SKB TENTANG AHMADIYAH
Bismillah ar-Rahman ar-Rahim
Kemarin, usai acara diskusi “Konstruksi Kepemimpinan Menuju Kebangkitan Nasional” yang diselenggarakan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) di Jakarta Media Center, saya ditanya oleh sejumlah wartawan mengenai Ahmadiyah, sehubungan dengan rencana diterbitkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri dan Jaksa Agung, yang kini tengah menjadi berita hangat media massa di tanah air. Waktu itu saya menjawab, yang harus diterbitkan bukanlah sebuah SKB karena istilah itu sudah tidak dikenal lagi dengan diundangkannya UU Nomor 10 Tahun 2004. Istilah yang benar ialah Peraturan Menteri. Apakah Peraturan itu dikeluarkan sendiri-sendiri oleh menteri atau pejabat setingkat menteri, atau secara bersama-sama, semuanya tergantung kepada kebutuhan materi yang ingin diatur. Istilah Keputusan, dengan berlakunya UU Nomor 10 Tahun 2004, hanya digunakan untuk sebuah penetapan, seperti pengangkatan dan pemberhentian seseorang dalam jabatan, bukan sesuatu yang berisi norma yang bersifat mengatur.
Beberapa jam setelah saya menjawab pertanyaan wartawan di atas, beredar berita melalui SMS bahwa saya sama saja dengan Adnan Buyung Nasution yang menentang SKB tentang Ahmadiyah. Hal inilah yang mendorong saya untuk menulis artikel ini, melengkapi apa yang sudah diberitakan oleh beberapa media, antara lain Detik.Com kemarin, Republika, Indopos dan The Jakarta Post hari ini. Saya menegaskan bahwa saya bukannya tidak setuju dengan SKB itu, tetapi bentuk peraturan hukum yang diterbitkan ialah Peraturan Bersama, bukan Surat Keputusan Bersama. Memang istilah Keputusan Bersama dicantumkan dalam Undang-Undang Nomor 1/PNPS/1965, tetapi setelah berlakunya UU Nomor 10 Tahun 2004, maka istilah Peraturan Bersama lebih sesuai untuk digunakan. Dengan penjelasan ini, mudah-mudahan segala kesalahpahaman akibat pemberitaan sepotong-sepotong, dapat dijernihkan.
Pendapat saya tentang Ahmadiyah sebenarnya tegas saja. Bagi saya, seseorang masih dapat dikatakan seorang Muslim, apabila dia berpegang teguh dan berkeyakinan sejalan dengan prinsip akidah Islam, yakni La Ilaha illallah Muhammadur Rasulullah. Tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah. Tentang Muhammadur Rasulullah itu tegas pula dianut prinsip, bahwa sesudah beliau tidak ada lagi rasul dan nabi yang lain. Kalau mengakui bahwa Mirza Ghulam Ahmad (lihat gambar) adalah nabi sesudah Nabi Muhammad s.a.w, saya berpendirian bahwa keyakinan tersebut sudah menyimpang dari pokok akidah Islam. Karena itu, lebih baik jika penganut Ahmadiyah itu menyatakan diri atau dinyatakan sebagai non-Muslim saja. Dengan demikian, hak-hak konstitusional mereka di negara Republik Indonesia ini tetap sah dan diakui. Saya memberikan contoh di Pakistan, para penganut Ahmadiyah –lebih khusus disebutkan kelompok Ahmadiyah Qadian atau Qadiani — yang tegas-tegas digolongkan sebagai minoritas bukan Muslim atau “Non Muslim minority”. Sebab itu Konstitusi Pakistan menetapkan bahwa mereka mempunyai wakil di Majelis Nasional Pakistan yang diangkat untuk mewakili golongan minoritas.
Dalam agama Islam memang diakui keberadaan mazhab-mazhab, yakni berbagai aliran penafsiran baik di bidang Ilmu Kalam, Fiqih dan Tasawwuf. Namun perbedaan penafsiran itu tidaklah sampai mempertentangkan pokok-pokok ajaran Islam, melainkan detil-detilnya. Dalam Kalam misalnya, tafsiran kaum Muktazilah dengan kaum Asy’ariyyah tentang al-Qada wal-Qadar, walau berbeda namun tetap dalam batas-batas yang sejalan dengan pokok-pokok akidah. Demikian pula halnya mazhab-mazhab fiqih, adalah perbedaan dalam menafsirkan kaidah-kaidah hukum sebagaimana termaktub di dalam al-Qur’an dan al-Hadits yang tidak menyimpang dari asas-asas syariah. Dalam Tasawwuf, para aliran sufi saling berbeda persepsi mengenai cara-cara berdzikir dalam mendekatkan diri kepada Allah. Namun dalam hal akidah yang pokok, tak ada perbedaan yang prinsipil di antara aliran-aliran tasawwuf. Adapun meyakini bahwa masih ada seorang nabi setelah Nabi Muhammad s.a.w, jelaslah menyalahi prinsip akidah Islam. Sebab itulah, Rabithah al-Alam al-Islami dan Organisasi Konfrensi Islam (OKI) telah lama mengeluarkan pernyataan bahwa Ahmadiyah (Qadian) adalah golongan yang telah keluar dari Islam. Pemerintah Arab Saudi juga melarang penganut Ahmadiyah (Qadian) menunaikan ibadah haji. Majelis Ulama Indonesia pada tahun 1984 juga telah menerbitkan fatwa bahwa Ahmadiyah adalah aliran sesat yang telah keluar dari Islam.
Keberadaan Ahmadiyah di Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak zaman kolonial Hindia Belanda. Sebagai sebuah perkumpulan, Ahmadiyah Indonesia telah pula mendapat status badan hukum yang disahkan Kementerian Kehakiman pada tahun 1950-an. Namun aktivitas gerakan ini sampai sekarang meresahkan bagian terbesar Umat Islam di Indonesia. Tempat ibadah mereka disebut “mesjid” juga. Sementara di samping al-Qur’an, mereka juga menggunakan Kitab Tadzkirah sebagai pegangan dalam keyakinan mereka, khususnya tentang kenabian Mirza Ghulam Ahmad serta ajaran-ajarannya. Sebab itu tidak mengherankan jika berbagai ormas Islam mendesak Pemerintah untuk melarang gerakan Ahmadiyah ini sejak lama. Dalam beberapa bulan terakhir ini isyu Ahmadiyah kembali mencuat dan tindak kekerasan terjadi di berbagai tempat. Dalam konteks inilah, wacana keluarnya “SKB” muncul ke permukaan.
Apakah dasar hukum yang diinginkan agar Pemerintah melarang keberadaan Gerakan Ahmadiyah itu? SKB yang menjadi bahan pembicaraan itu bersumber pada Undang-Undang Nomor 1/PNPS/1965 yang oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1969 ditetapkan menjadi undang-undang. Dalam undang-undang ini disebutkan “Setiap orang dilarang dengan sengaja di muka umum menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan dukungan umum, untuk melakukan penafsiran tentang sesuatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan-kegiatan keagamaan dari agama itu; penafsiran dan kegiatan mana menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama itu (Pasal 1). Selanjutnya dalam Pasal 2 disebutkan bahwa bagi mereka yang melakukan kegiatan seperti itu, diberi “perintah dan peringatan keras” untuk menghentikan kegiatannya. Perintah itu dikeluarkan oleh Menteri Agama, Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri dalam bentuk “Keputusan Bersama”. Apabila kegiatan itu dilakukan oleh sebuah organisasi maka “Presiden Republik Indonesia dapat membubarkan organisasi itu dan menyatakan organisasi atau aliran tersebut sebagai organisasi/aliran terlarang, satu dan lain setelah Presiden mendapat pertimbangan dari Menteri Agama, Menteri/Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri”. Apabila orang/organisasi tersebut telah diberi peringatan atau dibubarkan dan dilarang oleh Presiden, namun tetap membandel, maka kepada mereka dapat dituntut pidana dengan ancaman hukuman penjara selama-lamanya lima tahun. Dengan UU Nomor 1/PNPS/1965 ini pula, ketentuan Pasal 156 KUHP ditambah dengan Pasal 156a yang antara lain berbunyi “Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barangsiapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan: yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap sesuatu agama yang dianut di Indonesia”.
Nah, kalau membaca dengan cermat isi UU Nomor 1/PNPS/1965 di atas, maka keliru kalau ada yang meminta Pemerintah — dalam hal ini Menteri Agama, mendagri dan Jaksa Agung — untuk menerbitkan “SKB “untuk melarang Ahmadiyah. “SKB” hanya dapat memberikan perintah dan peringatan keras kepada orang perorangan yang melanggar ketentuan Pasal 1 UU tersebut. Kalau Ahmadiyah sebagai sebuah gerakan/perkumpulan/organisasi, maka yang dapat membubarkan dan melarangnya bukan Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri dan Jaksa Agung, tetapi Presiden Republik Indonesia. Jadi permintaan harus disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bukan kepada Muhammad Maftuch Basyuni, Mardiyanto dan Hendarman Supanji.
Ada kalangan yang berpendapat bahwa UU Nomor 1/PNPS/1965 itu sudah ketinggalan zaman, tidak sejalan dengan hak asasi manusia, demokrasi dan bertentangan dengan UUD 1945 hasil amandemen. Sebagai tafsiran dan pendapat boleh-boleh saja. Pendapat yang sebaliknya juga ada, namanya saja tafsir dan pemahaman. Namun hingga kini keberadaan undang-undang tersebut sebagai kaidah hukum postif secara formal masih berlaku, sebab belum pernah diubah atau dicabut oleh Presiden dan DPR. Mahkamah Konstitusi sampai kini juga belum pernah membatalkan undang-undang itu dan menganggapnya bertentangan dengan UUD 1945 dalam permohonan uji materil. Jadi Undang-Undang Nomor 1/PNPS/1965 itu sah sebagai undang-undang yang berlaku. Bahwa sampai sekarang dua menteri dan Jaksa Agung belum juga menerbitkan “SKB” dan Presiden belum juga mengeluarkan Peraturan Presiden membubarkan dan sekaligus melarang organisasi/perkumpulan Ahmadiyah, semuanya itu tergantung kepada kemauan dan keberanian politik mereka itu. Walaupun konon, anggota Wantimpres Adnan Buyung Nasution menentang, namun nasehat anggota Wantimpres, bahkan Wantimpres sebagai sebuah lembaga, tidaklah mengikat Presiden. Jangankan hanya Adnan Buyung Nasution, nasehat seluruh anggota Wantimpres dapat diabaikan Presiden, kalau Presiden berpendapat lain. Saya dengar rapat mengenai Ahmadiyah ini telah beberapa kali dilakukan oleh beberapa menteri yang dipimpin Presiden dan juga dihadiri anggota Wantimpres. Namun hingga kini, kita belum tahu keputusan apa yang akan diambil, baik oleh Manteri Agama, Mendagri dan Jaksa Agung, maupun oleh Presiden sendiri. Reaksi atau komentar Presiden atas soal Ahmadiyah ini belum terdengar. Ini beda dengan reaksi beliau yang cukup cepat terhadap isyu poligami yang dilakukan Aa Gim, walau hal itu lebih bersifat personal Aa Gim. Perbedaan tafsir mengenai poligami masuk ke dalam bidang fikih Islam. Masalahnya tidak menyangkut akidah, dibanding dengan isyu Ahmadiyah yang kini menyita banyak perhatian umat Islam, politisi dan aktivis hak asasi manusia di tanah air, bahkan gemanya jauh ke mancanegara.
Wallahu’alam bissawwab
Cetak artikelShort URL: https://yusril.ihzamahendra.com/?p=248
kayaknya berita ttg ahmadiyah hanya itu2 aja dech…ga da perubahan..
Sejak kehadirannya (tahun 1889), Ahmadiyah ditentang oleh sebagian besar ulama, mullah mainstream, mereka men-cap Ahmadiyah sebagai bukan Islam, bahkan di-cap kafir, sesat dan menyesatkan. Secara umum, mereka yang memusuhi Ahmadiyah itu tidak mengemukakan dalil dan hujah dari Alqur-aan dan Hadits Nabi Muhammad saw. Sebaliknya, Ahmadiyah dalam dakwahnya selalu menampilkan dalil dan bukti dari Alqur-aan dan Hadits, bahwa dia, Ahmadiyah itu adalah Muslim dan tidak menyimpang sedikit pun dari ajaran Islam. Dalam hal ini Ahmadiyah bukan saja menampilkan bukti-bukti tetapi siap diuji secara adil dan dengan itikad yang baik serta secara tulus ikhlas akan membuktikan di hadapan khalayak bahwa dia, Ahmadiyah itu tidak menyimpang sejengkal pun dari ajaran Alqur-aan dan Hadits.
Sebagai contohnya, ulama di Indonesia pun mengeluarkan fatwa men-cap Ahmadiyah sesat dan menyesatkan, tetapi fatwa tersebut tidak didukung dan tidak didasarkan pada dalil-dalil dan bukti menurut Alqur-aan dan Hadits. Lebih jauh lagi Ahmadiyah dituduh “meresahkan masyarakat” dan di-diskreditkan serta dipojokkan dari segala penjuru, ini pun tanpa dalil dan bukti serta fakta. Karena pada fakta kenyataannya dalam sejarah, Ahmadiyah itu tidak pernah melakukan sesuatu yang melawan hukum, tidak pernah merugikan pihak mana pun, Ahmadiyah tidak pernah mengambil hak-hak dari orang lain, apalagi untuk merugikan umat Islam.
Dalam menghadapi semua permusuhan itu Ahmadiyah selalu bersikap sabar dan tawakal, pasrah kepada Allah Yang Maha Esa, yang meyakini bahwa Ahmadiyah ini adalah didirikan dengan petunjuk dan dukungan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga meyakini bahwa kebenaran ini tidak dapat dipadamkan oleh kekuatan duniawi apa pun, di mana sejarah akan membuktikan bahwa Ahmadiyah akan terus maju dan senantiasa akan berada di atas, insya Allah. Begitulah ceritera riwayat dari Jama’at-jama’at Ilahi itu di masa lalu dan di sepanjang masa. Para wali, orang-orang suci, Imam-imam Madzhab seperti Abu Hanifah, Ahmad bin Hanbal dan para sahabat, semuanya tidak lepas dari tuduhan pahit seperti itu.
Untuk melihat dan menguji kebenarannya Ahmadiyah itu tidaklah sulit, asalkan dilihat dengan hati dan kaca-mata yang bersih dan tetap berpegang pada tali Allah, selalu mengikuti nasihat Nabi Muhammad Rasulullah saw., untuk tidak meninggalkan Alqur-aan dan Sunnah Rasul. Tetapi tidak menilai Ahmadiyah itu dengan secara terburu-buru, belum apa-apa dengan hati yang sentiment sudah menanam rasa antipati lebih dahulu. Namun demikian, kalau di satu pihak Ahmadiyah itu dimusuhi dan dianggap merusak agama yang seolah-olah kehadirannya itu bertujuan untuk menghancurkan Islam –naudzu billahi min dzalik- maka tidak semuanya manusia di dunia ini berpikiran keruh dan berkaca mata kabur. Mereka manusia-manusia yang bersifat adil dan mau melihat Ahmadiyah itu dari sumbernya yang asli, apakah dengan mempelajari buku-buku dan literaturnya langsung, ataukah melihat dari tayangan MTA – Muslim Television Ahmadiyya – Internasional, atau membuka internet dan web-site tentang Ahmadiyah – http://www.alislam. org; http://www.ahmadiyy a.or.id., dll. atau bahkan dengan melalui mimpi-mimpi yang benar, ada ratusan ribu orang dalam satu tahunnya, orang-orang yang dengan hati yang ikhlas dan penuh rasa syukur mereka minta bai’at dan masuk ke dalam Jama’at Ahmadiyah. Dalam perayaan seabad Khilafat Ahmadiyah 1908-2008, ada 350.000 orang lebih, yang masuk dan ikut ke dalam Jama’at Ahmadiyah selama satu tahun terakhir ini, ada ratusan buah mesjid yang dibangun dan/atau yang diserahkan kepada Jama’at Ahmadiyah oleh warga dan ulama mereka yang sudah bai’at itu; Mesjid di Calgary, Canada adalah satu mesjid yang baru selesai dibangun dengan biaya Can$15 juta. Mereka ini adalah orang-orang yang sudah menyadari dan mengakui bahwa Ahmadiyah itu adalah benar-benar membela dan mendukung Islam, bahkan berjuang mati-matian untuk meng-Islamkan seluruh dunia, agar seluruh umat manusia berada di bawah bendera dan standard Nabi Muhammad, Rasulullah s.a.w. Demikianlah Ahmadiyah sekarang sudah berada di 189 negara di dunia dengan jumlah anggotanya hampir 200 juta orang.
Beberapa rujukan dari Kitab Suci Alqur-aan Allah SWT berfirman dalam Surah Yaa Siin:
Yaa hasratan ‘alaa ‘ibaadi maa yaa tiihim mir rasuulin illa kaanuu bihii yastahzi’uun. (36:30)
Ah, sayang bagi hamba-hamba- Ku! Tidak pernah datang kepada mereka seorang Rasul, melainkan mereka senantiasa mencemoohkannya.
Innamaa tundziru manit taba’adz dzikra wa khasyiyar rahmaana bil ghaibi fa basysyirhu bi
maghfiratinw wa ajrin kariim (36:11)
Engkau hanya dapat menasihati orang yang mengikuti Pemberi peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dalam keadaan tidak tampak, maka berilah dia khabar suka tentang ampunan dan ganjaran yang mulia.
Di berbagai tempat di dalam Kitab Suci Alqur-aan, Allah Taala telah menerangkan tentang kehebatannya dari Sifat Dia Yang Ar-Rahmaan. Tentang arti dari Ar-Rahmaan itu adalah penyayang, pemurah, kasih sayang yang sedemikian, yang dilimpahkan, diberikan sebagai suatu kedermawanan dan kebaikan hati. Karena sifat-Nya inilah Dia itu, dengan tanpa membeda-bedakan apa agamanya atau suku bangsanya yaitu kepada setiap orang itu apakah ia termasuk pada suku bangsa apa saja, termasuk pada agama apa pun, Allah Taala itu melimpahkan kebaikan berdasarkan dari sifat-Nya ini, di mana setiap benda dan mahluk yang hidup semuanya memperoleh kebaikan ini. Allah Sendiri menyediakan kepada semua mahluk yang hidup apa saja yang mereka perlukan. Allah Taala menyediakan semuanya itu dengan tanpa diminta, dan tanpa usahanya dari pihak mereka. Kebaikan dari Tuhan ini yang Dia telah menerangkan dengan jelasnya bahwa keperluan dari semua mahluk hidup itu apa pun yang diperlukannya sesuai keadaan alamiahnya, Allah Taala menyediakan semuanya itu, baik keperluan yang bersifat duniawi dan jasmaninya maupun untuk keperluan spritualnya.
Kualitas Ar-Rahmaan dari Tuhan dalam kategori kebaikan kedua di mana kita dapat mengatakan tentang kedermawanan- Nya yang bersifat umum lainnya yakni rabbul’alamiin. Di dalam Surah Al-Faatihah disebutkan juga terminology dari Ar-Rahmaan, nama ar-Rahmaan di dalam Kitab Suci Alqur-aan adalah dikarenakan Dia itu telah menyediakan bagi setiap mahluk yang hidup dalam bentuk dan bagaimana pun rupanya apa yang hidup ini, kemampuan dan kekuatan apa pun yang diperlukan dan bentuk bagaimana pun yang diperlukan serta apa saja yang diperlukannya, Allah Taala menyediakannya untuknya. Kemudian untuk kehidupannya dan kelanjutan hidupnya mereka pun mempunyainya, disediakan oleh-Nya untuk burung-burung sesuai apa yang diperlukannya dan hewan ternak apa yang diperlukannya serta untuk manusia sesuai dengan apa yang diperlukannya. Bukan saja itu, bahwa ribuan tahun sebelumnya penciptaan dari mereka ini, dikarenakan oleh sifat Rahmaan-Nya itu Dia telah menciptakan bintang planet dan cakrawala cosmos.
Jadi, ini membuktikan bahwa sifat Rahmaan dari Tuhan itu tidaklah tergantung pada usaha-usaha orang, tetapi hal itu adalah semata-mata kemurahan yang dasar pondasinya sudah diletakkan sebelumnya penciptaan dari benda-benda tersebut. Tetapi orang, manusia itu mendapatkan bagian terbesar dari karunia sifat Allah Yang Rahmaan itu karena segala sesuatu benda lainnya itu mengorbankan dan mendedikasikan dirinya untuk keperluan manusia-manusia. Oleh karena itu kepada orang sudah diingatkan bahwa Tuhannya itu adalah Tuhan Yang Rahmaan. Ini adalah satu kebaikan besar bahwa seorang manusia itu yang kepadanya telah diberikan kesadaran dan intelligent, yang disebut sebagai mahluk yang paling tinggi kedudukannya, paling istimewa, paling tinggi di antara semua ciptaan itu. Oleh karena itu seyogianya orang ini haruslah bersyukur kepada Tuhan dan menyembah kepada-Nya. Tetapi pada kenyataannya mayoritas terbesar dari orang-orang itu berjalan pada arah jurusan yang berlawanan. Kebanyakan dari mereka tidak mengingat dan mengenal kepada Tuhan mereka. Mereka itu memang mengambil manfaat dari kebaikan dan kedermawan-Nya Tuhan, tetapi mereka, orang ini melupakan Dia. Dengan sifatnya Yang Rahmaan-Nya itu, Allah Taala mengutus Nabi ke dunia, yang memberikan kabar suka kepada orang-orang dan untuk memperingatkan kepada mereka. Nabi juga membimbing orang-orang ini dengan petunjuk yang diterima dari Tuhan, yaitu untuk melakukan amal baik, tetapi kebanyakan dari orang-orang itu tidak membuat dirinya bersedia untuk mengadakan reformasi. Para Nabi Allah ini merasakan kekhawatirannya akan apa yang terjadi pada orang-orang ini, dan Nabi ini merasa sangat-sangat khawatir. Kekawatiran mendalam seperti yang dirasakan oleh Y.M. Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w. dalam Islam itu sehingga Allah Taala harus memfirmankan:
Fa la’allaka baakhi’un nafsaka ‘alaa aatsaarihim il lam yu’minuu bi haadzal hadiitsi asafaa
Surah Al Kahfi (1 8) ayat 6 :
Maka boleh jadi engkau itu membinasakan dirimu karena merasa sangat berdukacita atas kelakuan mereka yang menyimpang, jika mereka itu tidak beriman pada jalan/keterangan dari Alqur-aan ini.
Dan
La’allakaa baakhi’un nafsaka allaa yakuunuu mu’miniin. Surah Asy-Syu’araa’ (26) ayat 3:
Boleh jadi engkau (Nabi Allah) karena berdukacita itu sampai hendak membinasakan dirimu karena mereka itu tidak mau beriman.
Tanggal 27 Mei 1908 merupakan hari bersejarah ketika Allah s.w.t. menganugrahkan kepada Jama’at Ahmadiyah yang didirikan oleh Al-Masih Yang Dijanjikan sebuah karunia berupa sistem Khilafat yang akan menjadi sarana pencapaian kemenangan dan keberhasilan bagi kejayaan Islam. Hari ini ganjaran Ilahi tersebut telah berusia 100 tahun. Tuhan menjadi saksi di mana kita dengan sujud syukur mengakui kalau setiap hari dari masa 100 tahun itu menjadi bukti bagaimana Khilafat Ahmadiyah telah menjadikan Islam cemerlang dan jaya secara global sehingga keseluruhannya bisa dianggap sebagai suatu mukjizat hidup yang berkesinambungan.
Berkat Khilafat Ahmadiyah, kisah kemenangan Islam yang menyejukkan dan menggugah hati demikian agungnya sehingga pena sulit mencatatnya dan kata-kata terasa kelu mengukirnya. Sesungguhnya benih khidmat dan pengembangan Islam yang ditanam oleh tangan suci Masih Mau’ud a.s. sekarang ini telah berkembang menjadi sebuah pohon besar dalam naungan Khilafat Ahmadiyah. Seperti juga Kalimah Shahadat, akar pohon ini tertanam kuat di segala penjuru dunia dan dahan-dahannya mengisi alam semesta. Pembentukan missi di luar India bermula dalam era Khilafat Ahmadiyah dan sekarang berkat rahmat Allah s.w.t. di 190 negeri telah terbentuk Jama’at Ahmadiyah. Konvoi yang dimulai dengan 40 orang penganut, sekarang telah mencapai hampir 200 juta orang dan masih meningkat terus. Suara yang dikumandangkan dari kota kecil Qadian sekarang telah bergema di seluruh pelosok dunia. Allah s.w.t. meridhai suara ini dengan kebesaran dan penerimaan manusia dimana karena melihat kejernihan dan manfaatnya maka para intelektual di penjuru dunia terjauh pun mau mendengarkannya dengan tekun dan mengakui kebenarannya.
Sungguh, dalam naungan Khilafat, gerakan Jama’at Ahmadiyah bisa mencapai keberhasilan global dimana tidak ada bagian dari dunia ini yang kalis dari berkatnya. Kita bisa mengatakan secara harfiah tanpa ada yang bisa menyangkal bahwa matahari tidak pernah terbenam di dunia lingkungan Ahmadiyah. Adalah suatu kenyataan bahwa pada setiap saat dan di setiap tempat, Allah s.w.t. menyinarkan matahari pertolongan- Nya dan kemenangan terus menerus bersinar di dunia Ahmadiyah dan dalam naungan keberhasilan Ilahi ini maka fajar kemenangan global dari Islam telah bertambah cerah dari waktu ke waktu.
Bersamaan dengan pengembangan jaringan sentra-sentra penyebaran Islam di bawah bmbingan Khilafat Ahmadiyah, publikasi dari literatur dalam berbagai bahasa di dunia sudah menjadi suatu keberhasilan tersendiri. Di bidang literatur yang paling menonjol adalah terjemah kitab suci Alqur-aan. Apakah bukan suatu mukjizat bahwa dalam waktu beberapa tahun dari masa Khilafat Ahmadiyah keempat, Jama’at ini telah sanggup mempersembahkan terjemah Al-Quran dalam bahasa-bahasa dunia dua kali lebih banyak dari jumlah yang dilakukan umat Muslim lainnya selama 300 tahun yang silam? Berbagai pilihan ayat Al-Quran, Hadith dan nukilan tulisan Masih Maud a.s. telah diterbitkan dalam lebih dari seratus bahasa. Literatur Islam dipublikasikan dan diedarkan dalam jumlah luar biasa banyaknya. Skema `ekshibisi buku’ yang ekstensif mempunyai peran penting dalam penyebaran Islam.
Kemashuran Jama’at Ahmadiyah antara lain dikenal melalui pembangunan mesjid-mesjid di seluruh pelosok dunia. Komunitas ini telah membangun ribuan mesjid. Aplikasi dari ajaran Islam dalam bentuk pendirian lembaga pendidikan dan kesehatan di Afrika Timur dan Barat berikut jasa pelayanan masyarakat yang diberikan telah memenangkan hati orang-orang di daerah itu kepada Islam. Di zaman penjarahan dan perampokan di daerah tersebut seperti sekarang ini, Jama’at Ahmadiyah berkesempatan memberikan kepada mereka akomodasi bagi para yatim dan janda melalui proyek perumahan `Baiyut-ul Hamd.’
Jama’at Ahmadiyah selalu memegang peran teladan dan terdepan dalam upaya pertahanan kehormatan dan nama baik Islam. Sepanjang menyangkut pengurbanan bagi kejayaan dan kemajuan Islam, setiap bagian dari masa sejarah Jama’at ini penuh dengan segala peristiwa yang menggugah hati.
Jama’at ini benar-benar memberikan pengurbanan nyawa, waktu dan kehormatan bagi penyebaran Islam, dimana semua pengurbanan itu telah mengingatkan kita pada ingatan tentang para Sahabat di masa lalu. Siapa yang tidak mencintai nyawanya sendiri? Mengabdikan nyawa yang demikian berharga ini bagi kejayaan Islam, mempersembahkan anak-anak yang belum dilahirkan sebagai wakaf bagi pengembangan Islam, hijrah dari negeri sendiri dalam rangka penyebaran agama dan ada yang sampai harus menyerahkan nyawa dan terkubur di tanah asing, digebuki sampai mati karena berani mengucapkan Kalimah Tayyibah, mengenakan belenggu dan menciuminya dengan kasih, dipenjarakan karena kecintaan kepada Islam serta menghabiskan umur bertahun-tahun dalam sel penjara yang gelap, memikul derita dan menyerahkan nyawa dan dengan itu menulis kisah pengabdian dengan darahnya sendiri, semua ini merupakan manifestasi dari bentuk pengabdian tersebut.
Singkat kata, tidak ada cabang apa pun di jalan menuju kemajuan Islam dimana Jama’at Ahmadiyah tidak ikut berperan. Di semua tahapan dari jalan itu akan selalu ditemui jejak kaki semangat para Ahmadi yang memandang Islam sebagai suatu hal yang lebih berharga dari nyawanya sendiri. Allah s.w.t. berkenan mengaruniakan kehormatan dan privilege ini kepada para Ahmadi karena pada saat ini di muka bumi ini hanya mereka itu saja komunitas yang memiliki fondasi yang amat kuat berkat naungan seorang Imam mulia yang dipatuhi sepenuhnya.
Ini adalah satu-satunya Jama’at yang mendapat bantuan Tuhan karena diberkati dengan Khilafat, dimana mereka memahami benar kapan saatnya bangkit karena suara pemimpin ruhani mereka dan kapan saatnya duduk dalam perintahnya. Sesungguhnya inilah komunitas dimana kecintaan seorang Imam bagi anggota Jama’atnya lebih besar dari kecintaan ibu mereka sendiri. Semua anggota Jama’at menghormati Imam mereka. Berkat dari Khilafat yang terpusat di satu tangan telah menghasilkan mukjizat ini dimana puluhan juta Ahmadi telah memberikan kinerja luhur dalam pelayanan dan penyebaran Islam, dimana umat lainnya yang menyebut dirinya Muslim tidak sanggup melakukannya. Yang menjadi dasar dari semua itu tidak lain adalah karena Allah s.w.t. berkenan menganugrahkan berkat Khilafat kepada Jama’at Ahmadiyah. Adalah suatu kenyataan bahwa kesempatan untuk berjuang dan berkurban demi Islam juga erat berkaitan dengan Khilafat.
Hadhrat Khalifatul Masih II menyatakan bahwa: `Perhatikanlah, kita telah menyebarkan Islam ke seluruh pelosok dunia, tetapi apakah kalian pernah merenungkan bagaimana penyebaran itu bisa terjadi? Disini ada sebuah sentra dimana mereka yang mencintai Islam dalam hatinya bisa berkumpul dan secara bersama berjuang demi kejayaan dan kebangkitan kembali Islam. Kelihatannya hanya segelintir manusia namun nyatanya mereka memiliki kekuatan luar biasa, dimana mereka berhasil melaksanakan tugas-tugas besar yang signifikan. Sebagaimana juga air hujan turun dari langit dalam bentuk tetesan-tetesan, dan tetesan itu menjadi kucuran yang kemudian menjadi sungai, begitu pula kita memperoleh peningkatan dalam kekuatan dan kehormatan. Dasar pertimbangan dari semua itu hanya karena Allah s.w.t. telah menganugrahkan kepada kalian berkat Khilafat.’
Beliau juga menyatakan: `Islam tidak akan mungkin berkembang kecuali dengan adanya Khilafat. Sepanjang sejarahnya Islam maju karena Khilafat dan di masa depan pun juga akan maju melalui sarana ini.’
Selama masa Khilafat kedua muncul gangguan di mana Kelompok Ahrar secara nasional mulai menggerakan upaya eliminasi Jama’at. Guncangan karena pemisahan India – Pakistan telah memaksa Jama’at hijrah dari sentra permanennya dan mendirikan sentra baru di Rabwah. Komunitas ini baru saja menjejakkan
kaki ketika pada tahun 1953 muncul pergolakan nasional menentang Jama’at. Partai Haqiqat Pasand memanfaatkan situasi itu dan secara internal mencoba memecah belah dan menyesatkan komunitas. Semua kegalauan itu muncul silih berganti, namun setiap kali berbenturan dengan batu karang yang bernama Khilafat, semuanya pecah berantakan. Kelompok Ahrar limbung dan rencana kotor para munafik pun dimusnahkan.
Tangan Tuhan yang Maha Perkasa telah memberikan kemenangan dan kemajuan kepada Islam melalui Khilafat. Dalam era Khilafat ketiga dalam kegalauan tahun 1974, kembali para musuh mencoba dengan segala daya untuk memusnahkan komunitas ini, tetapi sebagaimana biasanya mereka pun gagal dan dipermalukan. Banyak sekali para Ahmadi yang beruntung menjadi sahid, harta benda mereka dijarah, rumah mereka dibakar namun tidak ada yang mampu merampas keteguhan hati mereka atau menghapus senyum dari wajah mereka.
Di awal masa Khilafat keempat, musuh-musuh Jama’at karena terpana melihat personalitas karismatik dari Khalifah saat itu, lalu meningkatkan usaha perlawanan mereka sampai ke puncaknya dalam bentuk diterbitkannya ordonansi XX/1984 yang mengkafirkan Jama’at Ahmadiyah. Akibat dari ini adalah hilangnya nyawa beberapa orang saleh yang disahidkan serta masih banyak lagi tawanan di jalan Allah yang terkurung dalam kegelapan sel penjara. Namun Tuhan menjadi saksi bahwa matahari kemenangan yang muncul di ufuk Ahmadiyah telah memeterai upaya para musuh itu dengan kegagalan. Allah yang Maha Kuasa telah meniup lenyap mereka yang demikian nekadnya berusaha memupus Jama’at. Dimana sekarang keberadaan tirani yang menganggap dirinya demikian kuasa yang mengatakan bahwa para Ahmadi akan dibuat menjadi pengemis dengan mangkuk mengemisnya? Kemanakah perginya tirani yang mengikuti jejak Firaun yang telah menyatakan akan memupus kanker yang katanya bernama Jama’at Ahmadiyah itu?
Perhatikan bagaimana Tuhan kita telah memusnahkan musuh-musuh Islam ini dari muka bumi. Doa dari para pemuka kebenaran, para Khalifah Ahmadiyah telah menghancurkan keangkuhan tirani itu. Yang satu bisa dilihat tergantung mati di tiang gantungan, Juli 1979, sedangkan yang lainnya tubuhnya lumat menjadi debu yang tersebar di padang pasir dalam pesawat canggih Hercules Pak-One, Rabu, 17-8-1988. Demikian itulah selalu nasib dari para musuh Jama’at di setiap masa dan takdir masa depan mereka juga tidak akan jauh berbeda. Kemenangan satu per satu telah menunggu Jama’at Ahmadiyah di bawah berkat naungan dari Khilafat dan para musuh kita ditakdirkan untuk selalu gagal.
Dengarkan wujud yang bicaranya ditopang oleh Tuhan, wujud yang dilindungi oleh-Nya, wujud yang dipilih sebagai penjaga bahtera Islam serta imam dari para mukminin zaman ini. Dengar dan perhatikan apa yang dikatakannya. Imam kita yang tercinta, Hadhrat Khalifatul Masih IV berkata: `Kita akan menghadapi berbagai perlawanan pasti di masa depan, tidak ada keraguan mengenai hal itu sama sekali karena sudah menjadi takdir dari Jama’at bahwa kita semua akan menghadapi berbagai kesulitan untuk bisa menapaki tingkat-tingkat kemajuan. Adalah kesulitan-kesulitan tersebut yang akan menjadi pelengkap Jama’at sepanjang umurnya. Setelah perlawanan yang sekarang, akan ada lagi perlawanan yang lebih dahsyat dimana aku melihat bahwa masalahnya tidak lagi berkaitan dengan hanya satu atau dua pemerintahan saja. Banyak pemerintahan kuat akan bergabung merencanakan pemusnahan Jama’at ini. Tambah besar konspirasinya akan tambah besar pula tingkat kegagalan mereka.
Para Khalifah yang terdahulu telah memberikan semangat kepada para Khalifah masa depan dan memberitahukan kepada mereka agar menempatkan keyakinan mereka kepada Tuhan semata serta tidak usah takut kepada semua musuh. Demi Allah, para Khalifah di masa depan pun akan selalu tetap berani dan bersabar serta bersiteguh seperti yang telah aku lakukan dan tidak akan merasa takut kepada kekuatan apa pun di dunia ini. Tuhan yang telah memupus para musuh rendahan di masa lalu, juga akan menghancurkan kekuasaan yang lebih besar dan lebih kuat serta akan menghapuskan mereka dari muka bumi.
Jama’at Ahmadiyah sendiri tetap akan menapaki setingkat demi setingkat jenjang ke arah kemenangan. Tidak ada kekuatan dunia yang akan mampu merubah takdir ini dengan cara apa pun. Insya Allah.
Sesuai dengan janji Tuhan, diletakkan kembali fondasi bagi kebangkitan kembali Islam di akhir zaman melalui seorang mujadid Ilahi. Allah s.w.t. telah mengutus Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. dari Qadian sebagai Manifestasi Kedua dari sosok Hadhrat Rasulullah s.a.w. dan menetapkannya sebagai Imam Mahdi dan Al-Masih Yang Dijanjikan, yang tujuan kedatangannya adalah untuk membangkitkan kembali Islam, menegakkan syariah dan menyelesaikan tugas penyebaran Islam sampai pada tahap kemenangannya. Semua para wali, orang-orang suci dan penafsir Al-Quran sepakat berkaitan dengan ayat: `Dia-lah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas agama-agama lain seluruhnya walau pun orang-orang musyrik tidak menyukai hal itu.’, bahwa kemenangan Islam di atas semua agama lainnya akan dimanifestasikan dalam segala kecemerlangannya dalam masa Imam Zaman ini.
Surat At-Taubah -9- ayat 32:
Huwal ladzii arsala rasuulahuu bil hudaa wa diinil haqqi li yuzh-hirahuu ‘alad diini kullihii wa lau karihal musyrikuun.
Dia-lah yang mengirimkan Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang hak supaya Dia meng-unggulkannya (menjadikannya agama yang hak ini dominant) di atas semua agama, walaupun orang yang musyrik tidak menyukainya.
Ass wr wb.
Saya orang bodoh dan tak ada pendapat, hanya saja saya minta pada saudara tolong qulilhaqqa walau kana murran nya ditegakkan jika saudara ummat Muhammad aw
Terima kasih
Maha Suci Allah SWT, yang memiliki sekalian Alam. Istigfar merupakan jawaban yang paling afdol yang bisa dilakukan oleh semua lapisan masyarakat. Tidak pada tempatnya kalau kita meng-klaim sepangjang umur sifat Malikiyaat yang hanya dipunyai oleh Sang Yaumidin. Alfatihah mengajarkan kepada kita untuk meratifikasi dan melaksanakan sifat-sifat Rabulbiyaat, Rahmaniyaat dan Rahhimiyaat. Kembali ke diri kita dan kembali ke istigfar, AlQur’an yang maha sempurna dan manusia yang tidak sempurna akan melahirkan perbedaan persepsi sesuai batas paradigma masing-masing. Namun begitu dengan mengimplementasikan ketiga sifat Tuhan yang terkandung dalam Alfatihah akan membawa kita pada pemahaman hak dan batas klaim antara makhluk dengan maklhuk dan hanya Allah SWT yang berhak meng-klaim sifat Malikiyaat. (Siapa yang bisa mengetahui apa yang diingini oleh Tuhan yang tidak serupa dan menyerupai semua makhluknya ?). Tidak ada tool yang dapat mencapai Hakekat Tuhan selain memahami dan mengimplementasikan sifat-sifat Tuhan sebatas Iradah yang diturunkan_Nya pada Makhluk yang disayangi-Nya. Sebaiknya kita jangan terjatuh pada perbedaan persepsi yang dangkal, apa yang kita yakini benar akan bertabrakan dengan keyakinan orang lain yang merasa benar. Perbedaan Persepsi ini tidak bisa diselesaikan hanya pada tataran Semantik yang hanya akan bermuara pada permasalahan bendera dan menjurus pada Agama Persepsi yang sepanjang peradaban selalu menjadi tidak damai. Ketiga sifat Tuhan yang terkandung dalam Alfatihah akan menuntun kita pada jalan yang benar dan merupakan koridor yang dapat menelanjangi kita atas keyakinan yang kita klaim dan sejauh mana kita telah berbuat untuk membela Islam pada paradigma kita masing-masing. Pada tataran Amarah kita hanya berbohong pada klaim kita tentang Islam, hanya tataran Lauwamah klaim kita mungkin dapat diterima dan pada tataran Muthmainah-lah para Ulama bisa dapat berbicara tentang eksistensi. Kembali ke kita, di tataran manakah kita, apakah kita berhak meng-klaim dan mengujat orang lain sebelum menyadari posisi kita? Auzubillah, Hanya Tuhan yang Maha Kuasa.
Semoga keselamatan, rahmat ALLAH, dan berkahNya beserta anda sekalian
perbedaan mndasar sesatnya ahmadiyah adalah tentang nabi yang dikatakan bahwa tdk ada lagi nabi setelah Muhammad SAW dlm surat Al-Ahzab:40
“Muhammad bkanlah skali-kali bapk diantara kamu tapi dia adl Rasul Allah dan Khotam skalian Nabi.”
Menurut saya khootam dlm firman diatas apbl ditafsirkan sbagai penutup amat janggal.
Karena yang bisa menutup para Nabi hanyalah Allah SWT sprti dlm firman Allah:
“Hanya pada sisiNya lah pengetahuan tntang hari kiamat, kelahiran, dan para nabi-nabi, dan ssngghnya Allah Maha Mengetahui atas sgl sesuatu.”
dan dlm hadits kanjul Umal juga dijelaskan bahwa Muhammad SAW brsabda:
“Aku adl Khootam skalian nabi dan Ali adl Khootam skalian Wali”
apbl khootam ditafsirkan sbg penutup. maka wali juga ditutup oleh Ali bin Abu Thalib”
Trus prtanyaan saya untuk sluruh umat Islam skrang adl:
Allah berfirman:
“taatilah Allah, Rasul dan lil amri antara kamu dan janganlah kalian berpecah belah”
skrng siapa yang ingkar terhadap ayat Allah itu?
adalagi…
“Jgnlah kamu skali kali memiliki pemimpin sprti org Yahudi dan Nasrani yang apbl dibacakan ayat Allah mereka mengingkari”
“Seorang pemmpin yang tidak menegakan hkum islam adalah org kafir”
Skrang siapakah pemimpin yang merobek ke 2 ayat tsbt?
Rasullulah jg tlh bersabda
“Bhwasnya tiada Islam tanpa Jemaah, tiada jemaah, tanpa bai’at, dan tiada bai’at tanpa baraah”
“Apbl datang Al mahdi berbaiatlah kepadanya karena dia Adalah khalifatullah meskipun sampai merangkak di bukit salju”
Dan masih banyak lagi
Semoga keselamatan, rahmat ALLAH, dan berkahNya beserta anda sekalian
Trims
Assalamu’alaikum,
Setelah membaca uraian dari mahluk Allah yang bernama imran, saya beristighfar, dan memohon doa kepada Allah SWT agar berkenan memberikan hidayah-NYA agar bang imran bisa kembali ke jalan yang benar. Allahuma amin ya Allah.
Selanjutnya, mohon maaf, saya akan panggil bang imran dengan sebutan anda. Saya kagum dengan literatur dan gaya bahasa anda, dan ini menunjukkan bahwa anda adalah sosok yang mapan secara intelektual akademis. Tetapi kekaguman saya kepada anda hanya sampai disitu. Dalam akidah Islam, bentuk kekaguman saya adalah ekspresi dari Hablumminannash. Dalam dimensi fiqih, hukumnya adalah Sunnat Mu’akad (sangat dianjurkan) dan dari sisi etika, status kekaguman saya pada anda pada level manusiawi. Hal tersebut tidak beda dengan sebagaimana saya kagum terhadap upaya iblis yang masih mampu mengajukan penawaran kepada Allah, :
“Ya Robb, tidak masalah bila kelak Engkau menempatkan hamba di dalam neraka, namun izinkanlah hamba menggoda manusia agar mereka dengan senang hati menemani hamba di neraka”. Dan Allah pun memberikan izin, Subhanallah.
Luar biasa si iblis ini, dan saya beranggapan bahwa iblis adalah negosiator paling unggul yang pernah ada dalam sejarah kehidupan alam semesta.
Kembali ke bang imran, saya adalah kambing dan anda adalah sapi, tetapi tolong jangan anda katakan bahwa anda adalah domba, hanya karena kita sama berkaki 4 dan sama doyan rumput. Atau sebaliknya, saya sapi dan anda adalah kambing. Dan jangan pernah katakan bahwa anda adalah lembu hanya karena kita sama-sama mahluk memamah biak. Dan jangan anda benturkan dengan dalih apapun.
Kongkritnya, saya adalah seorang muslim dan anda adalah non muslim. Saya akan sangat menghormati anda apabila anda tidak mengatakan bahwa anda adalah seorang yang beragama Islam, hanya karena kita sama-sama mengerti tentang ajaran Islam.
Kalau itu dalil anda, maka illustrasinya adalah besok pagi saya akan ke pasar hewan membeli seekor monyet dan akan saya sertakan monyet tersebut dalam pelatihan ajaran Islam, semisal gerakan-gerakan sholat. Kelak ketika sang monyet telah berhasil menguasai ilmu gerakan-gerakan sholat, bila si monyet memproklamirkan diri sebagai beragama Islam, maka pada detik yang sama, saya akan meminum darah si monyet, karena telah halal akibat satu sebab.
Bang imran, saya hanya mengatakan yang sebenarnya, walau itu pahit buat anda. Namun, kapan pun, silahkan anda meminta tolong apa saja kepada saya, insya Allah saya akan membantu anda. Atau, mari sama-sama kita menjadi panitia nasional untuk menyambut Hari Kemerdekaan Bangsa Indinesia yang 4 hari lagi kita peringati. Barangkali, inilah yang dimaksud oleh Emha Ainun Nadjib tentang Maiyah, mengutip tulisan beliau di atas.
Jakarta, 13 Agustus 2008
Wassalamu’alaikum
kata singkat dan tegas BUBARKAN AHMADIYAH di Indonesia
mestinya para pengikut ahmadiyah itu sadar bahawa sudah jelas-jelas dan nyata diterangkan dalam alqur’an bahwa nabi muhammad SAW adalah nabi terakhir dan penutup para nabi. jadi kalau yang ngerti maksunya mah gak perlu di jelasin lagi dong. hei mirza gulam anjing
sori. saya adalah salah satu orang yang mendukung kegiatan ahmadiyah dan mengecam siapapun yang memaksa jemaat ahmadiyah untuk tidak menjalankan ibadahnya. Berikut ini adalah tulisan saya tentang ahmadiyah yang sebenarnya juga sudah ada di blog saya: http://wisnuops.net/blog/?p=44
Ahmadiyah dan SKB Tiga Menteri
Breaking News di Metro TV pada hari Senin, 9 Juni 2008, Pukul 17.00 memberitakan bahwa Pemerintah mengeluarkan keputusan untuk melarang aktivitas Ahmadiyah. Kalimat tersebut sebenarnya masih “kabur”. Apa yang dimaksud dengan “aktivitas Ahmadiyah” dan bentuk pelarangan apa yang diambil? Salah satu aktivitas Ahmadiyah, seperti aktivitas muslim-muslim lainnya, adalah shalat lima waktu. Apakah pemerintah akan melarang shalat lima waktu yang dilakukan jamaah Ahmadiyah? Rasanya terlalu jauh kalau menduga ke arah itu. Tetapi, “kaburnya” pernyataan “melarang aktivitas” memang dengan sendirinya akan menciptakan interpretasi berbeda-beda. Bukan tidak mungkin pemerintah pada akhirnya menutup masjid-masjid Ahmadiyah. Hahaha… sudah seperti orde baru saja.
Okay, mungkin kekhawatiran gue terlalu jauh. Tetapi, melihat kemungkinan terburuk tidak ada salahnya, bukan? Sekarang, mari kita lihat kemungkinan ter-“mending”-nya (sorry, gue nggak mau bilang “terbaik”). Misalkan saja tidak ada tindakan, aksi, atau apapun berbentuk fisik oleh pemerintah terhadap Ahmadiyah. Tidak ada penutupan masjid. Tidak ada penyiar Ahmadiyah yang di tangkap. Tidak ada pembubaran ceramah yang berisikan ajaran-ajaran Ahmadiyah –pada saat shalat jumat, misalnya. Tetapi tetap saja, keputusan pemerintah tentang Ahmadiyah sama saja dengan melegitimasi pengucilan masyarakat terhadap Ahmadiyah. Meskipun pemerintah melarang aksi represif oleh sekelompok masyarakat terhadap kelompok Ahmadiah, pada prakteknya, akan tetap saja ada aksi yang tidak dapat pemerintah kendalikan.
Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri
Sekarang, coba kita telaah SKB tiga menteri yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka melarang kegiatan Ahmadiyah. SKB ini baru aja gue baca dari harian Kompas, 10 Juni 2008. SKB tersebut terdiri dari lima poin. Poin pertama, pemerintah memberi peringatan dan memerintahkan untuk (gue ambil intinya saja) tidak menyebarkan agama yang “sesat”. Poin ke dua, memberi peringatan dan memerintahkan Ahmadiyah untuk tidak menyebarluaskan ajarannya. Dengan kata lain, melarang syiar Ahmadiyah.
Sebenarnya ada yang lucu di sini. SKB tersebut menggunakan kata-kata “memberi peringatan dan memerintahkan”. Kemudian, pemerintah mengatakan bahwa pemerintah tidak melakukan pelarangan atau pembubaran. “Kami tidak melarang. Hanya memberi peringatan dan memerintahkan,” kata pemerintah yang gue kutip dari harian Kompas. Tapi kalau kita perhatikan poin ke tiga dari SKB tiga menteri, di situ dinyatakan bahwa siapapun yang melanggar pasal 1 dan 2 akan dikenakan sanksi. Hahahaha… Jika peringatan tidak diindahkan, maka diberikan sanksi. Bukankah itu adalah definisi melarang? Ini hanya permainan bahasa saja. Seperti orde baru saja, kata-kata dibuat “kabur” dan tidak jujur.
Mengenai Kebebasan Beragama
Jika seseorang pembicara berbicara kepada sepuluh orang kemudian kesepuluh orang tersebut diminta menginterpretasikan omongan pembicara tersebut, tentunya akan muncul beragam interpretasi. Hal tersebut lumrah, mengingat manusia adalah makhluk berpikir. Begitu juga yang terjadi pada agama. Meskipun mengacu kepada satu kitab, meskipun sama-sama mendengarkan satu orang, interpretasinya tentu bermacam-macam. Dan, setiap interpretasi tersebut seharusnya dihargai, karena itu merupakan kepercayaan yang sifatnya pribadi dan menjadi haknya untuk menjalankan ibadah sesuai dengan yang dipercayainya. Pernyataan gue ini juga didukung oleh “Universal Declaration of Human Rights” 10 Desember 1948 pada artikel 18 yang berbunyi:
Everyone has the right to freedom of thought, conscience and religion; this right includes freedom to change his religion or belief, and freedom, either alone or in community with others and in public or private, to manifest his religion or belief in teaching, practice, worship and observance
Meskipun begitu, lahirnya banyak interpretasi ini tentunya berpotensi menimbulkan keributan. Dan, tidak jarang lahir bentrokan fisik. Pada kasus seperti ini, biasanya golongan mayoritas, jika diberi celah, akan menindas golongan minoritas. Contoh paling nyata adalah pembakaran masjid Ahmadiyah oleh FPI.
Tugas Pemerintah
Pemerintah memiliki power, kekuasaan, yang seharusnya berfungsi untuk mencegah elemen masyarakat yang satu menindas elemen masyarakat yang lain. Tugas pemerintah adalah memayungi semua golongan dan memberi perlindungan kepada semua lapisan masyarakat. Tugas pemerintah adalah menjaga hak-hak warga negaranya, agar tidak dirampas oleh orang atau elemen masyarakat lain. Namun, yang ditunjukkan oleh SKB tiga menteri ini justru sebaliknya: pemerintah memihak salah satu elemen untuk merebut hak pengikut Ahmadiyah.
Perdebatan antara agama bukanlah sesuatu yang baru. Hal ini sangat lumrah dan sudah berlangsung ratusan atau bahkan ribuan tahun. Pemerintah tidak perlu ikut campur dalam perdebatan ini. Biarlahlah terjadi perdebatan secara intern di kalangan pengikut agama. Di tanah air sendiri, hal ini tidak hanya terjadi pada pengikut islam, namun juga terjadi pada kristen, buddha, dan hindu. Dalam perdebatan semacam ini, pemerintah tidak perlu memihak salah satu aliran.
Tentang Ahmadiyah
Ahmadiyah sendiri bukanlah aliran baru di Tanah Air. Paling tidak, tahun 1936 Ahmadiyah sudah mengakar di Tanah Air ini. Hal ini gue simpulkan setelah melihat sendiri catatan Soekarno yang dibukukan dalam buku “Di Bawah Bendera Revolusi”. Dari tulisan Soekarno, gue sendiri bisa melihat bahwa pada aliran Ahmadiyah sendiri telah terjadi proses dialektika berulang-ulang. Ahmadiyah bukan sembarang islam yang muncul di kalangan preman. Dalam bukunya, Soekarno sendiri menyatakan berterima kasih atas sumbangan-sumbangan para pengikut Ahmadiyah kepada dunia islam. Bukan mustahil jika Ahmadiyah mengambil peran penting dalam revolusi kemerdekaan Indonesia.
Semua pengikut Ahmadiyah, seperti juga pengikut-pengikut agama lainnya, hanya ingin menjalani kepercayaannya. Mereka tidak ingin haknya dirampas. Kewajiban pemerintah adalah mencegah orang-orang merampas hak mereka, bukan sebaliknya. Atas dasar ini lah, gue berharap pemerintah menarik kembali SKB tiga menteri yang dikeluarkan pada 9 Juni 2008.
Wisnu O. P. S.
10 Juni 2008
Wisnu…wisnu,
Kesimpulan aku, tulisan kau itu sangat ok lah dalam kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Cuman lagi, kau tak mengerti substansi dari polemik tentang ajaran Ahmadiyah. Ilmu kau bukan disitu..karena tak paham kau tentang agama..!
Dewi Persik itu penyanyi Dangdut, jangan lah kau suruh dia nyanyiin lagunya Freddy Mercury. Nah, macam gitulah kau…!
Saran aku, mending tulisan kau itu, kau sertakan aja dalam lomba mengarang cerita fiktif. Kuyakin, 3 besar aja, masuklah kau. Ok Kawan..?
saya sangat merasa sedih dengan terjadinya amukan masa yang membakar tempat ibadah kaum ahmadiyah
mengapa hanya dengan perbedaan pandangan kita tega melukai hati sesama manusia,bahkan sesama bangsa indonesia,dan saya tidak mengerti apa yang di inginkan pemimpin-pemimpin Islam di Indonesia ,mengapa tidak ada
pemikiran ingin membagun bangsa dengan aman dan damai yang mereka ributkan hanyalah perbedaan pandangan
saya ,mungkin banyak orang islam yang menjadi ragu dan berpendapat kita memilih agama untuk mencari kedammaian tapi mengapaorang-orang Islam sukasekali dengan perbedaan pendapat dan keributan,saya ingin menyampaikan kata hati saya “cintailah bangsa mu ,cintailah agamamu “tak ada manfa`atnya kita bertentangan
dengan sesama bangsa hanya karena perbedaan pandangan!
Berbeda boleh saja, tapi tidak dengan mengacak-acak agama orang. Ahmadiyah itu mengaku Islam tapi pada kenyataannya adalah bukan Islam. Boleh tanya kepada mereka, siapa nabi mereka, tentu mereka menjawab Nabi Mirza Ghulam Ahmad. Adakah kitabnya, ada yaitu kumpulan wahyu-wahyu suci MGA terangkum dalam Tazkirah. Yang semua itu dalam Islam yang asli (yang dibawa Rasullullah SAW) tidak ada. Wajar kalau di negara2 islam spt Malaysia, Brunai dan bahkan di Pakistan sendiri sudah dilarang. Nah tinggal di Indonesia ini, walau bukan negara Islam tapi mayoritas Islam berhak untuk menentukan boleh ada atau tidaknya Ahmadiyah di tanah Indonesia tercinta ini.
Wassalam,
Sepengetahuan saya di Pakistan tidak dilarang, hanya saja dianggap sebagai non-muslim.
Ada punya pendangan yang berlaianan;
Sejak kita terlepas dari penjajahan Belanda dan kita kembali dijajah oleh pemimpin bangsa sendiri selama 63 tahun..?
Kok rakyat kita masih tetap miskin dan menderita. Apalagi sekarang ini penjajahan terbaru muncul Kropsi sedang menjadi politik penguasa, rakyat sampai saat tetap berdiam dibawah jembatan….kemiskin dimana-mana,pengangguran membuat sebahagian besar mengambil keputusan menjadi perampok daripada kita kelaparan ya rampok saja bila ada kesempatan. Karena yang diatas juga maling biarlah kita maling-maling kejilan yang penting perut tidak keronjongan .
yang penting gw dapet duit banyak, bisa kawin lagi , korupsi lagi …. semua orang kena gw kadalin, hahahaha… orang-orang bego semua, tertipu sama ocehan gw … yusril.. yusril… bentar lagi lo masuk bui karena banyak bikin dosa…. mulut keliatan alim tapi hati busuk !!!!
@Atas gue,
Apa hubungannya sama Ahmadiyah?? Topik soal Ahmadiyah ngelantur kemana-mana.
Ya, mungkin lo seneng bisa keluar uneg-uneg, daripada disimpan dihati nanti lama-lama jadi kanker hati. Selamat menjalani hari esok dengan modal kebencian ini, semoga hari-hari lo menyenangkan.
#215 Penjilat korup
Dari cara anda berkomentar, kesimpulan saya :
1. Pendidikan anda sangat rendah
2. Anda Jarang beribadah (apapun agama anda)
3. Bila diajak berbicara tdk pernah nyambung
4. Hati anda selalu kotor dan penuh kebencian kesemua orang
Wow…inspiratif banget Pak…thank berat…nambah wawasan nih
Regards,
http://www.batikoke.com – Batik ekslusif harga miring banget
asalumualaikum wr wb
Sebenar nya kalau kita mengaku orang islam dan menjujung akhlak nabi muhammad saw apakah pantas kita sebagai orang yang masih belum sempurna berani mengatakan ( sesat ) sungguh hebat nya perkataan itu di ucapakan dari mulut orang yang sering ibadah, shalat, dan sungguh sedih nya kita harus membenci suatu ajaran tsb.
cobalah sebelum kita ucapakan hal tersebut kita padang kita sendiri agama yang dianut sendiri apakah kalian merasa sudah sempurna untuk segela nya, tolong jawab hati nurani anda. sesempurna siapakah diri anda, atau agama anda.
bila ada seseorang mengatakan saya islam, hak apa kita mengatakan dia bukan islam? apa kita harus memaksanya dia itu keluar dari islam ? merusak islam , menginjak nginjak islam katanya. apa untuk menjaga kesucian islam alloh swt memerlukan bantuan kita? ah saya mah ngak ngerti.
banyak kenalan dengan orang ahmadiyah, tapi ternyata jauh berbeda dengan apa yang dikatakan orang2, kebanyakan ngak tau apa ahmadiyah itu, taunya dari katanya. apakah kita berdusta dengan mengatakan islam itu benar, inilah kebanyakan kiyai kiyai saat ini. terus terang dengan gencarnya penistaan terhadap ahmadiyah, saya bertambah jadi 5xsimpatik dari sebelumnya. andaikata kalian tau benar tentang ahmadiyah, maka penyesalan yang akan kalian dapatkan, saya mempelajari ahmadiyah sudah lama.
mari kita bangun diri kita sendiri melalui keyakinan kita agama islam. berikan contoh islam agama yang damai penuh toleransi, dan mencintai sesama manusia. masalah ahmadiyah kenapa harus buat agama sendiri ? kalau dia mengakui islam, kata sdr arif apa haknya kita mengusir dia dari islam, toh perbedaan cuma masalah penafsiran aja kan ? kata pa ustad yang saya tau, di akhir zaman akan turun nabi isa. berarti pintu nabi tdk tertutup kan ? apa andai nabi isa datang, nama nabi nya akan dilepas ? jadi bukan nabi isa lagi, apa diganti dengan kiyai isa atau ustad isa ?
udahlah jangan saling mengkafirkan saling menyesatkan dll, benci aku. toh yang ngomong begitu belum pasti masuk surga, apa bang yusril yakin masuk surga atau dg menyalahkan orang dijamin masuk surga. kalau ngak salah surga it hak perogratif alloh. apalagi sambil berteriak alloh hu akbar sambil menghancurkan tempat ibadah. ih ngeri saya kalau orang2 yang mengaku islam demikian.
Allah memberikan petunjuk kepada orang-orang beriman agar menghindari sikap merendahkan, mengolok-olok, mencela dan memanggil dengan panggilan yang buruk. Panggilan buruk ialah gelar-gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari dengan gelar itu, seperti panggilan kepada seseorang yang sudah beriman dengan kata-kata: hai fasik, hai kafir dan sebagainya.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mencemoohkan kaum lain, mungkin mereka (yang dicemoohkan) itu lebih baik daripada mereka (yang mencemoohkan), dan janganlah wanita mencemoohkan wanita lain, mungkin mereka (yang dicemoohkan) itu lebih baik daripada mereka (yang mencemoohkan), dan janganlah kamu memburuk-burukkan di antara kamu, begitu pula jangan panggil-memanggil dengan nama buruk. Seburuk-buruk nama adalah fasik sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang aniaya.” (Surah Al-Hujurat (49): 12)
Ayat diatas menyebutkan beberapa keburukan sosial, yang menyebabkan ketidakserasian, pertentangan dan perselisihan yang dengan menghindarinya tercipta keserasian, keakraban, dan kerjasama yang baik di antara orang-orang Muslim secara individu atau golongan. Cara dakwah Islam dengan mencap ‘sesat dan menyesatkan’, ‘Jaringan Iblis Laknatullah’, ‘keluar dari Islam’ dan sebagainya tidak mendapat justifikasi dari Alquran. Bisa jadi apa yang dituduhkan berbalik kepada si penuduh yakni, mereka yang memenuhi kualifikasi sesat, iblis dan keluar dari Islam.
Mungkin ada anggapan bahwa ayat ini khusus ditujukan kepada sesama orang yang beriman atau mukmin artinya tidak diterapkan kepada selain mereka sehingga memulai mengolok-olok, mencela dan memanggil dengan nama buruk kepada orang-orang yang dianggap sesat, salah bahkan menentang Islam dibenarkan.
Anggapan ini tidak tepat dengan beberapa argumentasi. Pertama, ada ayat Alquran lain yang menyebutkan cara berdakwah bil hikmah (dengan kebijaksanaaan), mau’izhah hasanah (nasihat yang indah) dan jadilhum billati hiya ahsan (berdebat dengan cara sebaik-baiknya) sebagaimana dapat dibaca dalam Surah An-Nahl,16:126.
Kedua, sekalipun ada ayat Alquran menyebut kafir kepada orang yang menuhankan Isa dan menolak para nabi namun tidak ada tradisi atau sunnah dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam pergaulan sehari-hari untuk memanggil mereka kaum sesat menyesatkan, orang-orang kafir dan lain sebagainya.
Nice article….:)
Sudahlah, gak usah bicara ttg pak Yusril, belum tentu kita tau duduk masalahnya, jangan ikut2an membenci orang dan bila perlu tanamkan dalam diri anda “APAKAH DIRI INI SUDAH BENAR KOK BERANI BENAR MENGHUJAT DAN MENILAI DIRI ORANG”
Saya sangat tidak yakin, apabila Ahmadiyah diperlakukan seperti di Pakistan, yaitu dianggap bukan bagian dari Islam, tetapi kelompok minoritas, maka rakyat dan Pemerintah Indonesia tidak berlakuk diskriminatif terhadap kelompok ini. Sebaiknya, kita sebagai bangsa yang majemuk, menahan diri dan mengurangi sensitivisme dan fanatisme agama yang berlebihan (terutama kelompok Islam garis keras, misalnya FPI, HTI, dll), karena hanya dengan demikian, maka bangsa ini akan damai..
Jika orang Ahmadiyah tak boleh menggunakan simbol-simbol Islam dan tak boleh beramal sesuai ajaran Islam, maka logis muncul pertanyaan sebagai berikut:
1. Siapakah pemilik Islam? Bukan tah Allah yang Maha Kuasa pemiliknya?
2. Jika Allah pemilik Islam, dan hanya Dia, maka manusia hanyalah penerima amanat untuk melaksanakannya.
3. Jika manusia diberi amanat untuk menerapkan agama Islam sebagai ajaran terbaik yg difahaminya, maka adakah yg lebih berkuasa di atas Allah dengan menetapkan pelarangan mengamalkan ajaran terbaik itu?
4. Jika ada yg melarang pengamalan ajaran terbaik ini, berarti orang yg melarang tersebut memiliki kerancuan berpikir dan memiliki salah satu dari dua sikap berikut:
a. Tidak menghendaki org lain menjadi baik
b. Tidak mengakui kelebihan dan kehebatan ajaran Islam yg bisa membuat orang menjadi baik.
Dari sudut pandang ini maka, orang yg melarang warga Ahmadiyah menerapkan ajaran Islam, berarti orang tersebut melarang hal-hal berikut: warga Ahmadiyah tidak boleh mengamalkan tauhid Ilahi, tidak boleh membaca Al Quran suci, tidak boleh terakhlak mulia, tidak boleh menerapkan hukum-hukum Al Quran suci, tidak boleh mengirimkan Shalawat bagi yg Mulia Nabi Muhammad SHALLALLAAHU ‘alaihi wasallam, tidak boleh santun, tidak boleh Shalat fardhu 5 waktu dan tidak boleh melakukan kebaikan-kebaikan lainnya yg diajarkan Islam. Maasyaa-aLLAAH. InnaaLILLAAHI wa innaa ILAIHI raaji’uun. Kami berlindung kepada Allah terhadap kerancuan berpikir seperti itu..
by Zafrullah Ahmad Pontoh
MENJAWAB BERBAGAI TUDUHAN THEOLOGIS
اَشْهَدُ اَنْ لاَّ اِلهَ اِلّا الله وَاَشْهَدُ اَنّ مُحَمّدًا رَسُوْلُ الله اَمّا بَعْدُ فَاَ عُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشّيْطَانِ الرّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرّحْمنِ الرّحِيْم
Yth. Bp. Pimpinan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Yth. Bp. Kepada Puslit Kemasyarakatan & Kebudayaan (PMB) – LIPI
Hadirin Hadirat peserta seminar yang saya muliakan.
Alhamdulillah, dengan karunia Nya semata-mata kita diberikan taufiq untuk bersama-sama dalam seminar ini. Shalawat dan Salam semoga di anugerahkan kepada yang Mulia Nabi Besar Muhammad Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi Wasallam dan para Sahabat (Radhiallahu ‘anhum). Terimakasih kami haturkan kepada Pimpinan LIPI dan Panitia yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk menyampaikan makalah kami dengan judul “Menjawab Berbagai Tuduhan Theologis”.
Jika kita menyimak literatur-literatur yang diterbitkan oleh pihak luar Ahmadiyah, literatur yang berisikan tuduhan, dapat kita klasifikasi menjadi dua bentuk. Bentuk pertama berupa tuduhan yang semata-mata opini dari pihak tertentu. Bentuk kedua berupa rekayasa dan pemutarbalikan pemahaman Ahmadiyah dengan cara mengutip literatur Ahmadiyah lalu memberi komentar sendiri dan dinisbahkan kepada Ahmadiyah. Tuduhan-tuduhan dan fitnah-fitnah tersebut telah dimulai sekitar seabad yang lalu dengan terus-menerus diulangi oleh generasi-generasi penentang dari masa-kemasa.
Pengulangan tuduhan-tuduhan tersebut disajikan kemasyarakat dalam berbagai tulisan dengan judul yang berbeda atau tata letak yang berbeda, atau juga demikian, yakni pada penerbitan pertama pengulangan mengutip sebagian tuduhan/fitnah yang belum dikutip sebelumnya sehingga nampak seolah ada ilmu baru yang muncul. Pengulangan dengan penambahan atau perubahan tata letak, judul dan materi, memberi kesempatan munculnya buku-buku terbitan baru, menciptakan pasar buku yang diharapkan laris di masyarakat.
Yang kami sayangkan ialah pemutarbalikan fakta dengan rekayasa arti, atau pun mengenyampingkan pemahaman yang semestinya disampaikan ke masyarakat itu dengan mengatasnamakan Islam, bahkan membawa nama Allah Yang Maha Qudduus. Padahal Islam sangat melarang penyebaran fitnah dan tuduhan palsu, apalagi dengan membawa nama Allah.
Jawaban spesifik terhadap tuduhan dan fitnah tersebut telah diterbitkan baik dalam bentuk tulisan, maupun video dan CD. Bahkan dapat di akses melalui website http://www.alislam.org. Waktu yang singkat dan terbatas seperti ini tidak cukup untuk menjawab satu persatu tuduhan-tuduhan tersebut secara spesifik. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami memilih untuk menyampaikan penjelasan akidah Islam yang kami-Jemaat Ahmadiyah-yakini. Dengan penyampaian penjelasan ini, kami menyatakan bahwa pernyataan segelintir orang tentang Jemaat Ahmadiyah, yang tidak sesuai dengan penjelasan kami, atau provokasi yang dilontarkan pihak tertentu tentang Ahmadiyah adalah dusta belaka dan menjadi tanggung jawabnya di depan hukum dan terutama dihadapan Allah Yang Maha Mengetahui, Maha Perkasa, dan Maha Pemberi Balasan.
Sejarah Ahmadiyah sedunia yang lebih dari 100 tahun, menjadi saksi tak terbantahkan atas nasib orang-orang yang memfitnah dan menimpakan keaniayaan terhadap orang-orang Ahmadiyah yang tidak berdosa. Penjelasan kami ini sekaligus merupakan harapan kami kepada masyarakat agar tidak terprovokasi oleh sekelompok orang yang akan membawa mereka kepada langkah yang dapat mengundang kemurkaan Allah, sebab Allah Taala berfirman:“Sesungguhnya orang-orang yang memfitnah/menganiaya orang-orang mukmin laki-laki dan mukmin perempuan lalu mereka tidak bertobat, niscaya bagi mereka ada adzab neraka jahanam dan bagi mereka ada adzab yang membakar.” (QS. Al-Buruj / 85 : 11).
Semoga Allah yang Maha Pengasih, melindungi umat Islam dan Bangsa Indonesia dari terpengaruh oleh provokasi yang hanya akan merugikan diri sendiri, aamiin.
Adapun penjelasan Aqidah Islam yang diyakini oleh Jemaat Ahmadiyah, dapat kami uraikan satu demi satu Rukun Iman dan Rukun Islam, sebagaimana yang diajarkan oleh Yang Mulia Nabi Suci Muhammad Rasulullah Shallallaaahu ‘alaihi wasallam yang penjelasannya kami kutip dari wejangan Pendiri Jemaat Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad ‘alaihis salaam dan para Khalifah beliau –Imam International Jemaat Ahmadiyah.
I. Rukun Iman
1. Beriman kepada Allah
2. Beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya
3. Beriman kepada Kitab-kitab-Nya
4. Beriman kepada Rasul-rasul-Nya
5. Beriman kepada Hari Akhir
6. Beriman kepada Qadha & Qadar, baik dan buruknya.
II. Rukun Islam
1. Mengucapkan Dua Kalimah Syahadat
2. Melaksanakan/Menegakan Shalat
3. Berpuasa di bulan Ramadhan
4. Membayar Zakat
5. Menunaikan Ibadah Haji ke Baitullah (Mekkah).
Penjelasan :
I. Rukun Iman
I.1. Beriman kepada Allah
Pendiri Jemaat Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. menjelaskan:
“Untuk mengikuti ajaranku seseksama-seksamanya dikehendaki, bahwa mereka harus berkeyakinan, bahwa mereka mempunyai satu Tuhan yang Qadir (Maha Kuasa), Qayyum (Yang Berdiri Sendiri) dan Khaaliqul Kul (Pencipta segala sesuatu yang ada), yang sifat-sifat-Nya tak kunjung berubah, serta kekal dan abadi. Ia tidak mempunyai anak. Ia Suci-Murni dari jejak penderitaan, dari dinaikkan ke tiang salib dan dari mengalami suatu kematian. Ia sedemikian rupa, bahwa meskipun dekat namun jauh. Walaupun Tunggal, tapi penjelmaan-Nya nampak dalam bermacam ragam corak. Manakala ada terjadi suatu perobahan di dalam diri seorang manusia, bagi orang itu Dia menjadi Tuhan yang baru, dan Dia memperlakukannya dengan penjelmaan-Nya yang baru. Orang itu melihat suatu perubahan di dalam wujud Tuhan menurut proporsi dari perubahan yang ada pada dirinya – tetapi, hal ini bukanlah seakan-akan terjadi suatu perobahan di dalam Wujud Tuhan, karena sesungguhnya Dia tidak akan sekali-kali mengalami perobahan, dan Wujud-Nya memang paripurna; tetapi dengan tiap-tiap perobahan yang berlaku di dalam diri manusia yang menjurus kearah kebaikan, Tuhan pun menjelmakan diri-Nya terhadap manusia itu di dalam bentuk penjelmaan baru. Dengan tiap-tiap usaha kemajuan pada diri manusia, Tuhan pun memperlihatkan diri-Nya dengan penjelmaan yang lebih agung lagi perkasa. Ia menampakkan sesuatu penjelmaan dari kodrat-Nya yang luar biasa, hanya apabila manusia memperlihatkan suatu perubahan di dalam dirinya secara luar biasa pula; inilah akar dan landasan dari keajaiban dan mu’jizat-mu’jizat yang dipersaksikan oleh sekalian hamba-hamba Allah. Beriman kepada Allah swt., serta kepada segala kekuatan-kekuatan itu, merupakan syarat yang penting bagi Jema’at kita. Resapkanlah keimanan ini ke dalam kalbumu. Berikanlah tempat yang utama kepada keimanan itu lebih daripada kepada urusan pribadi, kesenangan-kesenganmu dan segala hubungan-hubunganmu. Dengan perbuatan-perbuatan nyata disertai keberanian yang tak kenal menyerah, perlihatkanlah kesetiaan dengan sejujur-jujurnya.
Orang-orang lain di dunia ini, tidak menganggap Tuhan sebagai suatu Zat yang lebih penting dari harta benda mereka dan sanak saudara serta karib kerabat mereka. Akan tetapi kamu harus memberikan kepada-Nya tempat yang paling utama, agar supaya di Langit kamu dituliskan di dalam daftar Jema’at-Nya.” (Ajaranku, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, hal. 1-3, Penerbit Yayasan Wisma Damai, Bogor, 1993)
I.2. Beriman kepada malaikat-malaikat-Nya
وَ اَعْتقَِدْ اَنّ لِلّهِ مَلَاءِكَةً مُقَرّبِيْنَ لِكُلِّ وَاحِدِ مِنْهُمْ مَقَامٌ مَعْلُوْمٌ
Dan aku berkeyakinan bahwa sesungguhnya Allah itu mempunyai malaikat-malaikat yang dekat, masing-masing dari mereka mempunyai kedudukan tertentu …. (Aainah Kamalaati Islaam, Hal. 384)
“Dari antara keberatan-keberatan yang diajukan ialah “Apa perlunya bagi Allah Ta’ala menggunakan malaikat-malaikat? Apakah kekuasaan Allah Ta’ala seperti pemerintahan manusia yang memerlukan pegawai dan memerlukan lasykar-lasykar sebagaimana manusia membutuhkannya?
Jawabannya ialah, hendaknya difahami bahwa Allah Ta’ala tidak memerlukan apapun, tidak memerlukan malaikat, tidak memerlukan matahari tidak bulan dan tidak bintang-bintang. Tapi Dia berkehendak agar qudrat-qudrat-Nya zahir melalui sesuatu sarana agar supaya dengan jalan demikian hikmah dan ilmu menyebar dikalangan manusia. Jika suatu sarana perantara tak ada, maka didunia ilmu tak mungkin ada Ilmu Hayat (Biologi), Ilmu Astronomi, Ilmu Alam (Fisika), Ilmu Kedokteran, Ilmu Botani.
Sarana-sarana inilah yang telah menumbuhkan ilmu pengetahuan, renungkan dan perhatikanlah oleh kalian jika kamu berkeberatan menerima pengkhidmatan para malaikat, maka keberatan seperti itulah yang mestinya muncul ketika memanfaatkan matahari, bulan, bintang-bintang, planet, benda-benda, unsur-unsur. Orang yang memiliki sedikit saja ma’rifat, iapun mengetahui bahwa setiap zarrah bekerja sesuai dengan iradah Allah Ta’ala dan setiap tetes air yang masuk kedalam tubuh kita, air itupun tidak akan berpengaruh baik atau buruk terhadap tubuh kita tanpa izin Allah. Jadi semua zarrah dan bintang-bintang dan lain-lain pada hakikatnya merupakan sejenis malaikat yang siang malam sibuk memberikan pengkhidmatan. Sebagian sibuk berkhidmat pada jasmani manusia, sebagian berkhidmat pada ruh. Dan Allah Yang Maha Bijaksana, jika demi untuk memelihara tubuh manusia berkehendak menggunakan banyak sekali sarana dan menciptakan berbagai macam pengaruh lahiriah agar dapat berpengaruh pada tubuh manusia dengan berbagai macam cara, Tuhan yang Tunggal dan tidak memiliki serikat itulah yang didalam pekerjaan-pekerjaan-Nya nampak kesatuan dan keharmonisan, Dia-pun menghendaki agar pemeliharaan rohani manusia pun sesuai dengan sistem dan cara demikian sebagaimana yang telah diterapkan pada pemeliharaan jasmani agar kedua sistem (Jasmani dan Rohani), secara zahiriah dan bathiniah, dan secara rohani dan jasmani melalui keseimbangan dan kesatuan itulah dapat menunjukkan adanya Wujud Maha Pencipta, Maha Tunggal dan Yang Maha Mengatur dan Ber-iradah.
Jadi inilah sebabnya pemeliharaan rohani manusia bahkan bagi pemeliharaan jasmani pun telah ditetapkan sarana-sarana berupa para malaikat. Namun sarana-sarana ini berada didalam kekuasaan Allah Ta’ala, dan laksana sebuah alat yang digerakkan oleh tangan suci-Nya, dan alat itu tidak memiliki iradah sendiri dan tidak memiliki kemampuan bergerak. Sebagaimana udara masuk kedalam tubuh kita atas perintah Allah Ta’ala dan atas perintah-Nya pula keluar dari tubuh kita, dan atas perintah-Nya pula memberikan pengaruh, maka demikian pula bentuk dan keadaan para malaikat sebagaimana firman-Nya: “Mereka melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka” (Q.S. At-Tahrim: 7)
Keberatan yang diajukan oleh Pandit Dianand berkenaan dengan sistem para malaikat, alangkah baiknya jika dia mendapatkan pengetahuan tentang sistem yang dijalankan oleh Allah Ta’ala pada jasmani dan rohani agar supaya bukannya dia mengajukan keberatan tapi justru ia mengakui kesempurnaan ajaran Al Qur’an bahwa betapa di dalam kitab suci ini terdapat gambaran yang benar dan tepat tentang hukum alam (Aina Kamalaati Islaam, catatan kaki halaman 85 -88).
I.3. Beriman kepada kitab-kitab-Nya
Pendiri Jemaat Ahmadiyah menjelaskan: “Al Qur’anul Karim adalah suatu Mu’jizat sedemikian rupa yang tidak ada bandingnya baik dimasa dahulu maupun dimasa yang akan datang. Mutiara karunia-karunia dan berkat-berkatnya terus menerus berlangsung dan setiap zaman terus menerus unggul dan cemerlang sebagaimana dimasa yang mulia Rasulullah saw.; selain itu hendaknya diingat juga hal ini bahwa kalam setiap orang bersesuaian dengan kemampuannya sebagaimana tingginya kemampuan; tekad dan maksud maka sederajat itu juga kalam yang diperolehnya. Jadi dalam hal wahyu Ilahi pun keadaan itulah yang nampak. Seorang yang menerima wahyu, setinggi apa kemampuannya maka sederajat itu juga kalam yang akan diperolehnya. Dikarenakan jangkauan kemampuan, kesanggupan dan tekad Yang Mulia Rasulullah saw. sangat luas, maka kalam yang beliau peroleh pun sederajat dengan itu, dimana tak akan ada orang lain yang akan lahir memiliki kemampuan dan kesanggupan demikian, sebab penda’waan beliau tidak hanya terbatas untuk waktu tertentu atau kaum tertentu, sebagaimana keadaan nabi-nabi sebelum beliau. Bahkan berkenaan dengan beliau, Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ … اِنِّىْ رَسُوْلُ اللهِ اِلَيْكُمْ جمَِيْعًا dan وَ مَا اَرْسَلْنَاكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِيْنَ
Seorang yang jangkauan pengutusan dan risalahnya demikian luasnya, maka siapakah yang akan dapat menandinginya. Jika sekarang ini ada orang yang mendapatkan ilham berupa ayat-ayat Al Qur’an maka menurut pendirian kami jangkauan ilham orang itu tidak akan seluas jangkauan ayat yang diterima oleh yang mulia Rasulullah Saw karena berbeda.” (Malfoozhaat jld. 3 hal. 57).
I.4. Beriman kepada Rasul-rasul-Nya.
Pendiri Jemaat Ahmadiyah menjelaskan: “Aku senantiasa memandang dengan pandangan kekagum-kaguman kepada sang Nabi Arabi yang bernama Muhammad (ribuan salawat dan salam semoga terlimpah kepada beliau). Betapa tingginya martabat beliau ini, kita tidak dapat meng-agak-agak batas puncak ketinggian kedudukannya. Bukanlah pekerjaan manusia untuk menilai quwwat qudsiah-nya (daya pengqudusan), dengan sepenuh-penuhnya. Sungguh sayang, martabatnya yang luhur itu tidak dikenal manusia sebagaimana seharusnya dikenal. Tauhid yang telah lenyap dari muka bumi telah dibawa kembali untuk kedua kalinya oleh sang pahlawan itu, ia mencintai Tuhan dengan kecintaan yang sedalam-dalamnya. Dalam pada itu jiwanya larut selarut-larutnya di dalam memperlihatkan rasa kasih kepada sesama umat manusia. Oleh karena itu, Tuhan yang mengenal rahasia hati beliau melimpahkan kepadanya, keutamaan diatas para nabi seluruhnya dan diatas segala generasi masa lampau dan masa yang akan datang. Dia menggenapi segala hasrat yang dikandung hati beliau di dalam masa hidupnya. (Rukhani Khazaain, jilid 22; Hakikatul Wahyi hal. 118 – 119).
“Bila kita memperhatikan dengan pandangan yang adil, maka kita akan mengetahui bahwa dari seluruh mata rantai kenabian hanya seorang yang gagah berani, hidupnya penuh semangat dan paling dikasihi Tuhan, yaitu penghulu segala Nabi, kebanggaan para Rasul, mahkota seluruh Utusan Tuhan yang bernama Muhammad Musthafa saw. (Rukhani Khazaain, jilid 12; Sirajum Munir hal. 82).
I.5. Beriman Kepada Hari Qiyamat
Pendiri Jemaat Ahmadiyah menjelaskan: “Salah satu tanda terbesar dari tanda-tanda dekatnya Hari Qiyamat ialah apa yang dapat diketahui dari Hadits yang dikemukakan oleh Imam Bukhari dalam kitab Sahihnya, yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Al ‘Ash r.a. yaitu:
Artinya: “Ilmu akan hilang bersamaan dengan wafatnya para ulama sehingga ketika tak seorang ulama pun yang tinggal, orang-orang menjadikan orang yang jahil sebagai pemimpin. Maka, mereka memberikan fatwa tanpa ilmu; sehingga mereka tersesat dan menyesatkan.”
Yakni dikarenakan wafatnya para ulama maka ilmu akan hilang sehingga ketika tak seorang ulama pun dijumpai maka orang-orang akan menjadikan orang-orang jahil sebagai panutan dan pemimpin, dan akan merujuk kepada mereka jika menanyakan masalah-masalah agama.
Maka orang-orang tersebut dikarenakan tuna ilmu dan ketiadaan kemampuan mengambil kesimpulan, akan memberikan fatwa yang bertentangan dengan cara-cara yang benar dan patut. Maka mereka sendiri (yang berfatwa) juga sesat dan juga akan menyesatkan orang lain. Dan selain itu ada lagi dalam sebuah hadits yang menyatakan bahwa orang-orang yang memberikan fatwa pada zaman tersebut yaitu para pemuka agama adalah yang terburuk dari antara penduduk bumi.
Masih ada lagi sebuah hadits yang didalamnya dikatakan bahwa mereka itu membaca Al Qur’an akan tetapi Al Qur’an tidak akan turun melewati tenggorokan mereka yakni mereka tidak akan mengamalkannya.
Demikianlah masih banyak hadits-hadits yang berkenaan dengan para pemuka agama dizaman.
Namun pada kesempatan ini kami hanya memberikan bukti hadits ini sebagai contoh yang berkenaan dengan fatwa yang keliru sebagaimana telah kami sebutkan diatas, agar supaya setiap orang mengetahui bahwa pada masa ini dari wujud para pemuka agama seperti itu, jika dapat diperoleh faedah maka faedahnya hanya sekedar orang-orang teringat akan Hari Qiyamat dan dapat mengenal dekatnya Hari Qiyamat dengan melihat penampilan, sikap dan perilaku mereka; dan kita masing-masing dapat menyaksikan terpenuhinya salah satu khabar ghaib dari Hazrat Khatamul Anbiyya Salallahu ‘alaihi Wa Salam.” (Aina Kamalaati Islam, hal 605, Nushrat Art Press, Rabwah).
I.6. Beriman kepada Qadha dan Qodar
Akhirnya sehubungan dengan Rukun Iman keenam, Hadhrat Imam Mahdi a.s. bersabda, “Orang-orang melontarkan kritikan mengenai ini, yakni mengapa taqdir itu terdiri dari dua bagian? Maka jawabnya adalah, pengalaman memberi kesaksian akan hal itu, yakni kadang-kadang tampil dalam bentuk-bentuk yang sangat berbahaya dan manusia benar-benar jadi putus asa. Namun, melalui do’a dan sedekah serta pengorbanan, akhirnya bentuk-bentuk bahaya tersebut jadi hilang. Jadi, akhirnya terpaksa diakui bahwa jika Taqdir Mu’allaq (taqdir yang masih dapat berubah) itu tidak ada, dan segala sesuatu yang berlaku hanyalah Taqdir Mubram (taqdir yang tidak dapat berubah), maka mengapa bisa terjadi penolakan bala? Dan kalau demikian berarti do’a serta sedekah dan sebagainya itu tidak ada artinya sedikitpun?
Beberapa iradah Ilahi hanya dengan maksud agar tumbuh rasa khawatir pada manusia sampai batas tertentu. Lalu jika ia memberikan sedekah dan pengorbanan, maka rasa khawatirnya itu dihilangkan. Permisalan pengaruh do’a adalah seperti unsur laki-laki dan perempuan. Jika syarat terpenuhi dan diperolah waktu yang tepat serta tidak ada kekurangan apapun, maka sesuatu masalah akan terhindarkan. Dan apabila yang berlaku Taqdir Mubram, maka tidak timbul sarana-sarana pengabulan do’a. Hati memang menginginkan do’a, akan tetapi perhatian tidak dapat terpusat sepenuhnya dan dalam hati tidak muncul rasa perih dan sedih. Shalat, sujud dan lain-lain yang dilakukannya tidak terasa nikmat; yang darinya dapat diketahui bahwa itu bukan akhir yang baik dan merupakan Taqdir Mubram.” (Malfoozhat, Jld. VII, hal. 87-88, Cet. Add. Nazhir Isyaat 1984).
II. . RUKUN ISLAM
II.1. Dua Kalimah Syahadat
Sehubungan dengan Rukun Islam pertama, beliau ‘Alaihis-salaam bersabda, “Aku ingin memperkenalkan diriku kepada mereka sebagai saksi keberadaan Allah Swt.” (Malfoozhat, Vol. I. hal. 307, Cet. Add. Nazhir Isyaat 1984).
“Hamba yang lemah ini telah diutus ke dunia menyampaikan pesan Allah Swt untuk menyatakan bahwa di antara semua agama yang ada saat ini satu-satunya yang benar dan sesuai dengan kehendak Allah Swt adalah yang dikemukakan oleh Al Qur’an dan Laa ilaaha illallaahu Muhammadur Rasuulullaah – tidak ada Tuhan kecuali Allah, Muhammad Utusan Allah – adalah pintu untuk memasuki Rumah Keselamatan.” (Malfoozhat, Vol. II, hal. 132, Cet. Add. Nazhir Isyaat 1984).
II.2. Menegakkan Shalat
Sehubungan dengan Rukun Islam kedua, Pendiri Jemaat Ahmadiyah menerangkan, “Apa yang dimaksud dengan Shalat? Ia merupakan suatu do’a khusus. Akan tetapi kebanyakan orang menganggapnya sebagai uang pajak bagi raja-raja. Orang yang tidak faham, sebegitu pun tidak tahu, apalah perlunya perkara-perkara itu bagi Allah Subhaanahu wa Ta’alaa ke Maha-Cukupan-Nya mana pula memerlukan supaya manusia sibuk dalam do’a, tasbih dan tahlil. Justru di dalamnya terdapat manfaat bagi manusia sendiri, bahwa dengan cara demikian ia dapat mencapai tujuannya. Saya sangat sedih menyaksikan bahwa pada masa kini tidak ada kecintaan terhadap ibadah dan kerohanian. Penyebabnya adalah suatu kebiasaan umum yang beracun. Kerena faktor itulah kecintaan terhadap Allah Subhaanahu wa Ta’alaa menjadi beku. Dan kenikmatan yang seharusnya timbul di dalam ibadah, ternyata kenikmatan itu sudah tidak ada lagi.” (Malfoozhat, Vol. I, hal. 159-160, Cet. Add. Nazhir Isyaat 1984).
“Shalat merupakan alat untuk menghindarkan diri dari dosa. Shalat memiliki khasiat untuk menjauhkan manusia dari dosa dan perbuatan buruk. Oleh sebab itu, carilah oleh kalian shalat yang demikian. Berusahalah untuk menjadikan shalat-shalat kalian seperti itu. Shalat merupakan ruh/jiwa segala kenikmatan. Karunia Allah swt datang melalui shalat yang seperti itu. Jadi, kerjakan shalat dengan khusyuk, supaya kalian menjadi pewaris nikmat Allah Swt.” (Malfoozhat, Jld. V, hal. 126; Cet. Add. Nazhir Isyaat 1984)
II.3. Puasa Bulan Ramadhan
Pendiri Jemaat Ahmadiyah menjelaskan: “Masalah ketiga, yang merupakan Rukun Islam adalah Puasa. Kebanyakan orang tidak mengetahui akan hakikat puasa sedikitpun. Pada dasarnya orang yang tidak pernah pergi ke suatu negeri dan tidak kenal akan alam negeri itu, bagaimana mungkin dia dapat menjelaskan keadaan negeri tersebut? Puasa bukanlah sekedar suatu ibadah di mana manusia menahan lapar dan dahaga saja. Melainkan, dia memiliki suatu hakikat serta pengaruh yang dapat diketahui melalui pengalaman. Di dalam fitrah manusia terdapat ketentuan bahwa semakin sedikit dia makan maka sedemikian itu pula akan terjadi tazkiyatun-nafs (pensucian jiwa). Dan potensi/kekuatan kasyfiyah (kemampuan menerima kasyaf) pun bertambah. Maksud Allah swt. dalam hal itu adalah: kurangilah satu makanan jasmaniah dan tingkatkanlah makanan rohaniah. Orang yang berpuasa hendaknya senantiasa memperhatikan bahwa hal itu bukanlah berarti supaya menahan lapar saja, melainkan mereka itu hendaknya sibuk dalam berdzikir kepada Allah swt., sehingga ia memperoleh tabattul (surat Al-Muzammil, 73:9) dan inqithaa’ (memutuskan hubungan dengan urusan-urusan duniawi). Jadi, yang dimaksud dengan puasa adalah supaya manusia meninggalkan satu makanan yang hanya memberikan kelangsungan hidup bagi tubuh dan meraih makanan kedua yang dapat memberikan ketentraman dan kekenyangan bagi ruh. Dan, orang yang berpuasa semata-mata demi Allah swt., bukan sebagai suatu adat kebiasaan, mereka itu hendaknya terus sibuk dalam sanjungan, tasbih dan tahlil kepada Allah Swt., yang mana dari itu mereka akan memperoleh makanan kedua.” (Malfoozhat, Jld. IX, hal. 123, Cet. Add. Nazhir Isyaat 1984).
II.4. Membayar Zakat
Pendiri Jemaat Ahmadiyah menjelaskan: “Perintah Zakat berulang-ulang disebutkan dalam kitab suci Al Qur’an, sedang penjelasannya secara rinci terdapat dalam Hadits-hadits Rasululah saw.
Allah Ta’ala berfirman: “Ambillah dari orang-orang beriman (yang bernaung di bawah pemerintah Islam) sedekah/zakat, agar engkau (Muhammad saw.) akan dapat membersihkan (hati mereka) dan juga engkau akan dapat membersihkan (harta benda (zakat)) mereka dari campuran harta orang lain dan do’akanlah mereka.” (At-Taubah, 9:104).
Perhiasan yang disimpan tapi kadang-kadang dipakai, zakatnya dibayarkan juga hendaknya. Pakaian perhiasan yang dipakai dan kadang-kadang dipinjamkan kepada orang-orang miskin, maka menurut fatwa setengah ulama, tidak wajib zakatnya. Pakaian yang dipakai sendiri dan tidak dipinjamkan kepada orang lain, lebih baik dizakatkan karena dia dipakai untuk sendiri. Di rumah kami, inilah yang dilakukan dan tiap-tiap tahun kami mengeluarkan zakat perhiasan di rumah kami. Tapi, perhiasan dan uang yang disimpan wajib zakatnya. Tidak ada ikhtilaf (pertikaian pendapat).” (Majmu’ah Fatawa-e-Ahmadiyah, Jld. I, hal. 163; terjemahan Mln. Ahmad Nuruddin r.a.)
II.5. Menunaikan Ibadah Haji
Pendiri Jemaat Ahmadiyah menjelaskan: “Kami tidak pernah membuat Kalimah Syahadat atau Shalat atau Ibadah Haji atau masjid sekecil apapun yang terpisah dari mengikuti Rasulullah saw., tugas kami ialah untuk mengkhidmati agama Islam ini; dan memenangkan agama ini di atas semua agama lain serta mengikuti hukum-hukum Al Qur’an yang mulia dan hadits-hadits yang terbukti berasal dari Rasulullah saw. Hadits paling lemah pun kami anggap wajib diamalkan dengan syarat tidak bertentangan dengan Al Qur’an yang mulia; dan kami mengakui bahwa Bukhari dan Muslim ialah ashakhkhul-kutub sesudah kitab Allah.” (Malfoozhat, Jld. VII, hal. 138-139, Cet. Add. Nazhir Isyaat 1984)
Namun, ada sebagian orang Islam yang berupaya menghalang-halangi orang Islam yang ingin menunaikan ibadah Haji ke Baitullah. Padahal sikap demikian ini sangat bertentangan dengan Hadits Rasulullah saw. Hadhrat Rasulullah Saw bersabda:
يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ اِتّقُوْا اللهَ وَلَا تَمْنَعُوْا مِنَ الْحَجِّ شَيْئًا ِممّاَ يَنْتَفِعُ بِهِ فَاِنْ فَعَلْتُمْ فَاَنَا خَصْمُكُمْ يَوْمَ الْقِيَِامَةِ
Artinya:
“Wahai kaum Quraisy, bertaqwalah kepada Allah dan janganlah melarang orang mengambil manfaat dari ibadah Haji, apabila kamu melakukan pelarangan Haji, maka aku menjadi musuhmu di Hari Qiyamat.” (HR Abu Nu’aim dari Hadhrat Ibnu Abbas r.a. dan Kanzul-Umal, Juz V/12361)
Demikianlah sekilas penjelasan kami berkenaan dengan Aqidah Islam yang diajarkan oleh Yang Mulia Nabi Muhammad Rasulullah saw. sebagaimana dipahami dan diyakini oleh Jemaat Ahmadiyah sesuai dengan yang dijelaskan oleh Pendiri Jemaat Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. Penjelasan beliau lebih rinci dan lebih luas terdapat di dalam 84 buah buku karya beliau berkenaan dengan Tauhid, Kemuliaan Al Qur’an Suci, Kemuliaan Nabi Muhammad Rasulullah Saw., dan Keindahan ajaran Islam. Selain itu terdapat di berbagai literatur Jemaat Ahmadiyah yang memuat wejangan-wejangan lisan beliau.
Berkenaan dengan pemahaman Jemaat Ahmadiyah mengenai Wahyu, Kenabian, Imam Mahdi dan Isa Al-Masih yang dijanjikan dan lain-lain dapat ditelaah melalui beberapa literatur yang kami hadiahkan dan sekali lagi dapat di akses melalui http://www.alislam.org.
Akhirnya kami berharap semoga penjelasan kami ini dapat memberikan kejernihan kepada hadirin, hadirat dan para pencinta kebenaran. Karena Allah swt., berfirman di dalam Surah Al Hujurat ayat 7 (49:7) :
“Hai orang-orang yang beriman jika datang kepadamu seorang pendurhaka dengan membawa suatu khabar, selidikilah dengan teliti, supaya jangan kamu mendatangkan musibah terhadap suatu kaum tanpa pengetahuan dan kemudian kamu menyesal atas apa yang telah kamu lakukan.”
Ayat ini menasihatkan kepada kita bahwa jika orang pendurhaka, beritanya harus diteliti apa terlebih orang yang membawa berita dari Allah swt..
Semoga Allah Yang Maha Pemurah menganugerahkan Berkat dan Rahmat-Nya kepada kita sekalian. Wa aakhirud da’waanaa ‘anil hamdulillaahi rabbil ‘aalamiin.
Jakarta, 22 September 2005
Amir Jemaat Ahmadiyah Indonesia
*Disajikan pada Seminar Sehari dengan Tema “Kritik Atas Kebebasan Beragama di Indonesia”, yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan (PMB) – LIPI, di ruang Seminar Lt. 1 gedung Widya Graha LIPI, Jl. Jendral Gatot Subroto, No. 10, Jaksel.
Pak Dildaar, apa maksud wahyu di tadzkirah “I am by Isa”(Tadzkirah 51)?
“I” atau saya disini siapa yang dimaksud?
http://www.alislam.org/library/books/tadhkirah/?page=51&VScroll=0#top
Sebetulnya Kaum Ahmadiyah itu benalu bagi Islam, harap dimaklum mereka tidak bisa hidup kalau tidak menclok di Islam, karena mereka tidak punya akar yang kuat seperti agama lain, Budha, Kristen, Konghucu, Hindu. Agama diluar Islam lebih sportif karena mempunyai pemimpin yang mandiri yang tidak berdiri dibayang-bayang orang lain, yang mengajarkan kebenaran menurut cara mereka sendiri, cara menangani mengantar kematian, cara mengkabarkan masuk surga, cara ritual perkawinan, dll Agama lain lebih bisa dihormati karena mereka punya aturan sendiri, sedangkan kaum pendiri Ahmadiyah adalah seorang yang tidak punya ide, penjiplak, pengekor dan penjilat nabi lain, apakah orang besar seperti ini harus dihormati, orang yang ingin besar dibawah bayang-2 orang lain, orang yang mengais-ngais dibelakang pantat orang, tidak punya ide untuk membuat hukum sendiri, tidak punya ide untuk membuat ajaran sendiri, tidak punya ide untuk buat formulasi sendiri, orang macam inilah sebenarnya yang harus dikasihani.
kalau ahmadiyah ngaku ISLAM ,berani ngga bersumpah atas nama ALLOH….? bahwa mirza ghulam ahmad bukan seoarang mujadid,bukan seorang nabi,bukan seorang yang mendapat wahyu,bukan seorang rosul dan mengakui bahwa tadzkirah hanya karangan dan contekan mga? ,ISLAM itu simpel dalam menghadapi kelompok kecil ahmadiyah….! kalau masalah mengemukakan dalil-dalil DALAM AL QUR’AN ,siapapun bisa melakukannya,sebab AL QUR’AN BISA DIBACA siapapun termasuk ahmadiyah!!!!!,sepanjang apapun dalil itu dikemukakan,tinggal kita menilai orang/kelompok yg mengemukkan dalil tersebut!BENAR APA NGACO….?!?,ISLAM APA BUKAN….? Haqul yakin ahmadiyah itu bukan ISLAM…! ahmadiyah itu ibarat pinjam baju ngga mau ngebalikin pengen make terus…..enak neh….!!!.kalau memang ahmadyah bisa diterima dinegara barat……? ahmadiyah yang ada di Indonesia pindah aja kesana dari pada disini akan ditolak terus….,dan kami akan selalu memerangi perusak AQIDAH….!!!! mirza ghulam ahmad yang mati dipenggal beserta antek-anteknya masa lalu dan masa kini adalah sebuah kebodohan yang dipelihara!
Ass.saya yudi saya ingin curhat mengenai ahmadiah,saya dari NU dan menikah dengan istri saya yang beraliran ahmadiah,memang benar ahmadiah itu sesat dan menyesatkan karna didalam ahmadiah aliran yg menjalani dan mendalami agama dengan logika saja,contohnya mertua saya abdul rojak s.p.d yg diajab oleh Allah karna demi menjadi dseorang guru ia rela menggadaikan aqidahnya ahirnya ia mendapat azab yg sampai sekarang ia alami,karna orang yg masuk ahmadiah hanya bertujuan untuk dunia karna orang yg masuk ahmadiah akan dijamin materinya,dengan diiming-iming titel,jabatan,dan harta mereka mau menggadaikan aqidah mereka,dan orang yg masuk ahmadiah tingkat kepedulian sosialnya rendah,saudara mereka saja bisa menjadi musuh klw tdk sepaham dengan mereka,ahmadiah sesat bgd anda bayangkan saya sudah menikah dengan istri saya yg jelas-jelas sudah menjadi hak saya hanya karna saya tidak sepham dngan mertua saya yg ahmadiah saya dipisahkan dengan anak istri saya,saya sedih karna istri saya mau ikut saya sebagai suaminya tetapi mertua saya melarang dan mengurung istri sara dirumah apa benar itu ahmadiah sangat sesat dan menyesatkan,anda pasti beroikir bahwa orang tua seperti itu tidak mempunyai perasaan seperti hewan,mertua saya ibu juriati sangat jahat karna dia sudah terlalu banyak hutang dia ingin menikahkan istri saya dengan orang kaya,padahal sudah jelas dlm hukum UUD&agama sebelum ada perceraian seorang istri masih sepenuhnya tanggung jawab dan menjadi hak suaminya alangkah sesatnya ahmadiah….saya akan berjuang demi anak dan istri saya walau saya harus berperang melawan ahmadiah,karna anak dan istri adalah tanggung jawab dunia akhirat saya terima kasih,saya akan mendukung penuh pfi untuk membubarkan ahmadiah
saya berharap pfi segera membubarkan ahmadiah karna seseeeeeeesat
kalau ingin tahu siapa jati diri ahmadiyah, tanyalah pak amin djamaluddin, beliau ahli di bidang ahmadiyah…buku-buku asli tentang ahmadiyah beliau punya semuanya..dari tadzkirah yang merupakan kitab yang berisi cuplikan ayat-ayat al-quran…sedih kita…orang biasa saja melagukan lagu indonesia raya tapi diacak-acak, cuplik sana cuplik sini dan dicampur aduk dengan lagu lainnya bisa ditangkap dengan dalih pencemaran dan pengrusakan lagu kebangsaan RI, apatah ini si mirza ghulam ahmad yang rtelah mengacak-acak ayat-ayat suci alquran…dia lebih pantas untuk kita laknat…dia itu dajjal, pendusta yang mengaku nabi seperti yang telah diramalkan oleh rasulullah saw. sekian!
Assalamu’alaikum wr wb
Bagi Ahmadiyah, kami-kaum muslim indonesia- akan terus menyuarakan bahwa ajaran yang anda bawa adalah sesat serta menyesatkan,selama anda masih membawa embel-embel Islam, maka kami, akan legowo dan lepas dari tuntutan amar ma’ruf nahyi munkar atas Aliran ahmadiyah jika Ahmadiyah telah menjadi agama sendiri, selesai masalah, tapi jika masih kukuh membawa-bawa Islam, pantang layar diturunkan, sebab Islam mengajarkan pada kami AL ISLAMU YA’LU WALA YU’LA ALAIH.
@all ahmadiyah people
Kenapa kalian mendirikan masjid sendiri dan tidak mau memakmurkan masjid yang ada kalo di satu lokal sudah ada masjid alangkah baiknya kalian bersatu kalu kalian islam, semua umat islam itu sama kedudukannya ndak ada yang lebih suci termasuk kalian tapi kalu kalian menganggap orang islam beda dengan kalian jangan bawa islam di keyakinanmu. OK
Untuk Si brengsek ghulam ahmad yang kalian yakini itu sebenarnya adalah orang gila yang baru waras
http://dunia.pelajar-islam.or.id/dunia.pii/arsip/penyimpangan-penyimpangan-ajaran-ahmadiyah.html/comment-page-1#comments
dalam sejarah kenabian samapi dengan Nabi Muhammad SAW Allah tidak pernah menurunkan wahyu kepada orang gila yang ada setelah Allah menurunkan wahyu Beliau2 Rasul dan Nabi Allah sampai dengan Nabi Muhammad SAW dianggap gila.
Disini terbalik dengan pencipta ajaran kalian gila dulu baru ngaku dapat wahyu.
Berarti klo ada orang gila dakwah dan bawa ajaran baru di jalan-jalan bukan mustahil akan dapat alaisalam juga kaya gila amat.
Jangan bilang orang islam tidak mengerti kalian tapi kalian yang tidak mengerti kami jangan bawa2 antropolog dan sebagainya karena tanpa antropolog dan semua ahli ilmu islam sudah bisa menjawab semua kejadian yang terdahulu sekarang dana kan datang karena Al Qur’an adalah sumber dari semua ilmu.
Sebelum kalian menterjemahkan “Al Quran” dalam berapa itu bahasa di dunia Islam sudah lebih dulu menterjemahkannya dalam hati masing2 umat islam tidak perlu sampai publikasi kalo niatnya “njilat” kami tidak butuh penjilat tapi kami menghargai persaudaraan dengan siapapun yang tidak membenci kami.
Tanpa buku dan apa yang ditulis si gila Insya Allah umat islam yang islam sudah tahu apa itu islam karena islam kami bukan dari membaca Al Qur’an tapi dari bagaimana kami memaknai dan menerapkan Al Qur’an dalam kehidupan Nyata. Kalo mau mengutip Al Qur,an silahkan tapi yang lengkap jangan sepotong-sepotong karena Al Qur’an itu utuh dan tidak terpisahkan antar ayatnya.
Terakhir jangan ndompleng islam berdiri sendiri kalo mau hidup sekali racun tetap racun
Assalamu’alaikum wr wb
saya adalah salah satu umat islam yang tidak begitu paham dengan ilmu2 islam, tetapi pendapat saya
untuk menjadi umat islam cukuplah mengucapkan 2 kalimat shahadat
“Asyhadu An-Laa Ilâha Illallâh (Saya bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah)”
“wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullâh (dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah Rasul / utusan Allah.)
dimana syahadat itu sendiri
* Ikrar
Ikrar yaitu suatu pernyataan seorang muslim mengenai apa yang diyakininya.Ketika kita mengucapkan kalimat syahadah, maka kita memiliki kewajiban untuk menegakkan dan memperjuangkan apa yang kita ikrarkan itu.
* Sumpah
Syahadat juga bermakna sumpah. Seseorang yang bersumpah, berarti dia bersedia menerima akibat dan risiko apapun dalam mengamalkan sumpahnya tersebut. Artinya, Seorang muslim itu berarti siap dan bertanggung jawab dalam tegaknya Islam dan penegakan ajaran Islam.
* Janji
Syahadat juga bermakna janji. Artinya, setiap muslim adalah orang-orang yang berjanji setia untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan terhadap semua perintah Allah SWT, yang terkandung dalam Al Qur’an maupun Sunnah Rasul.
kalo ini aja ng lulus jangan ngaku2 islam dong, lebih baik langsung di artikan seperti agama tangga
atau apalah
kalau akarnya pohon mangga daunnya dan batangnya musti pohon mangga dong klo bukan namanya benalu
nb: *nyontek dari wikipedia
Sudah jelas Nabinya Beda… kok masih ngotot mengaku sebagai orang Islam..
apa susahnya buat Agama sendiri tampa jadi “tanaman merambat” di agama orang lain….
apa susahnya ngomong “Saya bukan Islam, kerena Nabi terakhir saya bukan Muhammad tapi si Mirza Ghulam… ”
sudah jelas jelas yang Mendirikan Islam itu Muhammad Rasulullah kok tahu tahu ada orang lain yang mengaku lebih berjasa mendirikan agama ISLAM… ( jadi ingat Batik dan wayang yang pernah di klaim negara Malaysia )
memang susah memberitahu ke orang yang sudah di Doktrin… logika tidak pernah jalan…
tapi biar Indonesia menjadi negara yang aman, tentram dan damai… cobalah Ahmadiyah itu pakai nama baru… jangan lagi pakai nama ISLAM… beres, tidak perlu ada tumpah darah lagi… Capek…!
itulah pernyataan yg pas dan final menurut saya,pengikut nabi muhammad ya islam, kalow pengikut ka mirza bikin aja lagi nama agama nya,kalian kan orang yg pintar2, masa membuat sebuah nama aja kagak bisa..hahahahahahahaha lucu nian.
biar kita berpikir secara logika jangan berpatokan pada tulisan yang bisa di rekayasa,kenapa….
1.pemerintah arab saudi melarang penganut ahmadyah menunaikan ibadah haji,berarti ahmadiah bukan islam
2.di pakistan sendiri ahmadyan di akui bukan muslim,berarti jelas…mereka bukan islam
3.di brunai ahmadyah ajaran mereka dilarang masuk
4.di malaysia ahmadyah ajaran mereka di larang masuk
5.di indonesia sendiri MAJELIS ULAMA INDONESIA ( PARA TOKOH AGAMA DAN KIAYI YANG BERKOMPETEN )Sudah jelas fatwa ahmadyah ajaran yang menyimpang dari ISLAM, BERARTI JELAS MEREKA BUKAN ISLAM.Ahmadya juga udah membuat masyarakat muslim merasa terusik…..
jadi kesimpulan …..ahmadyah belum tentu ajaran benar dan membawa kebahagian ,korban sudah berjatuhan ,kedamaian sebagian masarakat mulai terusik …….jadi,,,,ahmadya …jangan di ikuti , alis ajaran sesat…
Bismillah
Rabithah al-Alam al-Islami dan Organisasi Konfrensi Islam (OKI) telah lama mengeluarkan pernyataan bahwa Ahmadiyah adalah golongan yang telah keluar dari Islam. Pemerintah Arab Saudi juga melarang penganut Ahmadiyah (Qadian) menunaikan ibadah haji. Majelis Ulama Indonesia pada tahun 1984 juga telah menerbitkan fatwa bahwa Ahmadiyah adalah aliran sesat yang telah keluar dari Islam.
Ahmadiyah ketika menafsirkan al-Qur’an tidaklah menggunakan apa yang dipahami oleh Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak pula merujuk kepada pehamaman sahabat-sahabat Rasulullah, melainkan menafsirkan sesuai dengan akal dan pikirannya sendiri. Sehingga SESAT dan MENYESATKAN.
Sungguh syaikh Tsanaullah al-Amritsari – seorang ahli hadits India- telah menasehati Mirza Ghulam Ahmad agar bertobat dan kembali kepada Islam yang benar, namun ia memilih kesesatan, hingga terjadilah Mubahalah -suatu kesepatakan di antara dua pihak, bahwa yang sesat akan dilaknat dan dimatikan oleh Allah lebih dahulu- antara syaikh Tsanaullah dan Nabi Palsu Mirza Ghulam Ahmad. Nabi palsu ini mati lebih dahulu dengan menderita penyakit yang telah menyiksanya sebelumnya. Bangunlah dari mimpi… Bertobatlah wahai pemeluk Ahmadiyah…
ahmadiyah jelas ajaran yang sesat
karena sudah keluar dari akidah islam
semua itu sebenarya tergantung kita masing masing mau agama apa aja kalau ahlak dan kepribadian gak bagus sama aja, yang penting hati kita , ahlak kita, hubungan kita sama manusia,dan tidak merugikan orang lain. agama sebenarnya hanya hanya lambang atau bendera , dan hubungan kita sama allah dan kita jangan banyak mempermasalahkan tentang agama coba kita bangun hati nurani kita masing masing dan bantu tetangga tetangga kita bantu saudara saudara kita, bikin semua merata, coba kita pelajari pemerintahan kita negeri kita banyak sekali partai berapa uang yang dipakai buat semua partai itu. sebetunya bisa pengeluaran itu dikurangi contoh, partai hanya 2 partai, kepemimpinan di atur seperti kerucut, rt.rw.lurah, camat, bupati,gubernur, presiden, untuk mpr dan dpr rumbak jadi satu angota majelis. jumlahnya 100 orang, ditambah rt.rw.lurah, camat, bupati,gubernur kan jadi banyak, itu pengiritan dan masyarakat akan makmur karena uang pemerintah tidak banyak keluar. contoh aja. jadi untuk masalah agama jangan terlalu dibesar besarkan , besarkan hati dan negara , jauhkan dari iri dan dengki .
Dalam syahadat dikatan: “Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”.
Inti sebenarnya dari syahadat tersebut adalah, kita sedang menyaksikan pada diri kita sendiri, yaitu: NIAT, UCAP dan PERBUATAN kita sendiri akan mengikuti hukum2nya Allah (Al Quran) dan juga menyaksikan atas NIAT, UCAP dan PERBUATAN diri kita sendiri akan mengikuti Sunnah Rasulullah.
Dengan mengucapkan syahadat berarti kita tidak boleh lagi menentang, meragukan semua yang ada dalam Quran, bila tidak maka kita sudah termasuk sebagai orang musyrik, membatalkan syahadat dan membatalkan ke-Islaman kita.
Misal: dalam Quran mengatakan daging babi adalah haram, maka kalo ada orang yg mengatakan (ucap): ‘nyobain daging babi sedikit aja sih boleh aja’, maka ini orang sudah termasuk musyrik karena telah MENOLAK hukum Quran yg mengharamkan daging babi.
Tapi bila orang ini mengatakan: ‘saya tahu daging babi itu haram tapi saya suka’, maka orang ini belum termasuk musyrik krn masih mengakui hukum Quran, cuma salahnya dia telah menolak perintah, dia telah berdosa krn makan daging babi.
Jadi kalo dalam Quran sudah mengatakan bahwa TIDAK ADA LAGI nabi setelah Muhammad maka orang2 yang mengatakan (ucap): ‘masih ada nabi lagi stelah Muhammad’, berarti mereka telah musyrik, sudah batal ke-Islamannya.
Cuma baru mengatakan saja, ada nabi setelah Muhammad itu sudah membatalkan ke-Islaman, nah apalagi kalo NIAT, UCAP, PERBUATANNYA sudah dimaksudkan utk hal yg sama.
Nah bayangkan kalo sampe ada orang yg ngaku2 nabi, stelah Muhammad !!! Saya gak tahu mo kasi label apa ke orang ini, super musyrik ato apa?
Lagi pula dalam Islam sangat melarang mereka-reka rupa wajah para nabi2… nah itu yg diatas foto nabi ?
Jadi kalo memang Ahmadiyah masi aja mengakui ada nabi lagi stelah Muhammad, itu artinya dia sudah keluar dari Islam, sudah bukan Islam lagi.
Ada yg mengatakan, jumlah pengikut Ahmadiyah di Indonesia ada skitar 400.000 orang, jadi mumpung masi kecil sebaiknya pemerintah membubarkan saja Ahmadiyah, sebelum jumlahnya menjadi jutaan, bisa tambah runyam dan lebih parah lagi urusannya nanti.
Lagi pula waktu itu pemerintah bisa membubarkan PKI,yg jumlah sudah jutaan orang.
Kalo nanti ternyata semua orang Islam jadi setuju dgn Ahmadiyah, jadi percaya bahwa Muhammad bukanlah rasul terakhir, semua orang Islam jadi mengakui terjamahan Quran Ahmadiyah lebih benar dari pada Quran orang Islam, semua orang Islam jadi mengakui Mirza Ghulam A adalah nabi…
ato muncul orang lain yg mengaku nabi dan mengatakan sholat gak perlu 5 waktu, sholat cukup sekali aja krn sudah digabung semuanya…
Bila itu semua terjadi di Indonesia ini, muncul banyak aliran/paham sesat yg memutar balikan hukum Islam, siap yang salah? akankan kita menyalahkan Allah ?
Wallahu a’lam
Tidak perlu ribut, kalo dua pihak meyakini semua benar, jalan yang paling mudah ajak mubahalah saja.
saya salut dan sangat setuju dengan artikel di atas. sebagai umat muslim sudah seharusnya ahmadiah DIHAPUSKAN dari bumi Indonesia khususnya dan dari belahan bumi lain di seluruh dunia. Ajaran Sesat dan laknat!!!
Salam Rahmatal lil’alamin bagi semua ikhwanul iman..!
aku merasa bangga dengan ikhwan/akhwat yg telah memberikan komentarnya khususnya bagi ikhwan2 yg se-aqidah dengan aku yaitu : Laa-ilaaha illallah Muhammaddur Rasulullah.
aku merasa prihatin dengan keputusan2 yg diberikan oleh pemerintah kita, kenapa memberikan SKB yg bias ? (menurut aku).
Coba duduk bersama dari semua pihak (ulama yg kompeten, inohong ahmadiyah + pemerintah) putuskan bahwa : kalau jama’ah ahmadiyah ingin hidup damai berdampingan, buat nama agama baru, bila tidak mau, tobat dan kembali kejalan yg HAQ.
Sebab sampai kapanpun dan dimanapun bagi yg memiliki AQIDAH yg benar akan tetap menolak ajaran ahmadiyah.
Ma’af bukan aku dendam, pengalaman hidup aku pernah menyakitkan, ketika akan sholat di masjid Al-Mubarok Bandung, aku di usir layaknya bukan saudara. sa’at itu benar2 menyakitkan. Tapi sudahlah yg terpenting dengan adanya share seperti ini semoga kita dibukakan Allah ‘Azza Wajalla mana yg Haq dan mana yg bathil dan yg bathil pasti hancur……! wassalam.
BapAk sy NU adik bpak saya Ahmadi nenek saya NU engkog saya Ahmadi.kenapa Ahmadi dianggap sesat,,??
1.thn 95 sy melihat saudara saya di Bai’at,dan Bai’atnya sungguh aneh! yaitu:Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Mirza Gulam Ahmad adalah Rusulloh..ktnya ngaku Nabi Muhamad sbgai Rosul,tp kenyatanya apa?? MUNAFIK!!!Ketika saya akan menghadiri pemakaman engkong saya,saya diusir karena lain islamnya,kamu itu Haram datng kesini!!(pemakan engkong saya) lalu keluarga saya kesal,lalu saya acak2 di masjid Ahmadi,krn masjid itu punya sekeluarga
2.memberikan sodaqoh kepada diluar Ahmadi Haram,menolong di luar Ahmadi Haram,sholat di luar Ahmadi Haram,sholat di luar masjid ahmadi tidak di terima,kuburan islam ahmdi tidak boleh campur dengan diluar Ahmadi dan masih bayak yang lainya.Ahmadi akhir2 ini mengaku bahwa hajinya tetap ke mekah,Shadatnya juga sama dengan islam yang lainya.padahal itu semua BOHONG!! mungkin karna tertekan lalu di rubah,dan harus di ingat hajinya org Ahmadi itu ke India bukan ke mekah,shadatnya juga lainya.Menikah harus sesama islam Ahmadi,klo diluar Ahmadi sama juga zina.saya menjelaskan ini benar adanya.
sebenarnya kalau manusia di dunia ini mau berpikir normal, dan bersikap realistis, semua agama yang ada di muka bumi ini bisa kita pelajari sampai sedetil-detilnya, sehingga kita bisa menemukan agama yang benar-benar dari tuhan, yang mana dari setan. perjalanan hidup saya, saya isi dengan ingin mencari yang benar, karena semua mengatakan kami yang benar, ternyata banyak yang salah, karena yang mempelajarinya bukan mencari kebenaran, tetapi mencari pembenaran yang dia anut, sehingga tidak realistis. dari semua agama yang saya pelajari hanya ISLAM yang saya anggap lengkap dan benar. sehubungan dengan ahmadiyah, orang-orang yang mengikutinya saya anggap tidak membaca dan menghayati ayat terakhir alQur-an yang turun.
Klo Ahmadi mau disamakan dengan islam yg lain.tolong Tadzkirahnya di buang aja,karna hal-hal yang prinsip dalam islam itu Nabi Muhamad sedangkan Ahmadiyah MGA, inikan sungguh Aneh!dan mengherankan.saya dari kecil hidup di keluarga Ahmadi tp sy sendiri isalam NU,thn 90 saya menyaksikan Shadatnya koq lain? ada mirzanya..harsnya Nabi Muhamad dong…trus ketika engkong saya meninggal koq saya di haramkan melihat jenazahnya, trus kenapa makam bapak sy yg Nu koq ga boleh campur dengan engkong saya.keluarga saya ada yg Nu ada yg Ahmadi dan sebagaianya saudara-saudara telah menyadarinya atas kekeliruanya.saya menghimbau kepada seluruh Ahmadiyah,klo mau diskusi kitabnya ALQUR’AN DAN Hadist. jagan Tdzkirah.islam bayak yang berbeda tp Nabinya tetp sama ( Nabi Muhamad )bukan ( Mirza Gulam Ahmad ),ini maksud saya.dan klo mau berdebat,, harus punya dasar dari Alqu’an dan Hadist.imformasi buat Bpk/Ibu/, Ahmadi saudara saya ada di cileduk dekat mencong tp tidak menyebarkan ajaranya.dan warga setempat senang…
jikalau Ahmadiyah msh tetep mengatasnamakan dan memakai Atribut Islam,maka yang namanya kekerasan( Anarkis )akan trus terjadi di negeri Ini,
adakah yg berani menghancurkan Ahmadiyah??????hehe…tentunya tidak ada,hanya dng kekerasan itu satu” Jalan.