|

YUSRIL SEGERA SURATI KEJAGUNG UNTUK PANGGIL SBY PASCA PUTUSAN MK

Setelah MK mengabulkan sebagian permohonannya tentang saksi yang menguntungkan, Yusril mengatakan dia dan tim penasehat hukumnya akan segera menyurati Kejagung. Kami ingin mengingatkan Kejagung bahwa pemahaman mereka tentang saksi yang menguntungkan selama ini ternyata salah. Alasan Kejagung, sejak Darmono, Muhammad Amari maupun Basrief yang menolak memanggil saksi menguntungkan yang saya ajukan dengan alasan mereka tidak melihat sendiri, mendengar sendiri dan mengalami sendiri tindak pidana yang terjadi, ternyata adalah pemahaman yang salah. Pemahaman semacam itu menurut MK adalah inkonstitusional. Saksi tidaklah selalu harus melihat sendiri, mendengar sendiri dan mengalami sendiri terjadinya suatu tindak pidana. Saksi adalah orang yang dapat menerangkan terjadi atau tidak terjadinya tindak pidana, meskipun dia tidak melihat sendiri, mendengar sendiri dan mengalami sendiri tindak pidana itu.

Selain pemahaman yang salah mengenai saksi,  Kejagung juga menolak memanggil SBY dan Megawati dengan alasan lain, yakni keterangan mereka tidak relevan. Sikap Kejagung ini  ternyata juga disalahkan MK. Putusan MK mengatakan bahwa penyidik tidak dibenarkan bersikap a-priori mengatakan bahwa keterangan saksi yang menguntungkan tidak relevan. Mereka wajib memanggil dan mendengar keterangan saksi yang diminta tersangka pada tahap penyidikan, barulah kemudian menilai apakah keterangan mereka relevan atau tidak.

“Dengan putusan MK seperti itu, kami segera menyurati Kejagung agar memanggil Megawati dan SBY untuk dimintai keterangan mengenai Sisminbakum” kata Yusril. Kini, tambahnya, tidak ada lagi alasan Kejagung untuk berkelit memelintir KUHAP dan menolak melaksanakan kewajibannya memanggil kedua tokoh itu.  Ketua MK Mahfud MD, tambahnya, juga telah memberikan keterangan pers bahwa SBY harus bersaksi untuk Yusril. MK memang tidak berwenang memerintahkan Kejagung untuk memanggil Mega dan SBY karena hal itu telah memasuki wilayah penerapan hukum yang kongkret. Namun kewajiban memanggil itu adalah konsekuensi logis dari putusan MK. Bahwa Kejagung mau melaksanakan atau tidak, semua itu berada di luar kontrol MK, kata Mahfud malam ini di Jakarta.

Yusril menganggap keterangan SBY, khususnya terkait 4 Peraturan Pemerintah tentang PNBP yang berlaku di Depkumham yang ditandatangani SBY sangatlah penting. “Kejaksaan menuduh kami korupsi karena tidak memasukkan biaya akses Sisminbakum sebagai PNBP. Sementara kewenangan untuk memasukkannya sebagai PNBP atau bukan, menurut UU No 20 Tahun 1997 adalah kewenangan Presiden dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah”. Dalam 4 PP itu SBY tidak pernah mencantumkan bahwa biaya akses Sisminbakum adalah PNBP. Biarlah SBY yang menerangkan kepada Kejagung apakah biaya akses Sisminbakum sebelum tahun 2009 adalah PNBP atau bukan. “Kalau beliau bilang itu bukan PNBP, maka Kejagung harus segera menghentikan penyidikan dan penuntutan kasus ini. Kalau SBY bilang itu PNBP maka silahkan kami dituntut” kata Yusril. Namun Yusril mengatakan bagaimana mungkin SBY akan mengatakan kalau itu PNBP karena 4 PP yang ditandatanganinya tidak memasukkannya sebagai PNBP, kecuali beliau berbohong” kata Yusril sambil tertawa. “Kalau bohong juga gampang ketahuan. Baca saja keempat PP itu” tambahnya.

Demikian keterangan Yusril malam ini (Senin, 8/8/2011).

Cetak artikel Cetak artikel

Short URL: https://yusril.ihzamahendra.com/?p=680

Posted by on Aug 8 2011. Filed under Politik. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

22 Comments for “YUSRIL SEGERA SURATI KEJAGUNG UNTUK PANGGIL SBY PASCA PUTUSAN MK”

  1. Alhamdullilah, Allah Swt selalu beserta bang YIM, alhamdullilah masih ada keadilan di Republik ini, MK masih bisa diharapkan sebagai pelita cahaya kebenaran warga negara, amin.

  2. Assalamu’alaikum Prof.

    Saya termasuk ‘penikmat’ Prof jika Prof tampil di TV untuk memberikan argumentasi yuridis. Pd thn 1998, Ibu saya lah yg memberi tahu kehebatan logika, analisis, dan pemahaman hukum Prof.

    Jujur sejujur-jujurnya saya gembira dan ikut merasakan perasaan senang Prof terkait putusan MK tersebut. Karena sedari awal, saya selalu mengikuti perkembangan faktual atas kasus Sisminbakum dg tuduhan ‘tindak pidana korupsi’ kepada Prof, shg ketika ada peristiwa hukum atau ‘rechtmatigheid’ (perbuatan hukum) yg memberi ‘angin sejuk’ kpd Prof saya ikut merasa senang. :)

    Saya mencatat, beberapa kali Kejaksaan ngeyel, eksklusif, dan mau menang sendiri ktk berhadapan dg Prof. Misalnya, dlm ke-legalitasan Hendarman sbg Jaksa Agung. Belum lagi memakai UU yg sudah mati utk mencekal Prof (yg sepertinya Kejaksaan tdk mengerti asas ‘Lex Posteriori Derogat Lex Priori’). Kemudian intervensi Jamintel Edwin Situmorang yg meminta majelis hakim utk TIDAK melanjutkan sidang di PTUN dg ‘legal reasoning’ yg tdk ada relevansinya. Dan terakhir ini adalah masalah ttg saksi dlm pasal 65 KUHAP.

    Prof, yg ingin saya tanya terkait putusan MK tersebut: Apakah ada implikasi hukum apabila Kejaksaan TETAP TIDAK MEMANGGIL SBY & Megawati? Krn MK bukanlah eksekutor thd putusan yg MK buat sendiri. Saya khawatir Kejaksaan melakukan Interpretasi sendiri (seperti yg dilakukan Denny Indrayana yg melakukan interpretasi sendiri terkait legalitas Hendarman stlh putusan dijatuhkan) yg kmdn dgn interpretasi Kejaksaan itu ttp tdk akan memanggil SBY dan Megawati, mengingat Kejaksaan secara struktural-vertikal juga berada dibawah Presiden dan berada dlm lingkar eksekutif yg ‘berkepentingan’ jk dasarnya adalah kriminal-politisasi kepada Prof.

    Ini penting utk dijawab Prof, agar kami nantinya tidak dipermainkan oleh Kejaksaan manakala kita (warga masyarakat) atau Justitiabelen (pencari keadilan) berhadapan dg Kejaksaan. Terimakasih atas waktu, kesediaannya untuk menjawab, dan perkenankan kami utk sekaligus belajar hukum kpd Prof. Kami hanyalah warga masyarakat yg awam hukum. Jazzakallah khoir, Prof.
    Qulil haqo wa-inkana murron (Katakanlah kebenaran meskipun itu pahit).

    Putusan MK sebenarnya menyuarakan konstitusi. Karena itu, kalau ada lembaga negara yang mengabaikannya, dapat dikaitkan dengan pembangkangan terhadap konstitusi. Bisa saja Kejagung nanti tidak mau laksanakan putusan MK, dengan alasan seperti anda katakan di atas, mereka bukan eksekutor putusan MK. Putusan MK memang tidak memerlukan eksekutor seperti putusan pengadilan biasa. Putusan itu wajib ditaati, kalau tidak melawan konstitusi. Saya memeti pengalaman ketika saya menhdapai Jaksa Agung Hendarman yang saya anggap illegal. Putusan MK membenarkan pendapat saya. Mensesneg Sudi Silalahi waktu itu melakukan konfrensi pers berisi 6 point sikap Pemerintah terhadap putusan MK tentang ketidaksahan Hendarman, yang isinya justru memelintir putusan MK dan menolak untuk memberhentikan Hendarman. Namun hanya dua hari Sudi dan jajarannya bertahan. Presiden SBY akhirnya tidak mampu melawan MK dan terpaksa juga memberhentikan Hendarman dari jabatannya. (YIM)

  3. Ayo SBY saatnya tinjukkan nyalimu!!!! Kalau nggak????

  4. alhamdulillah…kepada rekan-rekan, mari kita dukung pak yusril untuk memperbaiki carut marut negara ini… insyaallah negara indonesia akan berjaya….yusril for president 2014.

  5. Mari kita dukung Pak Mahpud MD menjadi Ketua MK Lagi,bila perlu kita jadikan pemimpin RI berpasangan dengan bang Yusril, Karena Pak Mahpud ini bersih dan bebas dari Korupsi, siapapun akan ditindaknya kalau mereka menyimpang, seperti pemalsuan surat2.

  6. mane mau jaksan agung manggil sby, mau diganti..? udeh bosen jadi pejabat..? ingat kiamat sudah dekat, tunjukan yg benar itu benar, yg salah itu salah, jangan takut same jabatan, ingat cerita tentang pemimpin yg tdk adil……Mmg hebat nih bang yusril, bikin jaksa agung kerepotan teyus,mangkenye jgn perne mempermainkan hukum dgn dalil2 akli, dibuat2….pusingkan jadinye, coba nyang lempeng2 aje tanpa takut ama jabatan dicopot….pasti ga stress kayaq sekarang kan.kesono sale kesini sale, ngatret juga sale, Bang yusril,jurhum,jamal terimakasih yee udeh mau baca….

  7. abifasya anti kejagung Dzolim

    pak beye berani ga ya ?
    Kejagungnya berani ga ya ?

  8. apa bedanya berhadapan dengan kejaksaan dan keledai ?????? bagi kebanyakan orang jelas jauh berbeda …….. tapi bagi Bang Yusril sepertinya tidak ada bedanya …..hahahaha

  9. Bang, legal formalnya harus disurati dengan lampiran putusan MK yang telah dilegalisir, mhn jangan lupa tembusan MK, Komisi Kejaksaan, kemudian ke bpk Susilo Bambang Yodhoyono dan Ibu Megawati Sukarnoputri, serta DPR RI. Salam…adinda

  10. Bang YIM nih ada cerita ringan teman-teman diwarung kopi abis tarawih ……begini inti ceritanya

    “Meskipun mantan tentara, masyarakat melihat SBY itu penakut (nyalinye kecil bangeeet!) kalau menghadapi pengadilan/putusan pengadilan. Lihat saja saat RMS meminta penahanan Presiden di pengadilan Negeri Belanda, SBY yang saat itu sudah dijadwalkan kunjungan kenegaraan ketika sampai Lanud Halim Perdanakusuma….langsung graaak balik kanan….ngak jadi berangkat….hahahaha takuuuut ahhhh, masih hebatan mantan Presiden Soeharto, berdua dengan ajudannya Kolonel Syafri Syamsudin kala itu terbang diatas Bosnia dan tanpa utrompi jalan ke panser dan naek panser cuman mau ketemu Presiden Bosnia & ngasih semangat !, begitu baru pemimpin!…….” ,

    begitu tuh ceritanye Bang, Aban ?g setuju gak ame kite-kite, jawab yeee ? makasih Viva bang YIM !!!!!

  11. Bener kagak berani alias penakut hahaha, jadi saksipun paling dibuat “sedemikian rupa”, setelah diperiksa dibawah sampah eh sumpah, jadi dibacakan aja. Atau malah SP3 jadinya hahahaha

  12. andri samarinda

    Iya, malah SP3, daripada jaksa agung and presiden pusing 7 keliling !

  13. Bener SBY apa berani yak ? ….perasaan kita dia tuh penakut kalau dateng ke pengadilan.

  14. Iya, kalau Ibu Mega wajar, karena beliau wanita, bener gak ? nah ini gede besar mau ke Belande…ngak berani, sampe dubes kite kalo gak sale adiknya Habibie jadi bingung banget tuh.

  15. Andi Djalaludin

    As wr wb, pak Amin aye mau komentar nih.., nyali seseorang kagak fisik ukurannye. Biarpun tinggi-gede-besar, kalau penakut ya penakut aje. Makanya, jangan cobe-cobe ngerjain bang YIM, SEKARANG BERBALIK SENSIRI KAN, dia nye tuh kualat ntar sama bang YIM, wslm wr wb

  16. Putusan MK, bila SBY tidak taat akan berimplikasi kepada pemakzulan beliau, karena ia telah pantas diduga kuat melanggar konstitusi, begitu yang bang YIM ?

  17. aye pikir jangan bicara pemakzulanlah, ntar die juge makzul sendiri. Liat aje kepalanye lagi pusing ngadepin nazarudin kalo sampe bongkar bobrok kekuasaanye. Nah soal YIM ini perlu kite suport terus, termasuk dalam menyurati kejagung. Kalo ade keberatan dari mereka, akan ade ganjarannye. Sabar dulu penonton ye

  18. akan ada raja adil yang seadil adilnya

    klo SBY seorang negarawan, jangan tunggu surat pemanggilan jadi saksi, jemput bola donk, menawarkan diri jadi saksi, jangan gengsi, inikan persoalan negara, sebagai kepala negara wajib menyelesaikannya, dengan mau jadi saksi inisiatif sendiri, buat SBY merupakan sebuah bukti bahwa beliau adalah seorang negarawan.DAN INGAATTTTTTTTTTT…JABATAN PRESIDEN ADALAH KUMPULAN DARI KALKULASI SUARA RAKYAT,JANGAN MERASA BAHWA JADI PRESIDEN ITU ATAS KEHENDAK SENDIRI.

  19. toke … (berani) …. tokek … (tidak berani) …. tokek…. (berani) …. tokek (tidak berani) kayanya nda berani pa BEYE,….

  20. saya hanya bisa berdoa semoga akan baik-baik saja,,,
    Amin…

  21. assalammualaikum wr wb…bung YIM Semangat juang anda luar biasa,atas penegakan hukum di negeri ini,penzaliman ter hadap bung YIM Adalah utk pembunuhan karakter…agar cepat selesai surati terus bung YIM Agar mereka2 tahu,ngak semua anak negri bodoh tentang hukum…..mohon kepada pak Presiden SBY Jangan takut utk hadir sebagai saksi bung YIM ,katakan duduk persoalannya jangan korbankan anak negeri ini…Presiden jangan takut utk tegak kan hukum,jabatan tidak di bawa mati,pahala bagi SBY Apabila bersaksi dgn sejujur-jujur nya yang sesuai dgn fakta hukum yang di katakan Bung YIM…….YIM FOR PRESIDENT

  22. SBY? berani? jangan mimpi ah, kesewenang-wenangan Kejagung dikarenakan tidak adanya ketegasan dari pa Beye…, tidak intervensi, cukup prihatin…, negara sing ora ono presidene…

Leave a Reply