LAGI: WAWANCARA SEPUTAR WIKILEAKS
Bagaimana Bang Yusril menyikapi pemberitaan dua media Australia tentang bocoran Wikileaks?
Saya biasa-biasa saja menyikapi berita tersebut, karena yang dipusingkan justru SBY dan pemerintahannya, bukan saya. Dalam berita itu saya disebutkan sebagai “obyek” yang dijadikan sasaran dimata-matai;
Terkait Bang Yusril, apakah benar isi bocoran wikileaks yang diberitakan itu?
Sebagai sesuatu yang disebut sebagai kegiatan intelejens, untuk mengatakan “benar” atau “tidak benar” bukanlah hal yang mudah dan sederhana. Apa yang dilakukan oleh intelejens serba tertutup dan serba rahasia. Segala hal yang dibelakangan hari bisa dijadikan bukti, biasanya segera dimusnahkan. Jadi, kalau boleh saya mengatakan bahwa saya hanya merasakan hal itu ada, artinya, saya bukan saja dimata-matai, tetapi saya merasa bahwa saya menjadi target operasi inlejens. Saya merasakan itu sejak lama, bukan saya sekonyong-konyong baru saya menyadari setelah ada bocoran Wikileaks. Bocoran Wikileaks hanya memperkuat perasaan saya saja;
Kalau memang benar, apa langkah Abang selanjutnya?
Langkah saya hanya menjelaskan ke masyarakat bahwa sejak lama saya merasa saya dimata-matai dan bahkan lebih jauh menjadi targer operasi inletejens. Kalau dimata-matai, tujuannya hanya mendapatkan informasi. Tapi kalau target operasi, bisa dilakukan secara terencana dan sistematis, misalnya menciptakan citra buruk tentang saya, membunuh karakter dan mematikan perjalanan politik saya. Tuduhan Sisminbakum bagi saya jelas merupakan sebuah operasi intelejens. Plt Jaksa Agung Darmono pernah membantah ada unsur politik dan saya dijadikan target dalam kasus ini. Saya ketika itu secara terbuka menantang Darmono untuk memberikan penjelasan murni yuridis – tanpa sedikitpun ada kaitannya dengan politik – yakni, dalam dakwaan terhadap Yohanes Woworuntu misalnya, disebutkan dia didakwa bersama-sama dengan saya melakukan korupsi berlanjut dari tahun 2000 sampai 5 November 2008. Pertanyaan saya, antara tahun 2000 sampai 2008 itu ada 7 orang menjadi Menteri Kehakiman, tapi mengapa hanya saya yang didakwa yang lain tidak? Apa alasan yuridis yang digunakan Kejaksaan Agung? Sampai hari ini, Kejaksaan Agung tidak berani menjawab pertanyaan ini. Padahal pertanyaan itu dimuat dalam begitu banyak pemberitaan media. Hal-hal seperti ini membuat saya merasakan bahwa saya memang dijadikan target politik melalui operasi intelejens yang sistimatis dan terencana. Karakter saya ingin dibunuh dan karier politik saya ingin dimatikan. Bocoran Wikileaks menyebutkan saya sebagai “rival” politik. Jabatan saya waktu itu Menteri Sekretaris Negara.
Kabarnya, Bang Yusril langsung menelepon Pak Syamsir. Apa maksud dan tujuan peneleponan itu?
Karena nama Syamsir (ketika itu menjabat Kepala BIN) disebut-sebut sebagai orang disuruh SBY, tentu agar fair saya meminta klarifikasi Samsir. Samsir tidak mengiyakan, tapi juga tidak membantah.
Menurut Abang, adakah pihak-pihak yang diuntungkan dan dirugikan dengan pemberitaan bocoran itu? Kalau ada siapa dan mengapa?
Kalau SBY dan pemerintahannya, serta keluarganya, tentu saja merasa rugi dengan berita-berita seperti itu. Mensesneg Sudi Silalahi menjelaskan kepada pers bahwa Ibu Ani menangis seharian setelah mendengar berita itu, dan Pak SBY merasa tidak enak badan sampai-sampai tidak hadir melaksanakan sholat Jum’at. Kalau berita itu tidak merugikan, saya kira Ibu Ani takkan menangis seharian dan Pak SBY akan sehat wal ‘afiat serta bisa menunaikan sholat Jum’at. Menko Polhukam, Menlu, para staf khusus Presiden dan pejabat KBRI di Canberra juga sangat sibuk membuat bantahan. Kalau tidak merugikan, tentu kesibukan semacam itu tidak perlu terjadi. Kalau yang diuntungkan, saya kira tidak ada yang diuntungkan. Semuanya jadi repot akibat bocoran ini.
Apa sebaiknya tindakan pemerintah terkait isi bocoran itu?
Saya sendiri sudah lama disingkirkan dari Pemerintahan. Ini menyangkut mereka, karena itu saya sendiri tidak ingin menggurui. Kecuali Pemerintah meminta pendapat saya, saya akan penuhi. Tokh dari pihak Pemerintah tidak pernah menghubungi saya. Itu berarti memang keterangan atau masukan saya memang tidak diperlukan.
Demikian jawaban saya.
Cetak artikelShort URL: https://yusril.ihzamahendra.com/?p=585
Jawaban yang mantaaaaap. bolehkah mobo “berguru” pada bang yim???
Bismillah. Siapa menabur angin akan menuai badai. Siapa jahat akan kena adzab. Walau bocoran sudah bikin babak belur. Entah lagi yang akan terkuak nanti. Satu satu Allah bongkar. YIM jadi target intelejen sudah diperlihatkan -Nya. Kedepan akan datang gonjang ganjing politik di negeri mimpi ini. Wallahu alam. Wassalam.
ibarat permainan caur skak ster euy … teu bisa ojah deui, hebat euy kang YIM ….
Hidup YIM
kebenaran semakin terungkap terang benderang,maju terus bang YIM
Saran:
Tampaknya posisi profesor Yusril yang ‘dizalimi’ kali ini terkonfirmasi. bagi teman-teman dan kerabat yang setia dengan keyakinan bahwa Profesor Yusril tidak seperti yang dituduhkan. Boleh juga-lah kita serang balik, tapi tidak dengan menebar keburukan, DENGAN MENERUSKAN DAN MEMPERSBANYAK INFOMASI TENTANG YANG DISAMPAIKAN PROFESOR DALAM SETIAP TULISANNYA TENTANG APA SAJA WIKILEAKS CASE KHUSUSNYA.Bisa lewat blog, twitter atau facebook. Apa sajalah.
Mudah-mudahan pencerahan Profesor akan semakin tersebar sebanyak-banyaknya kepada semua pengguna informasi dunia maya.
Wassalam.
tinggal menunggu waktu saja, kebenaran akan terungkap atau malah menghilang begitu saja….
Aku bersyukur sekaligus bangga deh, punya “suhu” seperti Prof. YIM alias Lax. Ceng Ho, setiap komentar & jawaban, khususnya terkait pemberitaan wikileaks akhir-akhir ini, exellent nian & sungguh2 bijaksana. Terima kasih “paman guru”, maju teruuus, semoga Allah SWT selalu merahmati & melindungi, aamien….
saya ingat dulu pada pilpres 2004 partai PBB satu2nya parati islam yang mendukung SBY bahkan fitnah dan cacian bertubi2.. tapi kenapa sekarang setelah SBY berjaya jasa bapak dilupakan, bahkan dengan keji orang2 SBY memfitnah bapak…. SBY lupa kacang akan kulitnya.. teruslah berjuang pahlawanku… kebenaran ada di pihak bapak…
Begitulah realitas politik yang terjadi. Semuanya akan menjadi catatan sejarah perjalanan bangsa kita. Terlalu banyak hal-hal tragis yang terjadi, tapi itulah kenyataan yang harus saya terima. (YIM)