SAYA SAMBUT BAIK NIAT DARMONO TUNTASKAN SISMINBAKUM
Saya menyambut gembira ketika Pelaksana Tugas Jaksa Agung Darmono mengucapkan basmalah ketika memulai tugas barunya. Dengan ucapan basmalah itu, mudah-mudahan beliau bertindak lurus dengan nama Allah, dalam menjalankan amanat yang diberikan Presiden kepadanya. Beliau juga mengatakan tidak akan menyia-nyiakan waktu untuk segera memperbaiki citra Kejaksaan Agung “yang sempat merosot akibat ulah Jaksa nakal”. Sudah lama saya dan juga orang lain, merisaukan ulah Jaksa nakal itu. Tentu banyak Jaksa yang baik. Namun sebagian Jaksa ada yang tega-teganya memeras orang dengan cara menakut-nakutinya akan ditangkap dan dijadikan tersangka. Segalanya bisa diatur, yang benar jadi salah dan yang salah jadi benar, tergantung berapa fulus yang akan dibayarkan. Bahkan untuk memindahkan tahanan dari satu tempat ke tempat lain, untuk mohon mengubah status tahanan menjadi tahanan luar, fulus juga yang bicara. Na’udzubillahi min dzalik! (Semoga Allah menjauhkan kita dari semua itu).
Bahwa adanya markus yang bermain di luar dan di dalam Kejaksaan, bukanlah cerita baru lagi. Bahkan mafia hukum, yakni praktik-praktik kotor jual beli perkara, yang hitam jadi putih dan yang putih jadi hitam, seolah sudah menjadi hal yang biasa. Ngeri kita membayangkan lembaga penegak hukum kita telah berubah menjadi sarang penyamun. Seseorang dijadikan saksi dan kemudian diseret-seret menjadi tersangkapun konon dapat dipesan dari luar. Seseorang dapat saja dijadikan target untuk dibidik, yang membuat dia sempoyongan, walau salahnya tak jelas apa. Untuk memulai suatu penyidikan perkara memang mudah saja menurut KUHAP. Asal ada dua alat bukti pendahuluan yang cukup, penyidikan dapat segera dimulai. Seseorang dengan seketika berubah status menjadi tersangka. Mencari dua alat bukti pendahuluan bukan perkara sulit, kalau orang belajar hukum pidana. Mengingat ini semua, alangkah bahayanya jika kewenangan yang dimiliki penegak hukum tidak dilandasi moral yang tinggi dan pengawasan yang efektif. Semua orang dengan mudah saja akan dijadikan sebagai tersangka. Kesalahan gampang saja dicari-cari.
Sayapun gembira Pak Darmono mengatakan akan segera menuntasan kasus-kasus besar dan kasus-kasus yang menarik perhatian masyarakat, termasuklah kasus Sisminbakum. Kata-kata “menuntaskan” itu bisa multi tafsir, bahkan ada yang menafsirkan bahwa itu bermakna saya akan segera ditahan. Saya berprasangka baik dengan Pak Darmono, bahwa menuntaskan kasus artinya menyelesaikan penyidikan berbagai kasus yang kini belum diselesaikan. Menuntaskan haruslah berdasar hukum dan keadilan. Artinya kalau perkara memang cukup bukti dan landasan hukumnya, maka perkara itu harus segera dilimpahkan ke pengadilan. Sebaliknya, kalau alat bukti tidak cukup dan dasar hukum meragukan, maka penyidikan perkara itu harus segera dihentikan. SP3 harus segera diterbitkan dan nama baik tersangka segera direhabilitasi. Inilah keadilan. Jangan berkilah, limpahkan saja perkara, benar atau salah biar pengadilan yang memutuskan. Kalau memang bukti tak cukup dan landasan hukum meragukan, tak perlu melimpahkan perkara ke pengadilan. Penegakan hukum bukanlah soal gengsi dan kemarahan tetapi soal kebenaran dan keadilan. Aparatur penegak hukum menjalankan tugas negara, bukan tugas pribadinya.
Pak Darmono patut pula menyelidiki lebih jauh kemungkinan ulah Jaksa nakal, markus atau mafia hukum bermain dibalik kasus-kasus yang ingin dituntaskan itu. Dalam kasus Sisminbakum misalnya, benarkah ada konflik pribadi antara Jaksa dengan Prof. Romly dibalik dinyatakannya beliau sebagai tersangka? Benarkah sinyalemen bahwa Kejaksaan mengambil tindakan, hanya untuk membungkam suara Prof Romly yang begitu keras mengkritik Kejaksaan Agung dalam penanganan kasus BLBI? Benarkah seorang Jaksa diduga mempraktikkan cara kerja mafia hukum memperkarakan Sisminbakum, demi kepentingan Siti Hadianti Rukmana alias Mbak Tutut yang ingin memaksa Hary Tanoesoedibyo menyelesaikan sengketa kepemilikan TPI? Hary konon dijadikan target dengan lebih dulu membidik kakaknya, Hartono Tanoesudibyo, yang tujuannya hanya untuk memaksa Hary merundingkan soal TPI?
Sudah lama pertanyaan-pertanyaan seputar Sisminbakum yang telah berjalan 8 tahun (2000-2008) sebagai proyek BOT tanpa masalah apapun, tiba-tiba dijadikan perkara pidana pada tahun 2008. Tiga Presiden, Gus Dur. Megawati dan SBY yang berwenang menetapkan sesuatu itu PNBP atau bukan, telah berganti dan tidak ada masalah. Saya, Baharuddin Lopa, Marsillam Simanjuntak, Machfud MD, Hamid Awaluddin silih berganti menjadi Menteri Kehakiman dan HAM, juga tak terdengar masalah. BPK dan BPKP juga tidak pernah menyatakan ada kerugian negara, meskipun BPKP telah melakukan audit investigasi. Lantas, ada apa sesungguhnya dibalik semua ini. Apakah selama 8 tahun itu Kejaksaan memang tidak tahu kalau Sisminbakum itu adalah korupsi dan baru tahun 2008 dengan semangat tinggi mulai menyidik kasus ini. Ada apa Pak Darmono? Banyak pertanyaan yang tak pernah dijawab tuntas, kecuali statemen seadanya dari pajabat Kejaksaan Agung. Kalau ada laporan tentang kejanggalan penanganan suatu perkara, apakah rakyat akan yakin dengan hasil metode pemeriksaan Jamwas yang sangat lemah. Mengapa tidak menyerahkannya kepada lembaga penegak hukum yang lain, untuk mengungkap apakah benar dugaan adanya permainan mafia hukum yang melibatkan Jaksa dalam kasus Sisminbakum ini, yang sekarang keadaannya telah menjadi carut marut, sampai-sampai Presiden “terpaksa” memberhentikan Hendarman Supandi, akibat putusan Mahkamah Konstitusi. Tolonglah hal-hal seperti ini dijernihkan, agar citra kejaksaan yang rusak akibat ulah Jaksa nakal seperti dikatakan Pak darmono, dapat ditegakkan kembali……
Short URL: https://yusril.ihzamahendra.com/?p=408
Bismillah. Wah ini jurus dewa mabuk atau delapan penjuru angin? Yg penting teruskan amar ma’ruf nahi mungkar prof dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Dengan cara ini doa akan dikabulkan, dan pertolongan Allah akan datang. Jika pa Darmono memulai dengan bismillah, ini pertanda baik, smoga meng sp3kan kasus sismibakum, dan akhirnya kita bisa ucapkan alhamdullah. Wassalam.
abang hati2 dan waspada…….jangan sampai di Munirkan atau di baharudin lopa kan
Maju Terus pak YIM kami mendukungmu….
Pak Muhsin, aamien ya Allah ya Rabb…
Jangan lupa juga Pak, Allah akan menurunkan pertolongan-Nya kepada dua orang mukmin yang bertolong-tolongan di jalan-Nya, jadi apalagi lebih dari dua orang tentu insya Allah akan lebih besar lagi pertolongan-Nya. Artinya mulai sekarang jangan hanya pihak Pak YIM yang berjuang sendiri, tapi pihak-pihak lain pun yang sepakat harus rapatkan barisan ikut mendukung demi mengungkapkan kebenaran, suka atau tidak suka dengan pihak/pribadi YIM. Dan yang juga terpenting adalah menjaga kesehatan dan keselamatan Pak YIM, terutama ekstra hati-hati dengan makanan dan perjalanan, karena boleh jadi (naudzubillah, jangan sampai) seperti Alm. Munir, karena semakin tampak kebenaran di sisi Pak YIM diakui alhamdulillah semakin banyak dukungan, tapi jangan lupa setan-setan (baik dari manusia dan jin) yang terkutuk tentu akan semakin siap dan licik dengan jurus-jurus balik yang juga tak terduga. Jadi tetap waspada Pak YIM, jaga juga keselamatan keluarga, dan jangan kuatir, jika mati mempertahankan harta benda yang kita miliki saja syahid pahalanya apalagi membela kehormatan dan kebenaran, hidup mulia (terhormat) atau mati syahid. Kami semua selalu berdoa untuk keselamatan dan kesehatan Pak YIM dan keluarga. Kalau Pak YIM sehat walafiat bisa siap bertarung lagi dengan jurus-jurus jitu simpanannya. Tetaplah Pak YIM dan keluarga minta petunjuk dan pertolongan “hanya” kepada Allah, sementara musuh kita mungkin minta nasehat dan kekuatan kepada paranormal (alias anak buah syetan/iblis) dan itu musyrik serta menjerumuskan. Jangan lupa qunut nazilah dibaca selagi shalat, hanya dukungan dan “tawaashau bilhaq watawaashaubis shabr” saja yang bisa kami berikan, sementara musuh dan orang/pihak lain mungkin kini masih sempat ke-“tawa-tawa”. Ingat firman Allah QS.7:176, “…maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya dijulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia menjulurkan lidahnya (juga)….”. Terima kasih Pak YIM atas perjuangannya demi kebenaran dan tetaplah berjuang dengan kalimat-kalimat-Nya, kami siap di sekeliling Anda.
saya lihat korps yang di gedung bundar itu sepertinya papa dalam ilmu dan nalar sehingga mereka hanya mampu memaksakan persepsi hukum daripada logika hukum. bagaimana mereka mau bicara keadilan???Outputnya tidak lain berupa arogansi kekuasaan. Apa jaksa2 ytang bersih didalam tidak berani bersuara?? menyedihkan lihat nalar kapuspenkum di acara jakarta lawyers club, pembelajaran mahal buat republik ini.
Saya mendukung tulian-tulisan Bung YIm ini disebarluaskan di media masa. Tulisan yang bergizi, argumentatif, mencerminkan pengetahuan hukum yang luas dari YIM.
Hati-hati…….Bang. Negeri kita bak belantara. Yang kuat makan yang lemah….hanya Allah yang Kuat…Aulia Syaithan itu lemah. Sehebat apapun makar mereka….
kejagung lawan aja coy, isinya sampah. mendingkali banyak manfaatnya kaya bantar gebang. boro2 deh. coba deh survey.. berapa banyak jaksa yang punya sakit strok, ginjal, diabetes dll di akhir masa jabatannya/ anak istrinya mentalnya hancur..karena apaaaa.. cara cari duitnya tidak benar.
Maju terus bung, kami doakan. Demi kebenaran dan keadilan.
hajaaaaaar. habisin oknum jaksa korup
Bang apakah betul pernyataan Abang yang dimuat di Rakyat merdeka online tanggal 28 September 2010?
Terkait beberapa usulan Adnan Butung Nasution agar menjadi Jaksa Agung.
saya kutipkan :
“Pak Buyung itu sudah uzur. Sebaiknya beliau banyak-banyak beribadah dan berzikir untuk mendekatkan diri kepada Tuhan,” ujar Yusril kepada Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Selasa, 28/9).
Yusril pun kemudian menambahkan nasihatnya untuk Bang Buyung. Yusril berharap Bang Buyung untuk tidak terlalu tergila-gila dengan nafsu kekuasaan duniawi yang hanya sementara di ujung usia yang kian senja.
“Nafsu amarah dan nafsu duniawi begitu membara pada beliau, sehingga mengalahkan akal sehatnya. Saya khawatir hidup beliau akan berakhir dengan syu’ul khotimah,” tandasnya.
http://www.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=4972
Di beberapa forum timbul berbagai pernyataan bahwa kalimat tersebut tidak etis dan seolah-olah Abang sangat takut kalau Adnan Buyung benar-benar menjadi Jaksa Agung
Sumbernya memang berasal dari saya, tetapi telah diolah dan diberi judul oleh RMonline sendiri. Kalau soal etis atau tidak etis, tentu tergantung dari sudut pandang. Pak Buyung juga sering caci maki saya di berbagai media, saya tidak bereaksi. Sekali ini saya nasehati beliau dengan niat yang baik, supaya banyak-banyak beribadah dan berzikir untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, di saat usianya yang telah tergolong uzur. (YIM)
Bismillah. Smoga Bang Buyung mengambil nasehat yang baik walau dari YIM, apalagi disampaikan dengan niat yg baik. Sy tidak ingin ada dendam antara Bang Buyung dengan YIM sehingga dibawa mati. Anggaplah nasehat itu sebagai bagian dari kasih sayang orang lain terhadap diri kita yg tidak luput dari kelemahan walau terasa pahit. Obat itu ada yg pahit, tapi dapat menyembuhkan penyakit dengan ijin Allah. Memang sudah saatnya semakin tua banyak mendekatkan diri pada Allah Yg Maha Kuasa, bukan dengan penguasa apalagi kekuasaan. Smoga Bang Buyung tidak marah dan jadi pemaaf. Wassalam.
Ya lah Bang Buyung, harusnya Abang tuh berterima kasih kepada Bang YIM sudah diingatkan adiknya sebagai sesama mukmin, masih mukmin khan? Entahlah kalau sekarang karena kemarin-kemarin nekad betul bela-belain jamaah Ahmadiyah, bukannya disuruh saja bikin agama sendiri biar gak merusak agama Islam. Kalau dulu (mudah-mudahan tidak salah ingat) Abang pernah bela-belain Bang YIM di UI sampai bawa-bawa “kapak” segala, sekarang mungkin Bang YIM mau menyelamatkan Abang di dunia ini agar tidak nyasar di akhirat, walaupun nasehat Bang YIM itu lebih tajam dari “kapak”, tapi itu untuk memungkas “keterlaluan” Abang Buyung, ya… Mohon maaf ya Bang..
Ya Allah berikanlah keselamatan dan kekuatan kepada hamba-Mu Bapak Prof. Yusril Ihza Mahendra, berikanlah kemudahan dalam menghadapi urusannya, tinggikanlah derajatnya, ampunilah segala kesalahanya baik yang disengaja maupun yang td disengaja.
Amiiin
aamien…
Usul nih Boss,
Gimana kalo komentar-komentar yang masuk ke Blok YIM ini ada editing sebelum dimunculkan, saya kuatir komentar-komentar itu mungkin kurang pas atau layak, mungkin maksudnya baik tapi keliru mengungkapkannya, apalagi yang nada-nadanya memang berniat kurang baik. Ini semua demi kebaikan Boss juga, saya tahu di forum ini semua bebas berekspresi asalkan dalam koridor, nah kontrol koridornya harus ada, walaupun memang komentar-komentar yang tidak mendukung Boss atau mengkritik juga perlu tapi tidak semua mesti ditampilkan, cukup menjadi masukan buat Boss dan tak perlu diketahui orang lain apalagi khalayak di dunia maya ini. Terkadang sayapun merasa kurang pas dengan komentar yang saya sampaikan di blog ini, tapi terlanjur terkirim dan tertampilkan, memang ini akhirnya jadi pelajaran buat saya agar mencermati lagi setiap komentar saya karena tidak semua produk spontanitas itu baik, untuk itu dalam kesempatan ini saya juga mohon maaf jika ada yang tidak berkenan di hati Boss terkait komentar-komentar saya, tanpa mengurangi hormat dan dukungan saya kepada Boss. Untuk itu usulan saya tadi kiranya perlu Boss pertimbangkan, bagaimana mekanismenya saya sendiri tidak mengerti, mungkin Boss bisa tiru tempo.interaktif atau situs-situs lainnya. Jangan sampai ibarat kita pasang pukat untuk menangkap ikan tapi jari kita terantip jari kepiting. InsyaAllah itu akan lebih baik, Boss. Trims…
Terima kasih dan saya pertimbangkan tentunya. (YIM)
Bung Joe,
Kalau pendapat saya, saya lebih senang blog ini seperti dulu saat pertama kali diluncurkan, yaitu blog tanpa moderasi sehingga semua opini bisa masuk dan kita bisa menilai opini baik itu yang pro maupun yang kontra. Seperti yang ditulis YIM pada kata pengantar blog ini, bahwa blog ini adalah “wahana komunikasi bertukar pikiran secara jernih, intelektual dan simpatik, atas dasar prinsip saling menghormati”.
Dulu opini-opini pedas dan kritis, bahkan kasar juga banyak yang masuk di blog ini yang kemudian dijawab oleh bang Yusril dengan argumentatif. Sehingga muncul diskusi yang menarik antara pihak yang pro maupun kontra seperti saya yang sangat menikmati diskusi argumentatif bang Yusril dengan Denny di koran Sindo. Di sisi lain, dari diskusi, tanya jawab tsb, para pengunjung blog juga mendapat pencerahan. Jangan sampai (walaupun tidak salah juga) blog ini cuma jadi blog orang yang pro YIM saja
Hehehe, it’s OK Bung Fadhly, itu terserah yang punya blog deh, tapi yang jelas Pak YIM sudah jawab usul saya, alhamdulillah saya lega. Ada juga benarnya usul Saudara, karena Pak YIM tidak pernah takut kecuali kepada Allah SWT saja, jangankan cuma kepada “bloger-bloger nakal”, jaksa agung (a)gak nakal saja dihadapi beliau apalagi nanti insya Allah cuma “para jaksa nakal” – yang takut kehilangan jabatan di dunia tapi tidak takut jilatan api neraka di akhirat. Maju terus Pak YIM, insya Allah para malaikat dan orang-orang beriman serta pendamba kebenaran/keadilan beserta Sida’, Allahu Akbar…
Saya ikut blog ini karena saya ingin menikmati diskusi sehat dan cerdas. Selama ini saya cukup terkesan dengan cara bang Yusril menjawab dan berargumentasi seperti saat menonton acara Jakarta Lawyers Club di TV One Senin malam lalu. Waktu mendengar jawaban jaksa dari Jakgung terkait saksi ad charge yang diajukan YIM, yaitu SBY, yang katanya akan ditelaah dulu, waduh mual perut saya mendengar jawabannya. Bagaimana mungkin jawaban seperti itu muncul dari penegak hukum.
Kalau ahli hukum dan profesor hukum seperti bang Yusril saja bisa dibegitukan, apalagi orang awam hukum seperti rakyat kebayakan??
Ada satu ilustrasi dalam penegakan hukum di negeri ini, begini ceritanya
Seorang pengendara sepeda motor distop oleh penegak hukum di jalan raya, pada saat si penegak hukum meminta kepada sipengendara untuk menunjukkan sirat-surat yang berkaitan dengan kepemilikan kenderaan, Surat Izin Mengemudi, dan memeriksa seluruh perlengkapan kendaraan, dan tidak satupun yang bermasalah. STNK ada, pajak belum mati SIM ada dan masih berlaku, lampu besar, lampu rem, lampu sign semua hidup, kaca spion dua-dua nya ada.
Namun si penegak hukum juga mengeluarkan Surat Tilang, dan sipengendara diperintahkan untuk menandatanganinya. Sebelum sipengendara menandatangani Surat Tilang tersebut dia bertanya, Pak surat-surat saya kan lengkap semua, kenapa saya ditilang juga?, dan dengan perasaan tidak bersalah sang penegak hukum tadi menjawab “Benci Saya Melihat Kamu”, dan sipengendara pun langsung menandatanganinya, karena takut kepada penega hukum tersebut.
Dari itu pak Prof. Yusril, saya sangat mengagumi Bapak,tolonglah sadarkan para penegak hukum yang masih nakal di negeri ini, saya tidak memakai istilah “bukakan mata para hakim nakal/bukakan hati hakim para nakal” karena menurut saya mata meraka telah terbuka tetapi tidak dapat melihat, mereka semua punya hati tapi tidak bisa merasa.
Kepana mereka tidak dapat nelihat dan tidak dapat merasa karena mereka dalam keadaan tidak sadar, biar rakyat yang tidak tau dengan hukum tetapi tetap mendapat perlakuan yang adil.