang. Kan udah nggak jadi menteri, he he he
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Bung YIM secara tidak langsung menggambarkan konflik ideologis sangat tajam pada dekde 60 an. Keadaan tersebut serupa meski tak sama dengan era reformasi. Kalau dulu arogansi ideologi sekarang terbaca sebagai arogansi partai. Dengan argumentasi demi rakyat kedua duanya sama menghasilkan kesengsaraan rakyat. Kalau dulu Bung Karno menciptakan common enemy nekolim sehingga “revolusi belum selesai”. Sekarang bangsa ini dikondisikan pada tahapan “belajar berdemokrasi” atau barangkalai dapat disebut sebagai membiasakan diri untuk berkonflik. Suatu proses pembelajaran yang tidak akan pernah selesai, karena tidak punya platform sebagai pijakan kehidupan berbangsa. Dalam visi yang lain ada tesis ada anti tesis yang kemudian muncul sintesis sebagai tesis baru…dan seterusnya……akan berlangsung mulus dalam kehidupan akademik. Tetapi apabila hal ini berlangsung pada tatanan kehidupan nyata…lihatlah konflik pilkada dimana mana. Memang jawaban paling gampang…..maklum kita sedang belajar berdemokrasi…
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah saya panjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT atas tulisan yang telah bapak muat mengenai “seklumit” sejarah bangsa ini. Menurut pendapat saya, hampir 80% generasi muda bangsa ini tidak tahu sejarah bangsanya dengan benar, karena desakan arus informasi dari luar (imperealisme, sekularisme dll) dan penyampaian fakta sejarah bangsa yang “keliru” (memutar balikkan fakta).
Semoga bapak terus diberi kekuatan dan kesehatan untuk terus memberikan/menyampaikan “pencerahan”. Amin..!
Saya tunggu artikel berikutnya pak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Assalamu alaikum Wr Wb
Bang YIM,untuk kepentingan “Political Marketing”,Novel mohon ijinnya, untuk melakukan :
1. Penyebaran tulisan/buah Pikiran bang YIM ke beberapa mailing list, antara lain ke Yahoogrups dan Komunitas HMI.
2. Mengikut sertakan Bang YIM ke Komunitas “Friendster.Com”
Untuk hal ini, sebelumnya Novel sudah konsultasi ke Bang Jurhum, dan beliau menyarankan untuk meminta ijin ke
Bang YIM.
Apabila diijinkan, perkembangannya secara kontinyu akan Novel kabarkan via imelnya bang YIM
(
yusril@ihzamahendra.com/ Novel dapatkan imel ini dari jawaban bang YIM atas komentar #67 , Harismanto di
Preview Episode I Film Laksamana Cheng Ho) dan ke Bang Jurhum.
Demikian, atas ijinnya Novel ucapkan terima kasih.
Wassalamu alaikum wr wb
Silahkan saja kalau ada manfaatnya. Tentang Friendster, memang ada yang memasukkan nama saya ke dalamnya. Namun saya sendiri tidak tahu siapa yang membuatnya. Meskipun nama saya ada di Friendster, namun itu bukan berasal dari saya. Terima kasih. (YIM)
Ass.
Biar kelihatan akrab, saya panggil Bang Yuzril saja lah. Saya begitu baca artikel ini teringat dengan desertasinya Abang yg kemudian dibukukan itu. Saya sempat beli, tpi lupa karena sdh lama sekali saya membacanya. Tpi, saya tdk ingin terjebak dgn analisis politik semata. Coba lihat bgmn tatanan hukum kita yg kacau. Tpi disisi lain, kadang konsep Islam yg selalu ditawarkan tdk merespon nyata, hanya sekadar simbolik. Bagi saya, ini persoalan internal bagi umat juga sehingga umat juga menjadi korban. Misalnya saja, revisi UU Ekonomi Syariah saja dianggap islamisasi, krn gerakan simbolik itu sangat ‘resisten’ menyinggung kelompok lain. Gimana menurut Abang terkait persoaloan-persoalan teknis hukum semacam itu? Kita ini tiap hari dibikin berkerut, tpi untunglah semangat ini tak pernah henti untuk menuju perubahan
Wass…
Pengungkapan sejarah yang sesuai dengan fakta nya.
Sangat penting difahami oleh generasi muda yang tidak mengalami peristiwa tsb dan hanya membaca nya dari buku sejarah resmi yang sudah bias.
Sebagai bekal bagi generasi muda agar supaya tidak mudah terpengaruh oleh provokasi musuh2 rakyat dan negara yang mengaku sebagai pahlawan.
Dengan hati yang ikhlas, dalam rangka “tawaa shoubil haq watawaa shoubis-shobr” kami berharap mudah2an bang Yusril tidak mabuk pujian, oleh karena hal itu dapat menjatuhkan abang sendiri dimasa yang akan datang.
wassalam wr wb
Rusdi H Susilo
Insya Allah. Saya selalu berlindung kepada Allah dari mabuk karena dipuji, dan berlindung pula kepadaNya, agar selalu sabar ketika dicaci (YIM)
Saya insya’al’Lah tidak akan melupakan bahwa “tiada sesuatupun terjadi melainkan karena perkenan Al’Lah”, dan “tiada perubahan nasib suatu kaum melainkan kaum itu mengusahakannya”.
Saya pernah berjumpa dalam dialog dengan seorang yang konon adalah seorang sufi. Kepada beliau saya kemukakan kekecewa’an saya masalah antara lain illegal logging yang konon justru menterinya sendiri terlibat, kalau bukan malah dalangnya. Jawabannya adalah dua kalimat suci di atas.
Jadi kapan negeri ini maju, dengan sistem dikatator >>> penuh dengan kesewenang2an, ada petrus, orang hilang dsb. Demokrasi parlementer, anggota DPR yg aji mumpung jadi pejabat malahan penuh dengan kisah2 memalukan. Gubernur, Bupati pilihan rakyat, malahan perhitungan BEP (Break Event Point) kapan investasi kembali (ongkos maju pilkada kapan lunas dari hasil korupsi setelah menjabat) setelah berapa tahun menjabat…. waduh rusak !
Islam memang agama yang mulia, tetapi manusianya juga yang melaksanakannya lurus atau agak bengkok2 dikit. Jaman kilafah Usmaniah, jatuhnya juga karena orangnya, dari dalam. Jaman Salahuddin juga jatuhnya karena mabuk2an dari dalam. Sadam Husein yang Islam (formalitas) jatuh. Syah Iran yang Islam (juga formalitas) juga jatuh. Bahkan kerajaan tinggalan nabi Sulaiman a.s. ( beliau juga “Islam” seperti “Islam”nya nabi Ibrahim a.s., note: dalam filosofi bahwa kata islam menurut bahasa Arab konon artinya = pasrah), juga jatuh.
Saya merasa ( merasa bukan beranalisa ! ya) bahwa bukan karena formalitas agamanya yang menentukan keberhasilan suatu perjuangan, termasuk perjuangan partai. tetapi kesungguhan, integritas orang2-nya, apakah memakai Islam untuk supaya dapat kesempatan jadi penggede dan lalu berkesempatan untuk korupsi (orang yang kaya gini kalaupun dapat rezeki maka rezeki itu gak berkah, tapi cobaan supaya lebih terjurumus barangkali).
Lee Kwan You yang orang “kafir” , dan bukan Islam, dan tidak berdasar partai Islam, toh berhasil memperjuangkan Singapura yang sekarang sudah jauh lebih kaya dari Indonesia (Devisanya 300 billion USD, Indonesia 54 billion USD)karena integritas Lee Kwan You.
Kalau kita ingin membangun kembali Masyumi hanya untuk balas dendam atau eksklusivitas kumunal sesama kaum sarungan yang tidur di surau, boleh kawin (secara resmi) lebih dari satu, dengan mengatas namakan atau membawa Nama-Nya, ah apa kita gak malu ama diri sendiri ? Malu ama malaikat penjemput kita nantinya.
Cobalah kita periksa diri kita sendiri dulu ….
Soekarno, Suharto, semua bergelut dengan kebhinekaan bangsa ini, ada musang, serigala ada ayam ada kambing, atau surut dengan selamat dan hormat seperti Bung Hatta, tetapi kasihan bangsa yang ditinggal ngambeg. Jadi Islam jangan hanya jadi topeng.
Kepada teman2 yang memang dengan tulus mendambakan kesejahteraan bangsa ini, lahir bathin, saya dukung dan saya ucapkan selamat berjuang. Tuhan bersamamu. Kepada pak YIM yang telah menguak kisah itu, yg saya sendiri juga tidak tahu sebelumnya, saya ucapkan terima kasih. Anda telah berjasa melengkapi sejarah.
Wabilahit Taufic wal Hidayah, wassalamualay’kum Wr.wb.
H.B.R.
Salam.
bapak yang kami hormati.
kalau boleh nanya pak, salah satu dari anggota Masyumi yang paling revolusioner adalah alm. Sjafrudiin Prawiranegara, sepak terjannya dimana. saya pernah membaca sekilas, kalau pak syafrussin pernah menjabat sebagai ketua HUSAMI (Himpunan Usahawan Muslim Indonesia). tahun 1970an Husami sebagai salah satu dari organisasi yang merekrut orang2 yang sedang melaksanakan ibadah haji. tahun itu juga pernah terjadi konflik denagn pemerintah atau mungkin lebih tepatnya denagn peristiwa Gambela. kalau boleh saya tahu mungin bapak punya referensinya tentang peristiwa itu. gimana bapak?
sebelumnya terimas kasih maaf merepotkan bapak.
salam.
mf sblmny..
sy mw bertanya..
tntng kebijakan orde baru di bidang pendidikan…
klo bs mhon anda jlaskan mengenai hal trsbt…
terima kasih sblmny…
terima kasih pak. mungkin itu yang kami maksudkan. persoalanya sampai sekarang saya belum menemukan buku tersebut kalau tidak salah judulnya 712 Mujdahid yang menggemparkan oleh pak Yasin. mungkin kalau organisasi bapak punya referensi, saya minta bantuannya pak.soalnya penting banget untuk mendukung data penelitian saya.
terima kasih.
wassalamu’alaikum
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Kepada yang terhormat para jajaran Pengurus Bulan Bintang,
Mengenai Sejarah Alm. Revolusioner Sjafrudin Prawiranegara. mohon untuk solusinya khususnya menegnai HUSAMI dan Peristiwa Gambela. mungkin itu saja yang kami dapat sampaikan.terima kasih
Wassalamu’alaikum
Assalamu’alaykum
Pa Yusril, bagus bgt tulisannya.
Boleh minta izin utk menyebarkannya?
Oiya, kok Partai Bulan Bintang terkesan kurang populer dibanding partai Islam lainnya ya? sangat sulit mencari kantor DPW PBB atau orang2 PBB apalagi di lingkungan kampus.
Tetap Istiqomah Pak, Insya Allah perjuangan Moh. Natsir dkk akan terwujud. Syariat Islam akan tegak di bumi Nusantara.
Jazakallah Khairan
Wassalamu’alaykum
Assalamualaikum…
Walau terlambat tapi tetap setia membaca tulisan bung YIM, sekarang khan menghadapi PILPRES 2009, bung YIM sendiri bagaimana kabarnya setelah pemilu 19 April lalu, apakah akan tetap maju di Pilpres? jangan mundur, kami keturunan Masyumi masih menginginkan bung YIM maju pilpres 2009 untuk kejayaan Indonesia.
Teladani kejujuran tokoh2 Masyumi, kami doakan doakan dan bantu untuk menang.
Wassalam.
Sampurasun . . .
Lama tak meliput aksi Images & Words nya Bung YIM , dan baca yang baru – tapi tidak adanya simpul benang merah , walau selintas untuk urusan strategi agar PBB bisa bertahan sebagai partai yang terakui , lumayan perolehan suara , atau apalah – yang jelas dua partai baru – Gerindra – hanura itu sukses menggaet suara gamang publik , maka merekalah yang dalam posisi menyuarakan Judul Nyanyian ( Rayu politik ) DON’T LET HIM STEAL YOUR HEART AWAY nya Phil Collins – Dengan kata tiada harapan untuk maju selaku salah satu CAPRES , tapi bisa kok jadi presiden Dunia maya – dan saya Lurahnya – dan warganya = Publik musik – Just music public or fans like on website
http://www.youtube.com/user/aariedi
http://www.imeem.com/aariedidreamon
UDALAH YUSRIL PERCUMA LOE BAWA2 AGAMA,TOH DIRIMU SENDIRI GAK BERANI NGAPA2IN LAGI KRNA KASUS KORUPSIMU,PADAHAL DULU AMBISIMU JADI PRESIDEN LUARBIASA,BUKTINYA MANA PARTAIMU DAH GAK LAKU LAGIKAN?ITU BUKTINYA BAHWA MASYARAKAT GAK BISA DIKELABUI LAGI WALAU DGN DAGANGAN AGAMA,LIHAT KAN PEMILU LEGISLATIF KEMAREN ?GAK ADA PARTAI AGAMA YG MASUK 3 BESAR,WALAUPUN PKS BISA NO 4 ,KARENA LANDASAN PARTAINYA GAK AGAMA,KENDATI MEREKA JUGA JUAL AGAMA UTK CARI SIMPATI,DAN COBA BAYANGIN APA MUNGKIN BISA INDONESIA NEGARA ISLAM?100% MIMPI BOHONG,RESIKO PERTAMA KLO INDONESIA NEGARA ISLAM;1 IRIAN JAYA AKAN MATI2AN PISAH DARI INDONESIA DAN MENYUSUL BEBERAPA PULAU KHUSUNYA INDONESIA TIMUR SANA.JADI JGN BUAT KOMENTAR BASI ,DAN ANDA ITU PROFESOR DOKTOR,TAPI OTAKMU MASIH LEVEL PEMULUNG,MENDINGAN DIAM AJA ANDA ,SELAMA KASUSMU GAK DI UNGKIT OK ?SADARLAH BUNG,DIDUNIA INI KEKUASAAN BERADA DI NEGARA NON MUSLIM,MENDINGAN BELAJAR MENHARGAI KEBEBASAN AGAMA LAIN ,SOALNYA MEMPERJUANGKAN NEGARA INI BUKAN AGAMA ISLAM AJA,BAHKAN YG GAK BERAGAMA JUGA IKUT BERJUANG DEMI BANGSA KITA INI,SEKALI LAGI ,;DAGANGANMU ITU DAH BASSSSSSSSSSSSSSSSSIIIIIIIIIIIII .THANKS MR YUSRIL
Bang tulisanya bagus banget dan kalau dipikiri-pikir abang itu orang kiri,moderat,radikal atau ultrakanan sih.Tulisanya itu loh kok banyak mengandung ideologi yang diatas tadi.hehehe.Dan juga aku mau nyari desktop nya Masyumi kok nggak ada ya di Internet.Apa orang sudah lupa terhadap partai pada zaman nya cukup disegani orang?
Tegakkan Syari’at Islam….
Maju terus bang YIM…!!!
Biarkan jika ada yang mencaci maki karena tidak tau sejarah dan fakta
@Tunggul Tamba
Kasus YIM korupsi sudah final terbukti tidak bersalah
Komentar Lu hanya emosional tidak pake nalar…asal tulis komentar saja
Apa hebatnya negara SEKULAR / MONARKHI tersebut?
Negara2 tersebut bisa berjaya karena menjajah dan merampok negara lain.
Apa yang hebat dari Idiologi KAPITALIS & KOMUNIS?
kedua idiologi tersebut mengajarkan untuk memeras keringat rakyat dengan pajak yang tinggi..menjajah negara lain
Hal yang wajar seorang Yusril yang muslim mengibarkan idiologi agamanya.
Bahas tentang agama…
Saya mau tanya : Apa SOLUSI dari agama lain untuk menandingi konsep KAPITALIS & KOMUNIS ?
Dari awal juga Indonesia bagian Timur sudah ribut mau melepaskan diri dari NKRI karena pembagian hasil SDA dari pusat yang tidak adil, bukan karena faktor agama..
Justru komentar elu ini yang suka provokasi untuk pecah belah NKRI…elu yang gak konsisten, agama dijadikan alasan kasus Irian Jaya..
terima kasih atas informasi yg bang YIM sampaikan, tetapi rasanya sy mencium bau busuk yg datang dr orang orang yg selama ini ingin islam menjadi bahan bumbu penyedap dalam mendiskreditkan islam itu sendiri. harapan saya Bang Yim tetap kritis memberi kan tulisan lewat blog untuk menguatkan girah kita dm berislam. sebagai intelektual islam sy berharap abang bisa menyatukan pandangan dan habitat umat islam di indonesia di luar politik. sebab jarang orang yg berani menerima caci maki bahkan di jadikan target oleh pihak lain. walaupun abang sendir bukan berarti suka atau senang dg di jadikan target politik orang lain.
mari bang YIM maju lah untuk keselamatan umat islam di waktu waktu sekarang dan waktu kedepan
assalamu’alaikumwr wb…
salam hormat Bang YIM
Kalo baca tulisan di atas, yg bisa saya cerna cuma …”ternyata atas nama Demokrasi BungKarno membubarkan masyumi dan memenjarakan tokoh2nya,, “