- Yusril Ihza Mahendra - https://yusril.ihzamahendra.com -

WALIMAH PUTRA-PUTRI SBY-HATTA

 

Rupanya wartawan Jawa Pos Puspa Purwitasari memotret saya ketika memberi ucapan selamat kepada Presiden SBY dan Ibu Anni Yudhoyono dalam acara walimah perkawinan Ibas-Aliya di Jakarta Convention Hall, Sabtu  26 November 2011 tadi malam. Foto itu dimuat di berita Jawa Pos National Network  (JPNN Com).

Saya memenuhi undangan SBY karena saya pikir, meskipun secara politik saya berseberangan dengan beliau, namun secara pribadi biarlah hubungan silaturrahim tetap berjalan. Ketika saya bersalaman itu Presiden SBY mengatakan “Terima kasih atas kedatangannya Pak Yusril. Saya selalu mengikuti perkembangan Pak Yusril. Meskipun begitu, saya harap hubungan silaturrahmi  kita tetap berlanjut. Kapan-kapan kita bertemu”. Saya hanya menjawab singkat “Selamat Pak”. Ibu Anni juga mengatakan “Terima kasih Pak Yusril, atas kedatangannya”. Setelah itu, sayapun berlalu. Ada banyak orang lain yang antri di belakang saya untuk memberi ucapan selamat.

Ucapan basa-basi Presiden SBY seperti itu sudah sering diucapkannya kepada saya, baik langsung maupun melalui telepon. Saya tak pernah menganggapnya serius, sehingga saya anggap biasa saja. Karena itu, sayapun tidak ingin menanggapi ucapan beliau. Apalagi hal itu akan mengganggu antrian panjang undangan lain yang mau mengucapkan selamat.

Saya tak berlama-lama di acara walimah itu. Saya merasa kikuk karena menjadi perhatian banyak orang. Ketika turun dari tempat pengantin berdiri, banyak orang menyalami saya dan minta berfoto. Maka saya bergegas segera berlalu, jangan mengganggu acara perkawinan itu. Ketika ke luar melalui ruang utama JCC, ada belasan wartawan mewawancarai saya. Saya hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan sekitar masalah politik dan ekonomi. Saya menolak pertanyaan yang minta saya mengomentari perkawinan putra-putri Presiden SBY dengan Menko Perekonomian Hatta Radjasa. Sambil tertawa saya hanya mengatakan “Masyarakat kita selalu mengatakan bahwa hidup, mati, rejeki dan jodoh ada di tangan Tuhan”. Kalau sudah demikian, maka tidak ada lagi hal-hal yang dapat saya komentari. Sayapun berlalu dari keramaian wartawan yang terus menanyai komentar saya tentang perkawinan itu.+++++