SERANGAN KE MAPOLSEK HAMPARAN PERAK
Serangan sekelompok orang bersenjata ke Mapolsek Hamparan Perak, Sumatera Utara, yang menewaskan tiga anggota POLRI, sungguh memprihatinkan kita semua. Belum jelas benar motif penyerangan ini. Namun sepintas diduga aksi itu merupakan balas dendam atas aksi penggrebekan Densus 88 di sekitar daerah itu beberapa hari yang lalu. Apakah mereka teroris atau bukan, yang nyata di depan mata kita ialah adalah sekelompok orang bersenjata melakukan penyerangan terhadap kantor polisi. Orang bersenjata itu, bisa saja orang sipil menggunakan senjata illegal, atau mungkin pula dari kalangan tentara dan polisi sendiri. Semua itu adalah kemungkinan. Namun siapapun mereka, kalau menggunakan senjata secara tidak sah melakukan penyerangan terhadap siapa saja, jelas dia merupakan ancaman bagi keamanan masyarakat dan keamanan negara. Apalagi kelompok orang bersenjata itu menyerang markas polisi, yang menjadi simbol penjaga keamanan dan ketenteraman masyarakat, keadaannya tentu menjadi bertambah serius.
Keadaan seperti di atas tidak bisa dibiarkan. Sudah saatnya Pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh dalam menangani keamanan dalam negeri, khususnya terhadap kelompok bersenjata, yang bukan saja dapat menyerang sasaran petugas keamanan, tetapi juga dapat menyerang warga sipil. Kalau di Buol, markas polisi diserang karena prilaku polisi yang diduga menyiksa warga. Ada unsur dugaan kesalahan polisi yang memicu kemarahan warga. Namun warga yang menyerang bukan kelompok terorganisir yang memiliki dan menggunakan senjata. Dalam kasus Hamparan Perak, kemarahan warga terhadap prilaku polisi tidak ada. Namun kemarahan sekelompok orang atas penggrebekan kelompok yang diduga teroris nampaknya memang ada. Namun apakah mereka yang menyerang berasal dari kelompok ini, belum dapat dipastikan. Kasus ini memang perlu didalami. Siapapun mereka, sekali lagi saya katakan, keberadaan mereka jelas merupakan ancaman bagi keamanan dalam negeri.
Negara, dalam filosofi bernegara kita, bertujuan untuk melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia dari ancaman siapapun. Karena itu, negara yang dalam hal ini diwakili oleh Pemerintah, berkewajiban untuk melindungi segenap bangsa dari setiap ancaman, rasa ketakutan dan kekhawatiran. Kegagalan Pemerintah menjamin hal ini, berarti kegagalan Pemerintah dalam melaksanakan fungsi negara sebagaimana diamanatkan konstitusi. Tidak bisa Pemerintah tidak menangani persoalan seperti ini dengan sungguh-sungguh.*****

Short URL: https://yusril.ihzamahendra.com/?p=391
ORANG-ORANG YANG MENDAPAT KEAMANAN DAN PETUNJUK
Oleh
Syaikh Ali bin Hasan Abdul Hamid Al-Halabi
sumber http://www.almanhaj.or.id
Mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk?
Banyak manusia pada saat ini, mereka hidup dalam kecemasan, ketakutan ? kengerian ? kehati-hatian ? dan mereka tidak mengetahui sebab yang pasti dari semua ini, sesungguhnya hanyalah hal itu (timbul) dari perasaan mendalam yang menghantui mereka, baik di jalan, di rumah dan benteng mereka, atau dalam kehidupan mereka, dan saat kepergian dan kedatangan mereka (dari bepergian). Dan kalaulah mereka memandang dengan pandangan yang tinggi dan cermat? tentulah mereka akan mengetahui bahwa sebab utama jauhnya mereka dari keamanan ? dan tenggelamnya mereka dalam kebalikannya adalah : Jauhnya mereka dari iltizam (konsekwen) dengan hukum-hukum Allah.
Allah berfirman.
Artinya : Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk? [Al-An?am : 82]
Maka keamanan dan petunjuk adalah dua hal yang berdekatan yang tidak dapat dipisahkan jika lenyap salah satu dari keduanya maka lenyaplah yang lain, bahkan jika salah satu dari keduanya tipis maka tipislah yang lain.
Maka keamanan yang hakiki bukanlah dengan banyaknya pasukan dan tentara dan bukan pula dengan banyaknya penjaga dan senjata. kemanan yang hakiki hanyalah timbul dari jiwa mutmainnah (jiwa yang tenang), jiwa yang meridhai Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul.
Maka -kalau begitu- keamanan yang hakiki itu adalah aman dari hal-hal yang menakutkan, aman dari siksa, dan kesengsaraan, serta hidayah, mendapatkan petunjuk kepada jalan yang lurus.
Maka jika mereka tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kesyirikan saja, akan tetapi mereka melakukan perbuatan buruk, maka mereka memperoleh pokok hidayah, dan pokok keamanan, walaupun tidak mendapatkan kesempurnaan keamanan dan hidayah.
Dan pengertian ayat yang mulia itu (Al-An’am : 82) bahwasanya mereka yang tidak memperoleh dua perkara ini (keimanan dan tidak mencampurkan iman mereka dengan kezaliman), maka mereka tidak memperoleh hidayah dan keamanan, justru yang mereka dapatkan adalah kesesatan dan kebinasaan.
Dan ayat yang agung ini (Al-An’am : 82) menjelaskan kepada kita pemahaman yang nyata pada firman Allah.
Artinya : Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu? [Ali-Imran : 151]
Ini (terjadi) di dunia, walaupun mereka (orang-orang kafir) mempunyai benteng yang sangat tinggi lagi kokoh serta terjaga, dan mempunyai persenjataan, tentara, penjagaan dan kekuasaan?.
Adapaun kelak di akhirat ?
Artinya : Tempat kembali mereka ialah neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim? [Ali-Imran : 151]
Dan janji yang benar datangnya dari Allah yang Haq maka bagi orang-orang yang beriltizam (berpegang teguh) untuk mendapat keamanan yang hakiki.
Artinya : Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku? [An-Nur : 55]
Artinya : Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui?? [Al-An?am : 81]
Orang yang mendapatkan hidayah dan keyakinan,
Ataukah orang yang berbuat kerusakan dan pelindung-pelindungnya orang musyrik!?
Ataukah pengikut-pengikut mereka dari kalangan orang-orang yang berbuat kerusakan dan semisal orang-orang munafik!?
[Diterjemahkan dari majalah Al-Ashalah edisi 3 hal. 7-8, Disalin ulang oleh Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah Edisi Th I/No. 06. Diterbitkan : Ma?had Ali Al-Irsyad Jl. Sultan Iskandar Muda 46 Surabaya]
Bismillah. Kejadian itu bisa karena balas dendam akibat tindakan polisi/pemerintah yg semena-mena. Bisa juga karena ingin menunjukkan kelemahan polisi/pemerintah dalam menciptakan rasa aman pada rakyat. Kalau rasa aman di negeri ini tidak ada, ini artinya polisi/pemerintah mandul. Karena saya setuju harus ada kesungguhan, keberanian dan aksi nyata dalam menciptakan rasa aman sehingga rakyat tenang dan senang. Wassalam.
Tapi issuenya juga, yang menyerbu itu sama dengan yang merampok Bank CIMB, adalah Densus88, bagaimana ini?
Pertanyaan lainnya adalah apakah Polri atau pemerintah selama ini jujur dengan aksi2 oleh tertuduh teroris? bukan untuk kepentingan politik saja untuk menutupi kasus2 lain atau pesanan luar negeri misalnya Australia atau Amerika?
Sdr. Hadi mungkin ada benarnya.
Coba simak pernyataan Tgk M Yusuf Al Qardhawy Al Asyi, Ketua DPD FPI Aceh dengan tajuk “Teroris Kok Bebas Masuk Mako Brimob?” dalam Tabloid Media Umat Edisi 42, 10-23 Ram 1431 H / 20 Agu – 2 Sep 2010, berikut ketipan sebagiannya”
“Yang jelas, dari sembilan orang ini ada beberapa yang sempat juga latihan tembak pakai senjata otomatis yang asli pada akhir Maret 2009 di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Saya tahu itu. Dari situ saya mulai curiga. Kok bisa ya latihan menggunakan senjata otomatis yang asli di Markas Brimob? Saya jadi curiga jangan-jangan dijebak tindak terorisme. Karena sebelumnya kami kaget ketika Sofyan (Sofyan Tsyauri, konon desertir Polisi, pelatih teroris, pen.) menyuruh merampok. Meskipun kami tidak sampai melakukan perampokan tapi kami sempat mengintai target. Bukankah itu terlarang dalam Islam? Keheranan itu semakin kuat saat saya tahu Spfyan kok masih bisa akses Mako Brimob dan latihan menembak. Karena khawatir ini jebakan, saya mengajak beberapa orang untuk kembali ke Aceh. Sofyan tidak mau mengongkosi. Kami bertiga pulang ke Aceh. Yang lain terpaksa tetap tinggal karena tidak punya uang.”
Kasihan kepada Tgk M Yusuf ini karena sudah sempat diajak Sofyan mengintai target, mungkin sudah tertangkap kamera Polisi (Densus 88) dan mungkin akan dikejar-kejar juga apalagi menjadi saksi (tahu rahasia) keterlibatan dan kiprah Sofyan yang agen polisi ini. Lebih kasihan lagi teman-temannya yang tidak bisa pulang tadi, mungkin sudah ditangkap dan di”dor” Polisi, atau disuruh-paksa untuk melakukan “tindak teror” baik kepada pihak sipil atau pihak polisi sendiri. Kita jadi ingat kebiasaan Yahudi-Zionis Israel yang sengaja membakar rumah-rumah warganya sendiri (sebagai tumbal) lalu dengan mudah menuduhkan pelaku pelaku pembakaran tsb kepada warga muslim Palestina. Sama seperti mereka memperalat Hitler menteror orang-orang Yahudi sendiri di Eropa agar mau eksodus ke wilayah Palestina untuk Israel di sana. Sudah seharusnya ummat mencari-tahu apa yang tersirat, bukan menerima bulat-bulat saja apa yang tersurat dalam berita media-media yang sebagian besar memang dimodali dan menjadi kaki-tangan asing dan zionis.
Hitler: “Kebohongan yang diucapkan 1.000 kali sama dengan kebenaran”
Nah, alat yang dipakai untuk mengucapkan ulang kebohongan tersebut adalah “media”, karena itulah mengapa saudagar-saudagar Yahudi memelihara dan memberi makan media-media yang ada, khususnya di negeri ini.
Saya jadi ingat kata Ustadz saya bahwa ayat terakhir dalam Surat Al Fatihah ” ghairil maghduubi ‘alaihim waladdhoolliin”, yang sesat itu adalah orang Nashrani (yang disesatkan oleh pendeta-pendeta Yahudi, bukan mengikuti ajaran Isa as melainkan ajaran Paulus alias Saulus), sedangkan yang dimurkai oleh Allah itu adalah orang-orang Yahudi itu sendiri. Orang-orang Nasrani dan Yahudi jika memang benar-benar tidak sesat dan menyesatkan, tentu sudah mengikuti ajaran Muhammad saw. Sayangnya sekarang ini malah banyak orang-orang muslim yang ikut sesat dan bahkan menyesatkan saudara-saudaranya baik dalam peradilan maupun terorisme, na’uudzubillaah…